BAB XV

7.9K 797 138
                                    

                     Selamat membaca
                   Jangan lupa vote 🥰

Perayaan ulang tahun pangeran Nathan sekitar dua minggu lagi, semua persiapan sudah mulai disiapkan dan  itu artinya mereka memiliki waktu lagi untuk menyusun rencana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perayaan ulang tahun pangeran Nathan sekitar dua minggu lagi, semua persiapan sudah mulai disiapkan dan  itu artinya mereka memiliki waktu lagi untuk menyusun rencana.

Kuharap banyak uang nantinya🤩🤩

Memang susah kalau isi kepala hanya uang, Leona sama sekali tak mendengarkan Theodor yang bicara perihal perayaan nanti.

'hah~ dia tak mendengarkan ku!'

"Leona!" Panggilan Theodor membuat Leona sadar dari khayalannya yang terlalu tinggi.

"Ya? Ada apa yang mulia?!" Leona berusaha menfokuskan pandangannya ke arah Theodor.

"Hah~kau tak mendengarkanku bukan?"

"Tidak! Saya dengar kok!" Elaknya. Memang benar dia tak mendengarkan Theodor sedari tadi, ia hanya memikirkan perhiasan perhiasan yang akan dilihatnya saat perayaan nanti.

Theodor malas untuk berdebat "kau akan datang dengan kereta kuda dengan lambang kekaisaran nantinya" lanjut Theodor menjelaskan.

"Hah?! Maaf saja yang mulia tapi saya tidak miskin!" Leona mengarahkan telapak tangan sambil bergeleng.

'astaga bicara dengannya hanya membuat sakit kepalaku!!'

"Maksudnya agar nanti kau tidak terkena rumor yabg lebih aneh lagi!" Ujar Theodor menatap gadis berambut hitam itu dengan sabar.

"CK! Bilang dari tadi yang mulia kalau bisa tambahkan pernak pernik emas dan permata di pintunya ya?!" Pembahasan Leona tak jauh-jauh dari emas, permata.

"Apa yang ada dipikiranmu itu hanya uang?!" Tanya Theodor mulai kesal. Sejak pertemuan mereka yang dibicarakan Leona hanya soal uang.

"Mimpi itu seperti pohon yang mulia" jawab Leona sambil menyium aroma teh merah fermentasi dicangkirnya "lebih menyenangkan melihatnya daripada memanjatnya"

"Memang benar mimpi itu tak mudah digapai tapi setidaknya kau harus berusaha bukan?!" Balasnya menatap Leona.

"Ya! Tapi saya malas soalnya membuat saya berkeringat!" Jawabnya asalan.

'ukh! Sudah kuduga yang keluar dari mulutnya tak ada yang benar'

Theodor menghela nafas panjang, ia benar-benar tak habis pikir dengan cara pikir Leona "sudahlah, yang penting ingat kalau kau harus datang" ia segera berdiri dan memasang kembali jubah hitam miliknya.

"Baiklah! Apa anda akan pergi yang mulia?!" Tanya Leona menatap Theodor yang merapikan tudung jubahnya.

"Ya, aku ada urusan lagi dan tolong beri aku kepercayaan!" Ia segera beranjak pergi meninggalkan Leona sendiri yang tengah menikmati teh merah.

Money Or Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang