Sehari sebelum Leona sadar Pangeran Nathan bukan.... Nathan di kirimkan ke pulau Werl sebagai seorang rakyat biasa status pangeran di lepas dan harus meninggalkan istana dan hanya bisa kembali ke istana kalau kaisar memanggil dirinya.
Di hari yang sama Chaterine memilih untuk meminum racun di dalam penjara bawah tanah istana, ntah dari mana ata Nathan yang memberikan racun tersebut pagi harinya gadis itu sudah tergeletak kaku tak bernyawa di lantai sel.
Hari ini adalah hari penghukuman bagi Duke Odhen dan Rose. Mereka di seret oleh prajurit menuju tiang pancung. Rakyat datang melihat pemenggalan Duke Odhen dan Rose, mereka melempari ke arah tiang pancung dengan sampah, kotoran ternak, dan ludah.
Duke Odhen terlihat seperti orang linglung, sedangkan Rose terus memberontak tak menerima keputusan kaisar.
"Aku tidak terima ini! Aku takkan menerimanya!! Aku akan segera kembali dan membunuh kalian semua!!"
Gadis itu masih saja mengutuk orang-orang yang mencemooh dirinya. Dia bahkan hanya menilai secara sepihak semua orang membencinya, ada beberapa yang prihatin dengan gadis muda itu akan dipenggal.
Leher mereka berdua di taruh di lubang tiang dan di tahan dengan kayu, tangan mereka di ikat kebelakang.
Dua algojo yang memegang tuas penarik terlihat bersiap akan melakukan tugas mereka.
Theodor tak datang hanya ada Dave, Sean, Marquis Deghuren, Duke William, dan count Jordan melihat penghukuman Duke Odhen.
Syut~!
"Aku ak-"
Rose tak menyudahi kalimat yang akan dikatakannya, gadis itu sudah mati akibat kepala terpisah dari badan, kepala dengan rambut hitam pucat itu tergeletak membelalak di dalam ember.
Duke Odhen diam bahkan tak mengatakan apapun sampai akhirnya mati karena terpenggal.
Acara pemenggalan mereka membuat rakyat terlihat lega, ntah kenapa apa karena Duke Odhen sudah mati? Bisa saja.
°~°~°
.1 minggu kemudian.
Sudah seminggu berlalu keadaan Leona sangat cepat membaik, orang-orang yang berkunjung pun kaget melihat keadaannya yang terlalu cepat sembuh untuk seorang pasien yang keracunan.
"Anda tak perlu datang setiap hari yang mulia"
Theodor duduk di samping ranjang Leona dengan wajah penuh ketegangan.
Leona dibuat jengah karena tak di izinkan melakukan apapun tanpa seizin Shao Lin oleh Theodor.
"Theodor aku sudah baik-baik saja" ujarnya meyakinkan pria kaku itu.
"Bagaimana kalau terjadi apa-apa?!" Tanya berbalik dengan wajah penuh kekesalan.
Leona memutar bola matanya kesal, menyebalkan melihat pria itu bertingkat seperti ini.
"Shao Lin bilang tak apa selagi bukan bekerja yang berat-berat" sahut Leona sembarangan.
Masih tak percaya Theodor menyuruh agar Leona tidur saja dan akan menemani dirinya sampai tertidur.
Sialan apa dia pikir aku anak kecil?
Leona tak mau mengikuti perkataan Theodor tapi ia malas untuk berdebat dengannya dan memilih untuk berpura-pura memejamkan mata.
Tak kunjung pergi Theodor tetap duduk di kursi tersebut bahkan membuat Leona ingin melemparkan bantal di kepalanya ke arah pria itu.
30 menit kemudian Leona sudah tertidur pulas, Theodor menutupi semua badan Leona dengan selimut sebelum pergi meninggalkan gadis itu.
Ada sesuatu yang akan disampaikan oleh kaisar pada dirinya gari ini saat makan siang nanti.
Theodor sudah menyelesaikan semua masalah yang berhubungan dengan semua percobaan pembunuhan Leona yang lalu.
Istri Duke Odhen Duchess Odhen di kirimkan ke pulau Kokio dan di perintahkan untuk menetap di sana. Count Zaylee dan Baron Elizabeth memilih untuk menetap di tempat mereka walau banyak hal yang merugikan mereka setelah kejadian yang di lakukan oleh putri mereka.
°~°~°
"Aku akan kembali! Aku akan kembali! Wadah baru akan ada, aku akan membunuh semua keturunan Zaila" Rosalina berada disebuah tempat putih.
Dirinya masih belum terima akhir yang seperti ini, rasa dendamnya masih banyak, kalau saja kaisar Nazerius tak memperlakukan dirinya seperti itu di masa lalu mungkin ia takkan berakhir seperti saat ini.
"Aku akan membunuh mereka!"
"Ibu!"
Rosalina berbalik ke belakang saat dirinya dipanggil, suara yang sangat familiar yang sangat disayanginya.
"Perez!"
"Ibu!"
Anak itu mendekati Rosalina dan memeluknya "anakku! Anakku!"
Rosalina menangis saat anak yang sangat di rindukannya sekarang berada dipeluknya.
"Jangan menangis ibu!" Perez menghapus air mata Rosalina dengan tangan mungilnya.
"Anakku! aku akan membuat mereka merasakan apa yang kau rasakan nak" ujar Rosalina masih menaruh dendam pada keturunan Zaila.
Perez menggeleng "tidak ibu aku tak ingin itu, aku hanya ingin bersama ibu" ujar anak itu ingin menghentikan ibunya.
"Tapi..."
"Aku menunggu ibu sangat lama, ibu terus ingin membalas dendam untukku tapi aku tak ingin itu aku hanya ingin ibu jangan meninggalkan ku lagi"
Rosalina menahan air matanya yang sudah memenuhi pelupuk matanya, ia baru saja tersadar apa anakku menginginkan balas dendam yang akan ia lakukan? Dirinya hanya terus berpikir untuk membalas dendam karena kebencian terhadap suaminya.
"Hah~" Rosalina menghela nafas panjang dan memasang senyum untuk anaknya "maafkan ibu Perez, ibu terlalu sibuk membenci ayahmu sampai lupa akan keberadaan mu"
Anak itu memasang senyum lebar saat Rosalina membelai wajahnya "sekarang sudah tidak bukan?!" Tanya terlihat senang.
Rosalina mengangguk dan menggendong anaknya "tentu saja, sekarang hanya akan ada ibu dan Perez"
Rosalina berjalan dari tempatnya berdiri, dunia yang putih yang menyilaukan mata, mereka berjalan ke arah tanpa ujung itu sambil tertawa bahagia berdua.
Hola again👋
Terima kasih telah mengikuti
Money Or Love sampai sejauh ini🙏
Sampai jumpa lagi👋
Adudu❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Money Or Love [Completed]
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW WATTPADKU] ✨Bukan Novel Terjemahan✨ 👉SEDANG REVISI👈 TRANSMIGRASI STORY Leona, gadis cantik berambut hitam yang mencintai tunangannya sampai rela meneguk racun untuk mendapatkan kembali cinta dari sang tunangan. Dasar gadis bodo...