BAB XIII

8K 815 151
                                    

                    Selamat membaca
                   Jangan lupa vote 🥰

Leona meremas kedua tangannya dia sekarang lebih takut pada Theodor dari pada siapa yang pengirim surat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Leona meremas kedua tangannya dia sekarang lebih takut pada Theodor dari pada siapa yang pengirim surat tersebut. Gadis itu menelan ludah dengan susah payah.

Ugh!!! Wajahnya benar-benar menyeramkan,batin Leona takut pada Theodor.

Sudut mata Leona mengarah ke tempat Theodor, sekarang wajahnya benar menyeramkan dia seakan-akan ingin memenggal kepala seseorang.

"Ya..yang mulia!" Suara Leona hampir tak terdengar saat memanggilnya. Theodor tak membalas dan hanya menunduk memerhatikan setiap inci dari surat tersebut

"Sial!" Upatnya.

Dari dulu Duke Odhen mencari masalah dengan keluarga kaisar! Batin pria itu.

Setelah saling diam Theodor akhirnya mengangkat kepala dan menatap Leona dengan tatapan dingin.

Sialan! Bukan aku yang menulis surat itu! Batin Leona dengan sedikit air mata. 

"Apa masih ada lagi?!" Tanyanya dengan nada dingin.

Leona menelan ludah dengan susah payah, "um~ seperti yang orang itu tulis sudah empat surat yang sudah saya terima, yang ketiga surat sebelumnya berisi tentang yang mulia selir Penelope saja," jawabnya sambil menunduk memerhatikan jari jarinya yang agak memutih.

"Leona!" Nada bicaranya mulai merendah Theodor beralih duduk ke arah Leona yang masih menunduk gemetaran.

"Ya yang mulia?!" Leona menatap Theodor lurus sekarang Theodor melihat jelas bola mata emas itu menatapnya.

"Apa kau bawa yang lainnya?!"

"Ya?!" Leona kaget mendengar perkataan Theodor barusan. Dia berpikir Theodor akan memarahinya.

"Apa kau membawa ketiga surat sebelumnya?!" Ulangnya menatap Leona, "ah!" Saku gaun yang dikenakan Leona segera di rogoh mengambil surat yang dibawanya "Ini yang mulia!" Jawab Leona sambil menyerahkan surat itu pada Theodor. Ketiga surat itu berwarna putih itu berarti orang ini bisa dianggap lawan.

Theodor meraih surat pertama yang berisi tentang selir Penelope, wajahnya datar membaca setiap kata didalam surat tersebut. Sampai ke surat ketiga yang berisikan tentang selir Penelope yang pernah terdengar dekat dengan seseorang yaitu putra tertua Duke Odhen, Naverius Odhen.

"Um~yang mulia?" Panggil Leona ragu ragu, "apa?! Apa ada masalah?" Theodor mengalihkan pandangannya padanya.

"Kalau dipikir-pikir ini ada hubungannya dengan Duke Odhen bukan?"

"Benar semuanya ada hubungannya dengan Duke Odhen!"

"Itu artinya ini salah anda!" Ujarnya menatap Theodor curiga, "hah? Kenapa juga salahku?" Theodor tak terima dan bertanya balik.

Money Or Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang