S2 BAB V

3.5K 363 25
                                    

                       Happy reading

Chaterine duduk di dalam kamarnya, ruangan yang terlihat seperti kamar pelayan dibanding kamar seorang anak Baron

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chaterine duduk di dalam kamarnya, ruangan yang terlihat seperti kamar pelayan dibanding kamar seorang anak Baron. Hanya ada 1 meja dan 1 lemari pakaian dan 1 ranjang tidur yang terlihat kusam.

"Apa aku benar-benar harus melakukan itu?!"

Istri Baron dan keempat anaknya berada di rumah sakit karena mengalami keracunan makanan. Permintaan Chaterine pada Nathan hanya meminta mereka sedikit kesakitan, Nathan malah menyuruh seseorang memasukkan racun ke dalam makanan kecuali makanan yang akan dimakan oleh Baron.

"Aku ingin menjadi tokoh utamanya aku ingin tapi kalau dia yang menjad pusat aku takkan pernah menjadi tokoh utaman"

Rasa nyeri tak terasa oleh Chaterine bahkan sampai jarinya sudah berdarah sekalipun.

"Benar aku ingin menjadi tokoh utama, aku hanya perlu memberi pada pangeran Nathan" tangan kecil Chaterine membuka laci meja dikamarnya.

Sebuah botol berwarna biru, ntah apa yang ada Chaterine terlihat menelan ludah dengan susah payah dan wajah takut.

"Maaf tapi dia yang memintaku untuk melakukan ini"

Chaterine mengenakan jubah hitam dan kuat dari kamarnya dan menuju ke tempat ntah berantah sambil membawa botol berwarna biru tersebut.

                                 °~°~°

Leona berdiri dengan wajah berkerut tapi memaksakan senyum. Penyambutan tamu asing hanya dihadiri oleh keluarga kaisar karena dirinya adalah putri mahkota mau tak mau ia harus datang ke penyambutan.

"Terima kasih telah menyambut kami"

"Tidak saya yang merasa senang anda semua mau datang"

Sekumpulan orang itu tengah sibuk bertukar kata satu sama lain. Sedangkan Leona menghela nafas lelah.

Ugh!! Perutku sakit~ aku menyesal telah memakan semua kue nanas kemarin

Leona tersenyum saja saat para tamu tersebut bertanya pada dirinya.

"Senang bertemu ada putri" ujar pria berambut putih dan bermata hijau pucuk.

"Suatu kehormatan bisa menyambut Anda perdana menteri" jawab Leona tersenyum semanis mungkin.

Beberapa dari mereka mulai bertanya-tanya pada Leona membuat batin Leona mengutuk mereka semua.

Aku ingin pulang~~

Setelah selesai menguras jawaban dari Leona mereka beralih ke putri Teressa dan Selir Penelope.

"Hah~ melelahkan sekali"

"Leona"

Theodor mendekati gadis yang tampak mengelus pinggang dengan wajah lelah. Leona menatap pria itu dengan tatapan tak bersemangat.

Money Or Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang