Hiks! Selamat membaca
Ngevote as*
Hari pertama musim semi telah tiba, bunga dan pepohonan yang kembali tumbuh dan memekarkan daunnya, para rakyat yang menikmati hari yabg cerah setelah melalui musim dingin.Leona terduduk di teras kamarnya membaca sebuah novel romansa yang berjudul 'Do You Feel Love With Me?' sambil ditemani teh dan beberapa kudapan lainnya.
Sudah hampir 1 bulan sejak Robert mati, keadaan kembali tenang suasana istana kembali netral. Viscount Audrey dan istrinya memilih untuk berkenalan meninggalkan Mariana. Mereka berjalan menuju dunia antah berantah.
"Hah~ damai sekali!!" Leona menyeruput teh dengan lembut, rasa manis dari teh membuat dirinya semakin senang.
Pembelajaran dengan madam dihentikan karena Theodor memilih sendiri guru untuk Leona, Alex telah pergi menuju pulau Kokio bersama Dave dan Marquis Clayton, Theodor tak keluar dari Mariana melihat banyak pekerjaan yang dimiliki, Louis dan Ema telah resmi mengambil pekerjaan ayah mereka yang bersifat sementara perjanjian sementara, Charlotte pergi berlibur bersama Schimdt ke pulau
Wanara dan Leona."Aku hanya di rumah bermalas-malasan dan berguling-guling di kasur"
Tok! Tok! Tok!
"Putri!!" Jane memanggil dari pintu kamar Leona.
"Apa?!" Tanya Leona tak beranjak dari duduknya.
"Apa saya boleh masuk?! Ada surat untuk anda" ujar Jane masih di luar kamar Leona.
"CK! Masuklah" Leona beranjak dari teras dan masuk ke dalam kamarnya.
Jane masuk membawa sebuah surat tanpa nama, Leona menatap heran ke arah surat tersebut.
"Surat dari siapa?!"
"Saya tak tau putri ini sudah ada di depan kamar anda, saya hendak lewat menuju kamar di ujung sana" jawab Jane menyerahkan surat itu pada Leona.
Apa lagi ini?!
Leona mengambil dan membuka surat dan langsung membaca isinya, bola matanya bergerak pelan mengikuti semua kata yang ada, kerutan di dahinya membuat Jane pamit pergi. Surat tanpa nama itu membuat Leona mematung di tempat, isi surat yang membicarakan ntah tentang apa.
°~°~°
"Tidak! Tidak!! Seharusnya tak begini!! Robert seharusnya tak mati! Kenapa Ezikiel tak melirikku?! Tuan Elliot juga tak tertarik pada ku!!!" Chaterine menggigit kukunya sampai lecet.
Gadis itu tengah berada di toko teh tempat ia dan pangeran Nathan berkencan. Pikirannya masih tak percaya aja yang terjadi pada Robert, pria yang seharusnya menjadi second ML itu telah tiada, cerita masih tinggal ¼ lagi.
"Ya! Aku ini adalah tokoh utamanya, aku harus menjadi tokoh utamanya" tangan Catherine perlahan-lahan menuangkan beberapa tetes ramuan berwarna pink itu ke dalam gelas di depannya.
"Maaf pangeran kalau anda tak berguna jadilah berguna" gumam Chaterine memasukkan kembali botol ramuan tersebut ke dalam tas kecil yang di bawanya.
Tak lama Nathan datang memberikan senyum ke arah Catherine yang telah menunggu dirinya.
"Maaf kalau kau menunggu lama Chaterine" ujarnya duduk ke bangku depan Chaterine berada.
"Tak apa yang mulia, silahkan minum tehnya saya sudah memesan teh kesukaan anda" Chaterine mendorong gelas teh ke arah Nathan sambil tersenyum.
Nathan mengangguk meneguk teh tersebut tanpa rasa curiga, tak sadar kalau ia meneguk semua teh yang ada dicangkir.
"Apa anda sebegitu sukanya?!" Tanya Chaterine memasang senyum penuh arti.
Nathan terdiam, rasa pusing membuatnya tak fokus, kepalanya terasa sangat berat, tak sampai beberapa detik pria itu sudah tergeletak tak sadarkan diri di meja.
Chaterine mendekati Nathan memasang senyum senang melihat ramuan itu berhasil "kalau anda tak ingin maka saya hanya perlu mengendalikan anda yang mulia kekasih tercintaku"
°~°~°
"Apa yang akan anda lakukan sekarang?! Robert telah mati! Rencana yang anda bilang gagal" ujar seorang pria yang duduk di hadapan wanita berambut hitam pucat.
"Ahaha.... Kau pikir aku hanya punya satu rencana?! Tidak sayang aku masih ada" jawab gadis itu dengan nada angkuh.
"Kenapa anda sangat yakin!?!"
"Wanita itu telah ada di sana sebagai teman sekaligus gurunya, aku yang merupakan salah satu teman dekatnya pasti takkan disadari oleh gadis itu"
"Tapi apa tak masalah?!"
"Takkan ada masalah aku akan membuat semuanya berjalan lancar, seekor kambing hitam telah ada" seringai terpampang di bibir wanita itu.
Pria yang duduk di hadapannya menelan ludah dengan susah payah, wanita itu menikmati teh fermentasi yang ada di cangkir, meminum sedikit demi sedikit.
"Tapi saya masih sedikit bingung, bukankah ada syarat untuk melakukan itu?!" Tanya pria itu dengan nada rendah.
"Tentu dan tubuh gadis ini melebihi semua yang ku inginkan sebagai wadah" jawabnya menatap sang lawan bicara.
"Itu artinya dia sudah mati?!"
"Ya, dia menjual jiwanya padaku, aku sudah pernah bilang aku akan terus kembali meneruskan takdir yang seharusnya menjadi takdir anakku!!"
"Anda benar-benar hebat ibu"
Kilauan merah dari bola mata merah itu terlihat sedikit menyipit, senyum lebar yang lama-kelamaan menjadi sebuah tawa.
"Hahahahahaha" tawa itu membahana ke seluruh ruangan tempat mereka berada.
Wanita itu adalah orang yang menghasut Robert untuk membunuh putra mahkota, dia juga yang menghipnotis Chaterine agar memberikan sebuah ramuan pada pangeran Nathan, dan dia jugalah yang sekarang berada di depan Duke Odhen.
Wanita yang memiliki keserakahan yang lebih besar dari Duke Odhen, lebih kejam dan tak memiliki belas kasihan, rasa kecewa masa lalu yang membuatnya tak percaya akan cinta, penghianat yang merenggut semua keluarganya, kebencian pada diri sendiri saat tak bisa melindungi anaknya, semua kebencian dan karma berpusat padanya seolah-olah memang itulah kemapuan yang dimilikinya.
Makasih banyak buat semua yang udah setia baca Money Or Love.
Sampai jumpa lagi di cerita lain yang selanjutnya?! Mungkin.
Haha....
Bye-bye👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Money Or Love [Completed]
Fantasy[JANGAN LUPA FOLLOW WATTPADKU] ✨Bukan Novel Terjemahan✨ 👉SEDANG REVISI👈 TRANSMIGRASI STORY Leona, gadis cantik berambut hitam yang mencintai tunangannya sampai rela meneguk racun untuk mendapatkan kembali cinta dari sang tunangan. Dasar gadis bodo...