2

11.9K 1.1K 121
                                    

Aroma dari bumbu bumbu rempah yang tengah bibi masak membuat Chenle langsung terbangun dari acara istirahatnya saat di kamar Syola. Aromanya sangat khas, membuat perut Chenle yang tak merasa lapar langsung bergejolak ingin segera menghampiri dan menyantap masakan itu.

"Wiiiihhh, wangi banget masakannya"
"Lagi bikin apa bi?" Tanya Chenle saat menghampiri sang bibi yang terlihat sangat sibuk di dapur.

"Ini lagi siapin olesan buat panggang bebek ituloh"
"Pamanmu minta dibikinin bebek panggang biar kamu tau rasanya"

"Ih jadi ngga sabar, pasti enak banget ya"

"Enak dong, nanti di makan sama nasi anget, sama sambel sama lalapan"
"Duh kesukaan pamanmu banget itu" ujar sang bibi.

Setelahnya Chenle mencoba ikut bantu bantu, ia sangat jarang menyentuh dapur saat di rumah, mungkin kali ini akan jadi kesempatannya untuk belajar memasak.

Setelahnya ia juga membantu sang paman menyiapkan tungku untuk memanggang bebeknya.

"Kipasin dek biar apinya ngga mati" perintah si paman pada Chenle

"Gini?" Tanya Chenle yang dengan perlahan mengipasi apinya agar tak padam.

"Iya, awasin apinya ya"
"Paman mau ambil bebeknya dulu"

Chenle mengangguk dan lanjut mengipasi apinya. Saat ini ia tengah berada di belakang rumah pamannya, bibinya memeiliki banyak tanaman sayur di sini, ada tomat, terong juga cabai. Khas tanaman orang desa yang ngga mau rugi kalau nanam sesuatu. Udah dirawat ya harus bisa menghasilkan, itu prinsip tanam mereka. Di belakang rumah ini juga terasa sangat nyaman, tetap terasa teduh walau tak ada pohon tinggi yang menutupi.

Saat asyik menikmati suasana menanngkan ini, netranya kembali menemukan seseorang yang ia lihat dari jendela kamar Syola tadi. Pria itu melewati gang kecil di sebelah rumah arah ke kandang ternak sang paman.

"Eh, anak sini?"
"Tetangganya kah?" Gumam Chenle.

"Dek, apinya kok malah di matiin!!" Kejut si paman yang baru saja datang dengan bebek di tangannya yang terlihat sudah siap di panggang.

Chenle ikut terkejut saat melihat kepulan asap yang mulai keluar dari tungku.

"Hehe, maaf ngga tau aku" Chenle langsung berdiri memberikian space untuk si paman agar menyalakan kembali api yang tanpa sadar sudah ia padamkan.

Tak ingin berurusan dengan api lagi, Chenle kembali masuk dan membantu menyiapkan nasi dan beberapa perlengkapan makan lainnya.

"Panggilin adek lala ya suruh pulang, udah waktunya makan" pinta si bibi saat Chenle selesai menata piring.

"Adek Syola dimana?"

"Di sebelah, main sama temennya" ujar si bibi sembari memindahkan sambel dari cobek besarnya.

"Oh, okay"

Chenle langsung keluar mencari Syola untuk diajaknya makan siang.

"Adeeek~"
"Adek lala, bibi bilang suruh pulang dulu waktunya makan!!" panggil Chenle dari pelataran rumah yang di maksud sang bibi. Namun sepertinya usahanya belum membuahkan hasil karena Syola tak kunjung keluar.

"Syolaaa~"

"Masuk aja Syola kalo lagi main, ngga bakal denger dia kalau udah keasyikan main" tegur seorang pemuda yang tengah mengambil sesuatu di sudut rumah itu.

Ah, pria tampan tadi

"Nda ah, nda sopan"
"Nda ada orangnya, takut dikata maling entar"

"Ngga papa masuk aja, Syolanya di dalem"
"Syola juga udah waktunya jam makan kan?" Ujar pemuda itu sembari melenggang pergi melewati gang sempit di sebelah rumah itu.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang