40

6K 606 157
                                    

"Buk, ini apa ngga ada desa lain?"
"Di luar pulau sekalian ngga papa deh buk asal ngga desa ini" pinta Chenle saat tau penempatan praktik sosialnya.

Chenle tangah magang menjadi dokter di salah satu rumah sakit ternama di kotanya. Ia bisa lulus dengan cepat dan mendapat predikat calon dokter terbaik.

Saat ini sudah masuk gilirannya untuk melakukan praktik sosial di desa desa yang masih butuh tenaga medis profesional. Dan sialnya ia mendapat tempat di mana menyimpan banyak sekali moment yang sudah mati matian ia coba untuk lupakan.

Nyatanya, kalimat Break yang mereka sepakati benar benar menjadi momok untuk keduanya.

Setelah sepakat untuk break, Jisung tak pernah lagi menghubungi Chenle, padahal Chenle masih mengharapkan hubungan baik walau keduanya tengah break.

Mereka tengah mengistirahatkan hubungan keduanya, tapi mengapa Chenle merasa bahwa hubungan mereka benar benar berakhir.

Bahkan saat Chenle mencoba menghubungi Jisung, tak satupun panggilannya terbalaskan. Dan itu tentu saja membuat Chenle uring uringan.

Meminta ijin sang papa untuk pergi ke rumah Jisungpun tak mendapatkan ijin. Meminta bantuan kedua sahabatnya malah berakhir ia yang di sidang habis habisan dan berakhir dengan tangis sesenggukannya.

Nyatanya perasaannya tentang Jefry hanya rasa kagum sesaatnya saja karena Jefry mengenalkannya dengan dunia luar yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

Saat ia merasa muak dan kesal dengan Jisung, ia mencoba untuk melupakan pria yang nyatanya memiliki tempat tersendiri di hatinya. Ia mencoba menjalin hubungan dengan Jefry namun nihil. Ia malah tak merasakan apapun, dan saat itu ia sadar rasa sukanya terhapat Jefry hanya rasa suka sesaatnya saja.

~o0o~

"Pa, ayo dong pa bantuin aku"
"Ayo bujuk bu Sela biar aku ngga di kirim ke desanya paman"
"Aku ngga mau ke sana"

Sudah hampir tiga puluh menit Chenle memohon mohon ke pada sang papa agar bisa membujuk kepala rumah sakitnya itu.

"Kamu tuh udah jadi dokter"
"Kamu harus profesional dong"
"Tujuan kamu dikirim ke sana tuh buat bantu warga disana"
"Jangan nolak kaya gini cuma karena masalah pribadi kamu"
"Paling Jisung juga udah ngga peduli sama kamu"
"Di sini cuma kamu loh dek yang masih kejebak di kisah asmaramu itu" omel si papa.

"Ish papa iih, aku udah move on ya"
"Aku juga ngga peduli sama si tukang ngangon kambing itu" protes Chenle yang tak terima karena di tuduh belum bisa move on.

"Yaudah kalau kamu juga ngga peduli, ngga usah uringan kalau di kirim ke sana"
"Nanti biar papa telfon pamanmu buat kamu tinggal di sana"

"Eh eh apaan, ngga ya"
"Aku mau di rumah dinas aja sama temen temen"
"Ngga adil kalau aku tidur enak di rumah paman nantinya"

"Yudah, siapin diri sana" ujar si papa yang setelahnya langsung melenggang pergi.

Setelah mempersiapkan diri dan hati, akhirnya Chenle sampai di desa yang sebenarnya sangat ia hindari.

Kedua temannya yang baru pertama kesini beraksi sama dengannya saat lima tahun lalu ketika terakhir kali ia ke sini. Rasa kagum dengan hamparan sawah yang luas serta udara yang sejuk membuat kedua temannya itu tak henti melontarkan pujiannya.

Beda halnya dengan Chenle yang malah di hantui dengan bayangan kenangan indahnya di masa lalu. Di bonceng dengan sepeda melewati hamparan sawah yang masih sama tak banyak yang berubah.

"Jangan sampe gagal move on"
"Udah lima tahun ini" gumamnya yang setelahnya ia memilih masuk ke rumah dinas yang sudah di siapkan sebelum besok ia harus memulai hari sebagai dokter magang di puskesmas.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang