"Kamu punya masalah apa sama pak kades?" Tanya Caca.
Saat ini mereka sudah berada di rumah pamannya Chenle. Setelah perdebatan kecil tadi Chenle sudah diteriaki teman temannya jika sang paman sudah datang.
"Kita di sini tamu loh, jaga sikap"
"Kesel boleh, tapi jangan sampe diluapin kaya gitu"
"Ngga sopan" tutur Caca."Iya maaf" cicitnya.
Chenle masih saja memikirkan perkataan Jisung tadi. Tapi tak dapat di pungkiri juga kalau dia kecewa karena udah dibohongi kaya gitu.
"Nanti kalian nginep kan?" Tanya sang bibi setelah menyiapkan hidangan makan siang untuk mereka.
"Kita kayanya ngga bisa deh kalau nginep"
"Besok harus berangkat pagi banget buat ke puskesmas"
"Tapi kayanya Chenle masih bisa nginep" ujar Caca yang membuat Chenle langsung menatapnya."Iya loh kak, kamu nginep sini aja"
"Bibi loh kadang juga mikir kenapa kamu ngga tinggal sini aja kaya biasanya"
"Kan malah enak" ujar sang bibi."Eh, kita udah di sediain rumah dinas bi, jadi ya aku tinggal di sana aja"
"Lagian aku juga ngga enak kan kalau ninggalin temen temen sendir-""Ngga papa, ngga papa kalau mau mau tinggal sini!" Ujar Misa
"Kamu tinggal sini aja ngga papa Le""Ha? Kok gitu?"
"Kalian ngga nyaman tinggal sama aku?""Bu-bukan gitu"
"Tapi, tapi sebenernya kita ngga bisa nempatin satu kamar buat berdua"
"Ranjang kita kan kecil, jadi kita pake sistem rolling kalau mau tidur di ranjang, kalau ngga di ranjang, ya kita tidur di bawah" jelas Caca yang baru memberitahu tenatang permasalahan kamar mereka.Rumah dinas memang hanya terdapat dua kamar saja, satu kamar di huni Chenle sendiri, dan satu kamar lainnya di tempati Caca dan Misa.
"Kenapa ngga bilang? Kan aku juga bisa tidur di ruang tamu"
"Ya kita mana tega sih Le, kamu leader kita dan ngebiarin kamu tidur di sofa buat setiap harinya?"
"Kita masih tau diri kok"
"Tapi kalau kamu dapet tawaran gini, bisa lah buat di pertimbangin" ujar Caca walau sedikit sungkan."Udahlah kak, tinggal sini aja"
"Kamarnya juga udah disiapin sama adek pas tau kamu mau dinas di sini""Chenle please :(" rengek Misa.
Kalau Chenle tinggal di sini itu tandanya dia bakal terus ketemu Jisung setiap harinya? Kan dia lagi kesel.
Tapi kalau ngga pindah, kasian temen temen cewenya ini."Nanti lah aku pikirin dulu" balasnya.
Mereka tak sambang terlalu lama, saat langit sudah mulai mendung mereka memutuskan untuk pulang. Ngga lucu kan kalau mereka lagi jalan pulang trus tiba tiba hujan.
Jam lima sore mereka sudah kembali ke rumah dinas. Chenle masih menunggu giliran mandi sembari bercerita kepada kedua kakak kesayangannya perihal penjelasan Jisung tadi.
"Kayanya dia habis ketemu sama papa deh" celetuk Injun tiba tiba.
"Ha? Maksudnya?" Chenle dibuat bingung dengan kejelasan itu.
"Dua hari lalu pas aku lagi makan di resto ketemu papa lagi ngobrol sama orang"
"Mau aku sapa ngga enak dong takutnya tamu pentingnya papa"
"Awalnya aku ngga mau peduli sama orang yang lagi ngobrol sama papa, soalnya juga posisi dia munggungin aku, jadi aku cuma liat papa aja"
"Tapi pas aku liat liat, kok kaya ngga asing"
"Proporsi tubuhnya mirip banget sama Jisung"
"Tinggi, tegap gitu""Ya tapi aku yang tau kalian lagi ngga baik, jadi ngga mau percaya kalau itu Jisung, trus pas dia nengok samping, eh beneran makin mirip Jisung" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom - Jichen ✅
Short StoryChenle yang baru saja memergoki kekasihnya selingkuh langsung memutuskan untuk ikut pamannya untuk berlibur di desa. Ia berharap pilihan liburannya kali ini akan membuatnya lebih mudah melupakan si mantan kekasihnya itu. Dan sepertinya harapannya be...