30 🎉

6.9K 605 159
                                    

Pagi ini Jisung terlihat lebih semangat dari biasanya. Lantaran beban pikirannya sudah hilang satu. Ia sudah berhasil memperkenalkan Chenle kepada sang ibu, dan ternyata sang ibu yang juga terlihat sangat menyukai si manis. Jadi untuk kedepannya ia yakin akan semakin mudah jalannya untuk bersama si manis.

Kabut pagi yang menutupi jalanan sawah terasa sangat nyaman, membuat Jisung yang tengah mengayuh sepedanya terasa seperti tengah syuting sebuah FTV yang akhir akhir ini sering di tonton sang ibu.

Jadwal paginya kali ini hanya membuka aliran sungai untuk di alirkan ke sawah pak kades karena saat ini sudah mulai masuk musim tanam lagi.

Setelah selesai membuka aliran sawahnya, Jisung menyempatkan diri untuk mengambil beberapa batang daun talas agar bisa dimasak oleh sang ibu.

Oseng lompong talas berlaukkan ikan asin akan menjadi menu sarapan nikmat untuk pagi ini. Setelah mengambil beberapa lompong yang dirasa cukup ia langsung pergi pulang agar tak kesiangan.

Jisung hari ini juga memiliki jadwal kelas pagi, jadi setelah pulang dari sawah ia langsung pergi mandi dan bersiap.

Batang lompong yang tadi ia petik, saat ini sudah berubah menjadi hidangan nikmat yang sudah siap ia santap.

"Udah berapa tahun ya ibuk ngga makan oseng lompong kaya gini"
"Disana ngga ada pohon talas" ujar sang ibu saat mereka akan memulai sarapan.

"Mas, hari ini aku bareng Lala aja ya biar mamas ngga muter muter nanti" ujar Javin saat bocah itu jugabterlihat sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

"Loh kenapa? Waktu mamas masih cukup kok buat anter kamu"
"Mas juga masih bisa ngaso setelah anter kamu nanti, jadi ngga akan bikin mas buru buru"

"Ngga ah, aku mau sepedahan aja sama Lala"
"Lala yang minta soalnya" ujar Javin.

"Oh yaudah kalau gitu, hati hati ya"
"Dijaga Lala nya" tutur Jisung pada sang adik.

"Makasih ya Ji udah beliin adek sepeda" ujar si Ibu sembari mengusap tangan Jisung.

"Eh, bukan Jisung kok yang beliin"
"Itu kado dari Chenle sama temen temennya pas ulang tahun Apin dulu" ujar Jisung.

"Oh ya? Ya ampun kok baik banget to Ji mereka"
"Bilangin makasih ke pacarmu itu ya"

"Iya buk"

"Mas, buk, Javin berangkat sekarang ya"
"Takut Lala udah nunggu" pamit Javin yang sudah selesai dengan sarapannya.

"Oh iya sayang, hati hati ya bawa sepedanya"
"Belajar juga yang pinter okay?" Tutur si ibu setelah mengecup pucuk kepala Javin.

Sepergian Javin kedua dewasa itu masih lanjut dengan acara sarapan mereka. Jisung yang masih memiliki banyak waktu memilih untuk berbincang saja dengan sang ibu.

Namun tak berselang lama acara sarapan mereka sedikit terganggu dengan suara ketukan pintu yang tak ramah sembari meneriaki nama Jisung.

"Siapa to Ji, kok gitu banget ketuk pintunya"
"Apa jangan jangan adekmu jatoh Ji?" Panik si ibu karena beberapa menit yang lalu Javin baru saja berangkat ke sekolah.

"Bentar buk, biar Jisung lihat dulu" pamitnya yang langsung menuju ke pintu utama.

Saat pintu itu terbuka Jisung melihat pak camat dengan sang istri yang berada di depannya. Apa benar Javin jatuh? Karena arah menuju sekolah Javin melewati rumah si kepala kecamatan itu.

"Ada apa pak?" Tanya Jisung was was.

"Kamu bawa kemana anak saya?" Ujar si kepala kecamatan itu dengan nada ketusnya.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang