29

5.4K 628 103
                                    

Setelah mengantar Varisya ke rumah temannya beberapa hari yang lalu, Jisung sudah tak lagi menjumpai teman lamanya itu. Disaat ia mengantar Javin atau disaat ia tak sengaja lewat depan rumah Varisya, ia juga tak lagi melihat Varisya ada dirumah.

Tapi Jisung tak mau ambil pusing masalah itu, berarti Isa benar benar menepati janjinya.

Ia yang sudah mulai aktif kuliah hanya dibuat pusing dengan keresahan hatinya saat tiba tiba Chenle mengiriminya pap gambar lucu yang membuatnya ingin bertemu dengan si manis lagi secepatnya. Namun karena jadwal kuliahnya ia tak lagi bisa seenaknya untuk mengunjungi si manis.

Tapi dibandingkan dengan hal itu ia lebih pusing lagi bagaimana cara ia untuk memperkenalkan si manis pada sang ibu agar ia bisa ijin dengan mudah nantinya jika ingin menyusul si manis ke kotanya.

"Apin"

"Hn?"

Kedua bocah itu saat ini tengah berada di dalam kamar. Yang lebih dewasa tengah membantu sang adik untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Ia hanya ingin tau pendapat sang adik tentang Chenle sebelum ia memperkenalkan kekasihnya kepada sang ibu.

"Emmmm menurut Apin, kak Chenle baik ngga?" Tanya Jisung ragu ragu.

"Hhhh..."
"Kan aku udah pernah bilang kalau kak Chenle itu baik banget, kenapa mas nanya lagi sih?" Gerutu si adik yang kesal karena diberi pertanyaan yang sudah pernah ia jawab sebelumnya.

"Eemmm kalau mas kenalin kak Chenle ke Ibuk, Ibuk bakal marah ngga ya?"

"Ya ngga tau lah mas, tapi lho kak Chenle baik jadi Ibuk ngga akan marah dan pasti langsung suka"
"Aku aja pas pertama ketemu udah suka"

"Hhmmm gitu ya"

Memang kekasihnya itu memiliki aura yang sangat berbeda yang membuat orang orang yang baru menemuinya langsung merasa suka. Tapi hal itu apa juga berlaku kepada ibunya?

"Mas mau ajak kak Chenle main ke sini lagi?"
"Kapan mas? Ih aku juga mau ketemu kak Chenle lagi" ujar Javin yang antusias.

"Emm kalau ngajak ke sini kayanya belum bisa"
"Anaknya lagi fokus ke sekolahnya, ngga bisa main jauh jauh"
"Tapi mas pengen kenalin Chenle via online dulu ke Ibuk"
"Tapi enaknya kapan ya?" Tanya Jisung lagi.

"Nanti malem aja mas, lebih cepat lebih baik kan?"

"Tapi mas takut"

"HA? Mas takut?"
"Hahahahaha, mas juga punya takut ternayata ahahahaha"
"Kenapa takut sih mas, orang Ibuk juga udah bolehin mas pacaran"
"Malah Ibuk ngiranya mas pacaran sama mbak Isa"
"Emang mas mau di pacu pacuin gitu?" Tanya Javin yang langsung mendapat gelengan dari Jisung.

"Yaudah makanya buruan kenalin, ibuk pasti seneng akhirnya mas beneran ada pacar"

"Gitu ya?"
"Yaudah nanti mas coba lah"

Jisung sudah memikirkan strateginya untuk mengenalkan si manis pada sang ibu. Ia akan menceritakan latar belakang Chenle terlebih dahuli saat makan malam nanti. Dan ia akan menunjukkan siapa Chenle sebenarnya disaat ia melakukan panggilan video sebelum tidur nanti.

Ia akan meminta sang ibu untuk duduk disampingnya dan melihat sikap asli si manis, ia ingin sang ibu tau sifat alami kekasihnya. Ia juga tak akan memberitahu Chenle agar kekasihnya itu tak berakting dalam panggilannya nanti.

"Ibuk duduk sini aja diem, nanti aku kasih liat pacarku yang gemesin itu" ujar Jisung saat ia dan sang ibu sudah duduk bersebelahan di kursi depan TV.

"Ibuk masih kaget loh Ji, kok kamu bisa pacaran sama anaknya konglomerat itu"
"Ibuk kenal sama bapaknya pacarmu itu, dulu si mbah sering cerita katanya pernah dibawain makanan enak dari kota, eh ternyata kakaknya pak kades yang lagi pulang kampung"
"Tapi ibuk masih ngga percaya kalau anak bagusnya ibuk ini berani pacari anaknya yang punya pabrik pupuk" tutur sang ibu yang membuat perasaan Jisung langsung menghangat.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang