35

4.8K 508 26
                                    

⚠️ Sebenernya mau skip gpp, tapi lebih baiknya dibaca dulu biar ngga salah paham ⚠️

Varisya POV

Pagi itu Varisya dibuat sangat kesal dengan kelakukan sang ayah. Lagi lagi ia akan dijodohkan oleh orang yang tak di kenalinya. Apa sang ayah hanya memikirkan hartanya saja tanpa memikirkan perasaannya? Kenapa akhir akhir ini semakin banyak pria pria kaya yang ayahnya selalu coba kenalkan.

Varisya yang merasa sudah muak, memilih untuk kabur, ia berencana untuk mencari kos sementara sebelum ia akan ikut praktik lapangan di luar kota.

Namun sudah dua hari Varisya memutari daerah rumahnya ia tak juga menemukan kos yang cocok dengan uangnya. Karena ia sedikit pening ia malah memilih untuk meluapkan penatnya untuk bermain ke salah satu mini bar yang pernah dikunjunginya dipinggiran kota untuk bersenang senang.

Tapi entah ia yang salah memesan atau memang ia tak tawar dengan minuman beralkohol, masih dengan sekali tegukan saja ia sudah merasa sangat pening. Dan setelahnya ia sudah tak sadar dengan apa yang terjadi, saat ia sadar ia sudah berada di dalam kamar dengan lampu remang yang masih menyala.

Saat sepenuhnya sadar Isa langsung menangis sejadi jadinya melihat keadaan tubuhnya saat ini.

Ia bangun dengan keadaan tak berpakaian dan hanya terbungkus selimut. Dibagian dadanya terdapat cukup banyak bekas keunguan yang ia tau apa penyebabnya.

Dan hal yang semakin membuatnya hancur, saat merasakan bagian bawahnya yang terasa sangat nyeri.

Langsung ia memukuli kepalanya karena merasa bodoh tak bisa menjaga diri. Ia semakin menangis dan tak henti berteriak sembari menarik narik rambut panjangnya.

"Engga Sa, lo ngga boleh ganggu Jisung lagi"
"Lo udah janji buat ngga usik dia lagi" rancaunya saat ia tengah dibuat bingung harus mengabari siapa.

"Tapi siapa yang bakal bantu gw kalau bukan Jisung hks?"
"Tapi gw ngga mau ganggu Jisuuuuung"  rancaunya dengan memukuli bagian kasur yang kosong disebelahnya.

Walau ia sudah diajak berperang dengan pikirannya, pilihannya tetap jatuh pada Jisung. Ia yakin pasti Jisung akan tetap membantunya.

"Jisung maaf hks"
"Maaf hks"

Setelah tiga puluh menit menunggu, Isa langsung dikejutkan dengan dobrakan pintu yang membuatnya langsung tersadar dari lamunannya.

Isa langsung menangis saat temannya juga ada disana. Ia masih saja tak henti berkata maaf, harusnya kala itu ia pergi ke kosan temannya saja, tapi karena egonya yang tinggi ia malah berakhir seperti ini.

Dalam perjalanan pulang air mata Varisya pun tak henti untuk jatuh, ia masih saja menangis dalam diamnya. Ia bersyukur Jisung seakan memberinya waktu untuk meluapkan semuanya sebelum ia sampai di rumah.

"Aku bener bener bakal lepasin kamu Ji, aku udah malu, aku udah ngga pantas buat kamu"
"Nanti anterin aku cukup sampe gerbang aja biar bapak ibu ngga tau kalau kamu yang nganter aku"
"Aku bakal akhiri perjuanganku sampe sini aja Ji"
"Aku bener bener janji sama kamu kalau ini terakhir kalinya kamu ikut keseret"

"Sekali lagi makasih ya Ji"
"Aku harap kita masih bisa berteman kaya sewajarnya, jangan jijik sama aku ya Ji" ujarnya karena sudah merasa malu dan tak pantas jika harus memperjuangkan sosok Jisung yang sempurna.

Ia benar benar menyerah, setelah ini ia tak akan lagi bertemu dengan Jisung, ia malu, sangat malu.

~o0o~

Hari hari Isa setelah kejadian itu semakin kacau, bahkan ia tak ada lagi minat untuk merawat tubuhnya. Ia membiarka mata panda itu menghiasi wajahnya, ia sudah sangat kacau.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang