4

10.6K 1K 159
                                    

Udara sejuk dipagi hari yang terasa sedikit lebih dingin dari biasanya membuat Chenle merasa enggan untuk bangun dari tidurnya. Rasanya ingin menggulung tubuhnya dengan selimut seharian. Tapi sepertinya angannya tak bisa terwujud ketika suara teriakan dari ayam ayam sang paman yang membuat Chenle mau tak mau harus membangunkan tidurnya.

Saat bangun ia tak melihat Syola ada disebelahnya, bahkan bantal anak itu juga sudah di tata rapi. Chenle mengecheck ponselnya dan melihat jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Chenle berjalan membuka jendela kamar Syola yang pasti akan memberinya view cantik dengan lautan padi yang hanya berjarak sekitar lima meteran.

Tapi kali ini pemandangan itu berkali kali lebih cantik dari biasanya. Kabut kabut embun yang turun serendah itu membuat Chenle merasa tengah berada di atas awan. Dengan tergesa ia keluar rumah dan langsung menuju area sawah.

Sudah berapa banyak jepretan yang Chenle ambil hanya untuk memotret ujung daun padi yang digantungi oleh setitik air dari embun yang menempel.

"Cantik banget" pekiknya girang.

"Kak Chenle!!" Teriak seseorang yang langsung membuat Chenle mencari sumber suara. Samar samar  ia melihat bayangan seseorang dari kejauhan efek dari tutupan kabut embun yang menutupi.

"Kak Chenle ngapain?" Tanya bocah itu yang baru terlihat jelas dibalik tebalnya embun pagi ini.

"Engga, cuma liat liat aja"
"Kalian dari mana sepagi ini?" Tanya Chenle pada ketiganya.

Syola, Javin, dan Jisung baru saja selesai jalan jalan pagi. Ini adalah rutinitas mereka setiap hari libur. Bangun pagi pagi dan lanjut jalan jalan keliling pesawahan.

"Jalan jalan pagi kak" kali ini giliran Javin yang menyahuti.

"Eh, kok pagi? Apa nda dingin kalian?"

"Dingin sih, tapi enak kok jalan jalan pagi, sejuk banget"
"Iya kan Vin?" Kawab Syola.

"Hu.um, rasanya kaya jalan jalan di luar negri yang ada saljunya, adem banget enak" celetuk Javin dengan gaya khasnya.

"Haha, oh ya?"
"Trus kenapa nda ajak kakak? Kakak kan juga pengen kalau ternyata seseru itu" cemberut Chenle yang merasa iri mendengar penjelasan mereka.

"Tadi Mas juga bilang suruh ngajak kak Chenle jalan"
"Tapi kak Chenle keliatan pules banget bobonya, aku bangunin aja ngga nyaut"
"Iya kan mas?" Ujar Syola sembari menatap Jisung seakan meminta pembelaan.

Jisung yang diberi pertanyaan itu seakan kalang kabut. Kenapa Syola berkata seperti itu?

"Y-ya biar kamu tau aja enaknya pagi pagi di kampung kaya gini tuh gimana"
"Tapi Lala bilang kamu masih tidur" Jelas Jisung.

"Ya habisnya dingin banget, enakan tidur sambil selimutan"
"Tapi besok ajak kakak jalan ya"
"Mau rasain juga~" pinta Chenle pada ketiganya.

"Yaudah, besok jalan jalan lagi"
"Mas mau siap siap dulu ya"
"Kalian jadi nyari yuyu nya?" Tanya Jisung kepada Syola dan Javin.

"Jadi mas, nanti biar di masak ibuk"

"Yaudah, hati hati ya" tutur Jisung sembari mengusap surai Syola.

"Yuyu itu apa?" Kernyit Chenle karena merasa tak pernah mendengar kata itu sebelumnya.

"Yuyu itu kepiting kecil yang biasanya ada di parit parit tepian sawah" jelas Jisung.

"Di sawah ada kepiting?"

"Ada, tapi ngga sama kaya kepiting di kedai seafood biasanya, ini ukurannya kecil banget"

"Oh ya? Mau ikut juga" celetuk Chenle dengan girangnya karena merasa belum tau tentang si yuyu yuyu itu.

"Iya boleh, jagain adek adeknya ya" ujar Jisung yang sebenarnya tak yakin akan hal itu.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang