6

8.8K 900 154
                                    

"Paman"

"Hm?"

"Aku disininya agak lamaan ya, nanti pulangnya pas udah mendekati masuk sekolah aja" titah Chenle saat mereka tengah sarapan bersama.

"Eh, tumben banget?"
"Biasanya kalau disini paling lama juga cuma lima hari"

"Nda papa nanti temenku ada yang mau nyusul kesini soalnya, jadi nanti pulangnya aku bareng mereka aja biar paman nda bolak balik" jelasnya.

"Oh gitu, iya ngga papa"
"Emang kapan mereka mau kesini?" Tanya sang paman sembari menyantap sarapannya.

"Kurang tau juga sih, tapi mereka bakal secepatnya ke sini kok"
"Nanti biar aku aja yang jemput mereka ke terminal"

"Kenapa ngga naik kereta? Suruh naik kereta aja dek biar lebih aman"
"Suruh mereka naik kereta, nanti biar di anter Jisung buat jemput" tegas si paman.

"Okay" balas Chenle dengan menganggukkan kepalanya.

Dan tanpa sang paman ketahui juga bahwa bocah itu tengah tersenyum kegirangan karena rencananya berhasil.

Ya jadi perkataan tentang temannya yang akan datang naik bus itu hanya bualannya saja agar ia bisa di antar Jisung untuk ke stasiun yang jaraknya cukup jauh. Toh siapa juga yang mau naik bus yang selalu saja ada korban jambret setiap pemberangkatan ke kota ini. Jadi si paman tak akan mengijinkan teman Chenle nantinya untuk mengenakan bus saat datang ke sini.

~o0o~

Chenle saat ini tengah menemani Syola dan Javin bermain di depan rumah. Chenle sering kali kepikiran bagaimana dua bocah ini bisa sangat akur saat bermain padahal keduanya memiliki selera bermain yang berbeda, tapi anehnya mereka masih bisa menggabungkan perbedaan itu dan tetap bisa bermain dengan damai tanpa berantem.

"Maaaas~" panggil Chenle saat melihat Jisung tengah keluar dari gang sebelah rumah. Ia berlari kecil untuk mendekati Jisung yang tengah membawa dua kaleng besar di boncengan motornya.

"Mau kemana?" Tanya Chenle dengan rasa penasarannya.

"Mau anter susu ke pabrik"

"Mau ikuuut~" girang Chenle.

"Ngga bisa, boncengannya buat bonceng susu"
"Kamu mau ikut gimana?" Tolak Jisung.

"Di depan kaya Javin kemaren" celetuknya ngasal.

"Heh, mana bisa"
"Kamu udah gede, ngga bisa di bonceng di depan kaya adek"
"Ngga ngga ngga, di rumah aja" omel Jisung karena permintaan aneh Chenle.

"Ikuuuut~" rengek Chenle yang sudah seperti anak kecil

"Engga"
"Ngga muat Chenle"

"Pokoknya ikuuuuut"

Dan berakhirlah dengan Chenle yang memaksa ikut dan duduk di atas peragangan tempat kaleng tong susu.

#yang bentuknya kaya peragangan pedagang tahu keliling itu loh, tau kan? Yang bisa dipasangin box kanan kiri, nah Chenle duduk diatas itu.

"Masih jauh ya mas?" Tanya Chenle yang Jisung sudah dengar sebanyak tiga kali.

"Tadi mas bilang apa? Ngga usah ikut kan?"
"Ngga nyaman kan duduknya?" Bukannya menjawab pertanyaan Chenle malah Jisung memberinya omelan.

Posisi Chenle benar benar tak enak jika untuk bepergian di atas lima kilo meter. Bagaimana tidak, ia duduk di tengah tengah peragang dengan kaki yang di tekuk tinggi hingga dada dan bertumpu pada tutup kaleng susu yang ada di kana kirinya.

#bisa kan bayanginnya?

"Kan aku pengen jalan jalan"

Dapat Jisung lihat wajah cemberut Chenle dari kaca spionnya.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang