21

7.1K 758 155
                                    

Terhitung tinggal tiga hari masa Chenle berada di rumah si paman. Tentu saja Chenle dibuat bersedih akan hal itu dan juga uring uringan.

"Aaaaa nda mau LDR" rancaunya saat mengingat ia akan berhubungan jarak jauh dengan Jisung.
"Nanti kalau aku balik mas nda akan macem macem kan?"
"Mbak Isa nda bakal macem macem kan?"
"Aaaaaa nda mauuuuuu"

Chenle masih saja digeluti oleh pikiran overthinkingnya yang membuatnya jadi malas untuk melakukan apapun. Ia hanya menggulung diri didalam kamar dengan dihantui pikiran anehnya saja.

"Kaaak~" panggil sang bibi dari luar kamar.

"Iyaa?"

"Ikut bibi yuk sayang"

"Kemana?"

"Beli oleh oleh buat papa" ujarnya yang langsung membuat Chenle bangkit dari tidurnya dan memutuskan untuk keluar kamar.

"Kok sekarang? kan aku pulangnya masih lusa"

"Besok bibi ada acara di balai desa, jadi sekarang aja ya"

"Emang paman dah pulang?"

"Belom, nanti biar di anter Jisung aja"

"Sama mas Jisung juga?" Tanyanya yang langsung berbinar saat mendengar nama prianya.

"Iyaa, sumringah banget yang denger nama pacarnya" goda si bibi.

Ya, si bibi udah tau kalau keponakannya itu ternyata tengah menjalin kasih dengan anak bagusnya. Beliau juga dibuat terenyuh dengan penuturan Jisung beberapa hari yang lalu meminta ijin untuk menjalin kasih dengan keponakan cantiknya itu.

Setelah Chenle siap untuk pergi, mereka langsung ke pasar dan diantar Jisung menggunakan mobil pak kades. Dibangku depan di isi oleh Chenle dan di belakang di isi oleh bu kades serta kedua bocah lainnya yang juga memaksa mau ikut. Katanya tak berani dirumah sendirian. Padahal mereka sering ditinggal berdua saja di rumah, memang hanya alasan saja agar mereka bisa jalan jalan dan juga mau dibeliin jajanan.

"Cepet juga ya" celetuk Jisung tiba tiba saat mereka sudah sampai dan tengah mengikuti langkah sang bibi.

"Hm?"

"Waktu kamu disini ternyata udah tinggal besok" ujarnya yang langsung menggandeng tangan Chenle.

"Maaas~"

"Terus kabarin mas ya nanti"
"Mas bakal usahain buat sering ngunjungin kamu ke sana"
"Tungguin mas ya"

"Mas nda perlu kaya gitu iih"
"Sayang uangnya kalau mas sering main ke tempatku"
"Kalau sesekali nda papa, tapi kalau sering sering jangan ya" tutur Chenle.

"Kalau mas tiba tiba kangen trus ngga bisa ditahan dan pengen ketemu gimana? Mas tetep ngga boleh ke sana?"

"Mas jangan gitu iiih, aku maluu~"

"Haha lucu bangeeeet" ujar Jisung sembari merengkuh bahu Chenle lantaran gemas dengan si manis.

"Kak, papa suka apa ya?" Tanya bu kades saat mereka sudah sampai di tempat oleh oleh.

"Hm? Papa mah apa aja makan"
"Khas nya sini apa sih bi?" Tanya Chenle yang ikut melihat lihat.

"Dibawain sambal pecel mau?"
"Sama rempeyek nya juga"

"Sambal pecel?"
"Yang buat nasi pecel itu?"

"Iya, mau?"

"Mau mau, aku suka kok" jawabnya bersemangat.

"Suka banget ya sama yang bau bau bumbu kacang?" Ujar Jisung sembari mengusak surai Chenle.

Mereka membeli banyak oleh oleh, ada makanan ringan, ada pakaian, bahkan ada beberapa rempah pesenan si papa yang Chenle belum pernah lihat sebelumnya.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang