16

7.7K 799 151
                                    

"Menurut kamu, siapa orang itu?"
"Udah jelas banget kan clue nya?"
"Pasti bisa jawab rasa penasaran kamu" ujarnya dengan disertai senyuman hangat yang membuat Chenle semakin memerah malu.

"Kalau kamu sudah tau siapa orangnya, saya boleh minta tolong gak, buat tanyain ke dia tentang perasaannya"

"Mas"

"Gimana?"
"Apa cinta pandangan pertama kamu itu juga saya?"

Chenle yang mendapat pertanyaan seperti itu tentu saja merasa sangat gugup. Jadi perkiraannya benar, jika orang yang di maksud Jisung adalah dirinya?

"Ah bukan saya?"
"Memang sangat tak mungkin jika itu adalah saya"
"Harusnya saya sudah sadar sedari dulu" ujar Jisung karena tak mendapat jawaban dari Chenle.
"Maaf karena udah bikin kamu terkejut kaya gini" ujarnya seraya berdiri dan akan masuk kedalam rumah si paman.

"Mas" cegah Chenle sebelum Jisung benar benar melangkahkan kakinya.
"Mas, mas beneran suka sama aku?" Tanya Chenle yang masih belum percaya.

"Hahaha lupain aja kalau kamu ngga nyaman"
"Saya bilang gitu karena saya kira kamu juga lagi suka sama saya, tapi-"

"Iya!"

"Ha?"

"Iya iiihhhh" ulang Chenle dengan rengekannya kesal karena Jisung terlihat tak paham maksudnya.
"Iya, mas cinta pandangan pertamanya aku"
"Bener"
"Aku cuma mastiin aja maaas"

Jisung yang mendapat jawaban itu tentu tak dapat lagi menahan senyum serta semburat merah di pipinya. Cintanya tak bertepuk sebelah tangan bukan?

"Jadi kita-"

"ADEK UDAH BELUM NYUCINYAAAA!!" Teriak Nana dari dalam rumah menghentikan kalimat Jisung.

Chenle yang seakan sadar dengan suasana dan sudah kepalang malu langsung saja berlari masuk ke dalam rumah sembari menangkup kedua pipinya yang memerah.

"Mana belutnya?" Tanya Nana saat melihat Chenle masuk dengan tangan kosong.

"Ini"
"Mau dimasak apa belutnya?" Tanya Jisung yang ikut menyusul.

"Eh Ji, jadi kamu yang nyuci belutnya?"

"Iya, ngga tega liat Chenle sampe nangis tadi"

"Adek nangis?" Panik Injun setelah mendengar penjelasan Jisung.

"Ya siapa yang nda nangis kalau disuruh nyuci belut kaya gini"

"Tuh Jisung ngga nangis" gona Nana.

"Na...."

"Akunya kan takuuut" dumalnya yang masih merasa tak terima.

"Udah udah ini mau di bakar apa di tumis aja?" Tanya sang bibi menengahi.

"Dibakar kaya dulu juga enak"
"Belutnya di bakar aja ya mas" ujar Chenle sembari mendongakkan kepalanya karena posisi Jisung yang di sebelahnya.

"Iya boleh" balas Jisung dengan senyum andalannya sembari mengusap surai Chenle.

"Yaudah kalau gitu bagi tugas aja, biar nanti cepet selesai"
"Kak, kamu bakar belutnya sama Jisung ya"
"Biar Nana sama Injun bantuin bibi"

"Tap-"

"Nih, bakar yang bener jangan sampe gosong" kalimatnya terhenti saat Injun memberikannya kembali ember belut itu padanya.

"Mas ambil bakarannya dulu ya" pamitnya pada Chenle.

Kok pake mas lagi siiiih, akunya nda bisa kalau di giniiiin~

~🐹🐬~

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang