31

5.6K 610 70
                                    

"Dek"
"Bulan depan udah mulai ujian loh"
"Dikurangin dulu lah dek pacarannya, fokus dulu sama ujiannya"
"Papa yakin Jisung bakal paham kok" ujar di papa saat keduanya tengah sarapan bersama.

Dan seperti biasa Chenle akan disibukkan dengan ponselnya.

"Iya papa, bakal aku coba kurangin kok main mainnya"

"Awas ya kalau sampai minggu depan kamu masih makan sambil main HP gini"
"Bakal papa sendiri yang bilang ke Jisung biar ngga usah hubungin kamu dulu karena mau ujian"

"Papa iiiiih, iya iya aku nda akan main main"

"Sama kaya ujian biasanya, papa bakal minta injun sama nana buat tinggal disini dan awasin kamu"
"Mereka lebih jahat loh kalau kamu lupa"

"Aaaa papa iiiih, nda usah panggil merekaaa~"
"Aku beneran janji buat rajin belajar dan bakal main ponsel pas mau bobo aja"
"Janji" rengeknya sembari mengangkat jari kelingkingnya.

"Ngga ngga, tetep kaya biasanya"
"Bulan depan mereka bakal mulai tidur sini"
"Soalnya papa bakal beberapa kali terbang keluar kota, jadi kamu dirumah sama mereka"

"Papa iiiiihhh"
"Suka banget gituin aku" dumalnya yang langsung meninggalkan meja makan.

Pasalnya kedua temannya itu sangat tegas dalam menjaganya. Bahkan Injun tak segan segan akan menendang pantat Chenle jika bocah manis itu tak segera belajar di jam belajarnya. Bahkan Nana juga pernah meminta Chenle untuk mengerjakan 100 soal dalam kurun waktu satu jam. Didikan kedua temannya itu memang tak main main. Tapi karena hal itu juga Chenle bisa mendapatkan nilai tinggi disetiap ujiannya.

"Heh, mau kemana itu"
"Jangan kabur ya, hari ini jadwal kamu yang cuci piring loh dek"
"Adeek!!" panggil si papa yang malah membuat Chenle semakin berlari menuju ruang baca di rumahnya.

Akhir pekan yang membuat sekolahnya libur membuat Chenle sedikit bingung harus melakukan apa agar tak bosan.

"Jam segini biasanya mas ngapain ya?" Gumamnya sembari melihat le arah ponselnya.

Mencoba untuk dihubunginya nomor Jisung, tapi nihil tak ada jawaban.

"Mungkin lagi sibuk kali ya? Lagi antar susu mungkin?"
"Ih jadi inget dulu aku yang maksa ikut trus dimarahi sama petugas pabriknya hihi" kekehnya mengingat kejadian konyol beberapa bulan yang lalu.

"Trus sekarang aku enaknya ngapain?" Gumamnya sembari melihat sekeliling mencoba menemukan buku buku yang mungkin belum sempat ia baca.

"Kayanya aku harus beli buku baru deh" ujarnya sembari mengambil salah satu buku yang membuatnya sedikit tertarik untuk membacanya ulang.

Baru saja ia membaca di halaman ke lima, ponselnya dibuat bergetar yang membuat fokusnya sedikit hilang.

Senyum sumringahnya langsung merekah saat melihat nama sang kekasih lah yang ada di sana. Dengan cepat ia langsung menggeser logo hijau pada layarnya dan langsung berubah menampilkan wajah Jisung saat ini.

"Hai, kenapa tadi kok tiba tiba telfon?"
"Ada yang mau di omongin?" Tanya Jisung yang selalu menggunakan nada lembutnya.

"Nda kok"
"Lagi gabut aja sih"
"Mas lagi sibuk ya?"

"Hm? Ngga, udah selesai hantar susu"
"Sibuknya nanti sore sih" jelas Jisung.

"Ih bener banget tebakan aku tadi, aku tadi juga nebak kalau mas lagi hantar susu"
"Jadi inget aku yang dimarahin petugasnya hihi"

"Hahaha bener, kadang mereka juga nanyain kamu loh"
"Katanya, mana Ji temenmu yang usil itu? Ngga ikut?"
"Trus aku bilang aja kalau kamu pundung ngga mau kesana lagi"

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang