49

6.8K 637 143
                                    

"Kapan mas?" Tanya si ibuk tiba tiba ketika mereka tengah makan malam bersama.

"Hm? Apanya buk?"

"Itu, Chenlenya kapan?"
"Ibuk udah gemes banget liat anaknya"

"Tau tuh mamas lama banget, ntar di ambil orang loh" celetuk Javin yang juga setuju dengan si ibuk.

"Kakak dokter kenapa?" Celetuk Ica dengan wajah polosnya.

"Emm, Ca"
"Ica mau ngga punya ibu baru?" Tanya Javin.

"Apin~" tegur Jisung karena pertanyaan Javin pada Ica.

"Apasih, kan harus dapet persetujuan dari Ica juga"
"Gimana Ca? Mau ngga ibu baru?"

"Ibu baru? Tapi Ica udah punya ibu dua, Ica nda mau nambah lagi"
"Kasih ibunya ke yang lain aja, yang belum punya ibu, Ica udah ada dua" ujarnya sembari menunjukkan jarinya yang berbentuk V.

Javin rasanya ingin sekali membenturkan kepalanya saat mendapat jawaban polos dari Ica.

"Kok dua? Ibu Isa sama Uti ya?"
"Kalau uti kan nenek, maksud mas tuh yang sama kaya ibu Isa, Ica mau ngga?" Tanya Javin lagi.

"Bukan ibu Isa sama Uti, tapi Ibu Isa sama kakak dokter"
"Kakak dokter juga ibu aku tau, kakak dokter sendiri yang bilang" celetuk Ica berhasil membuat Javin dan sang Ibu di buat syok.

"Mas, gimana maksudnya?" Tanya si ibuk yang terkejut.

"Kalian jangan salah paham"
"Chenle ngga bilang gitu, cuma Ica aja yang salah tangkep"
"Chenle bilang kalau ibunya Ica dokter sama kaya dia, tapi malah Ica nangkepnya kalau mereka sama berarti Chenle juga ibunya, gitu" jelas Jisung karena melihat raut terkejut ibu dan adiknya.

"Wah bagus dong, tandanya Ica setuju kalau mamas sama kak Chenle"
"Ca kalau yayah nikah sama kakak dokter mau ngga?"

"Kenapa nikah sama yayah? Nikah itu apa?"

"Nikah itu, salah satu cara yang harus dilakuin biar kakak dokter resmi jadi ibunya Ica"

"Jadi ibunya Ica? Tapi kenapa nikahnya sama yayah kenapa ngga sama Ica aja? Kan yang mau ibu Ica bukan yayah"
"Yayah nda mau ibu kan? Yayah udah ada uti kan?" Balas Ica yang lagi lagi membuat Javin harus menahan emosinya.

"Sayang, bukan gitu maksudnya"
"Mungkin Ica pikir kakak dokter harus menikahi orang yang butuh ibu kan?" Tanya Jisung dengan nada lembutnya dan langsung mendapat anggukan dari si kecil.

"Tapi caranya bukan gitu"
"Coba yayah tanya, kalau seorang nenek tuh pasangannya apa sih sayang?"

"Kakek? Kaya mbah kong kades sama mbah ibu kan?"

"Iya, pinter"
"Terus kalau ayah pasangannya apa?"

"Ibu!!" Jawabnya antusias.

"Nah jadi biar kakak dokter bisa jadi ibu harus dipasangin sama siapa?"

"Yayaaaahhh!!"

"Nah itu Ca maksud mas tadi tuuuuh ah kamu mah susah banget dijelasinnya" gerutu Javin pada Ica.

"Jadi biar kakak dokter jadi pasangan yayah itu harus pake nikah itu ya?" Tanya ica lagi.

"Iya sayang, pinter banget sih"
"Jadi kalau semisal nanti yayah nikahin kakak dokter ngga papa kan?" Tanya Jisung pada Ica.

Walau Ica bukan putri kandungnya, tapi ia saat ini tengah berperan menjadi ayahnya. Jadi apapun jalan yang akan ia ambil ia masih harus meminta persetujuan Ica juga.

"Nda papa dong, kan memang harus gitu biar kakak dokter jadi ibunya aku kan?"
"Jadi ayo yayah nikahin kakak dokter"
"Mau kapan? Habis makan ya, biar nanti kakak dokter bisa langsung tidur bareng aku"
"Ya yah ya??" Celetuk Ica membuat ketiga dewasa disana langsung tertawa terbahak. Sikap polos Ica benar benar sangat diluar nalar mereka.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang