Seperti janjinya pada Chenle, Jisung saat ini sudah bersiap dengan pakaiannya yang lumayan rapi serta sudah memanasi mobil pak kades juga untuk mengantar Chenle menjemput teman temannya.
Chenle bilang teman temannya yang dari kota akan datang. Awalnya mereka akan mengajak Javin dan Syola sekalian jalan jalan. Tapi ternyata teman teman Chenle melakukan pemberangkatan pagi sehingga dua bocah itu tak bisa ikut dan harus pergi ke gereja karena ada sekolah minggu.
"Udah siap?" Tanya Jisung saat Chenle sudah keluar rumah.
"Udah"
Setelahnya mereka berpamitan pada bibi dan langsung berangkat menuju stasiun di kota untuk menjemput teman teman Chenle.
"Temennya banyak yang mau dateng?" Tanya Jisung mencoba memecah suasana.
"Cuma dua, akutuh ngga punya banyak temen tau"
"Ya ada sih banyak tapi yang deket ya cuma mereka, udah temenan dari kecil soalnya" jelas Chenle dan langsung mendapat anggukan dari Jisung.
"Ah mereka kayanya seumuran sama mas deh, mereka juga udah kuliah""Oh ya?"
"Hu.um, cuma aku aja yang paling kecil di antara mereka"
"Nanti jangan sungkan ya mas sama mereka"
"Mereka sama kok kaya aku, mudah banget buat adaptasinya"
"Nanti ajakin mereka ke sawah juga, biar mereka seneng"
"Kasian mereka tuh ngga pernah nyentuh persawahan"
"Hihihi" kikiknya menertawai teman temannya."Sampe segitunya?"
"Iya, bahkan dulu pernah tuh pas jaman masih SD mereka pernah cerita pas ada tugas liburan mereka sampe di kira ngayal doang karena isinya tentang jalan jalan kita pas di universal"
"Soalnya yang lain ceritanya pada umum tentang kisah mereka yang balik kampung, main di kampung"
"Trus mereka bilang ke gurunya soalnya mereka emang ndq pernah main ke kampung nda ada sodara di kampung juga, jadi nda bisa nulis yang begituan"
"Aduh emang sultan tuh ada ada aja ya liburannya" cibir Chenle mengingat kisah kedua temannya, seakan tak sadar siapa dirinya.~o0o~
Setelah asyik berbincang ini itu, akhirnya mereka sampai di stasiun. Kedatangan kedua teman Chenle juga masih lima belas menit lagi. Tempat duduk di area tunggu disana juga sudah terlihat penuh membuat keduanya tak dapat tempat duduk untuk menunggu.
"Tadi udah makan kan?" Tanya Jisung pada Chenle.
"Belom, niatnya nanti mau makan siang bareng temen temen aja"
"Emang ngga laper?"
"Ya laper sih, tapi nda papa aku tahan kok"
"Beli cemilan dulu aja yuk, mereka datengnya juga masih lama" ajak Jisung.
"Nda usah mas, aku masih bisa nahan kok"
"Udah biasa aku nahan makan kaya gini" ujarnya membalas ajakan Jisung."Mas keluar dulu beliin kamu jajanan, kamu di sini aja"
"Mas, nda usah, bentar lagi kita makan loh"
"Cuma cemilan doang daripada perutnya sakit nanti"
"Bentar ya" pamit Jisung yang langsung keluar dari stasiun.Jisung berjalan jalan diluar stasiun untuk mencari makanan yang dapat mengganjal perut Chenle. Bisa bisanya bocah itu tak makan dan malah menahannya.
Netra Jisung menangkap pedagang siomay ikan yang terlihat lumayan ramai yang menandakan bahwa siomay itu memang enak. Ia ingat sepertinya Chenle sangat suka makanan yang berbau bumbu kacang, jadi tak perlu berpikir dua kali untuk Jisung langsung menuju tukang siomay itu dan membungkus dua untuk dirinya dan Chenle.
"Nih dimakan dulu biar ngga laper perutnya" ujar Jisung yang baru saja menghampiri Chenle yang sudah mendapat tempat duduk.
"Makasih"
"Kata Nana, mereka bakal delay dulu"
"Keretanya abis nabrak motor katanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom - Jichen ✅
Short StoryChenle yang baru saja memergoki kekasihnya selingkuh langsung memutuskan untuk ikut pamannya untuk berlibur di desa. Ia berharap pilihan liburannya kali ini akan membuatnya lebih mudah melupakan si mantan kekasihnya itu. Dan sepertinya harapannya be...