22

6.6K 712 100
                                    

"Udah, jangan nangis"
"Udah ditungguin pak kades loh" tutur Jisung saat kekasiunya itu tak mau melepas pelukannya.

Hari ini Chenle resmi akan kembali ke kotanya. Sudah dari semalam bocah itu menangis.

"Nda mauuuuu~" rengeknya yang masih senantiasa memeluk Jisung.

"Kasian pak kades udah nungguin, nanti mas bakal hubungin kamu terus kok"
"Udah ya, lepas dulu pelukannya" ujar Jisung yang masih berusaha untuk melepas pelukan si manis.

Jisung merasa tak enak dengan pak kades yang sudah menunggu di dalam mobil, tapi kekasihnya ini tak kunjung mengakhiri salam perpisahannya.

"Alah Ji, kamu ikut aja"
"Ngga akan mau lepas anak itu, nanti keburu siang trus macet" ujar si paman dari dalam mobil.

"Tapi pak-"

"Ngga usah mikirin ternak, nanti biar dikasih makan sama Apin"
"Apin, bisa kan nak kasih makan sapi sama kambingnya?"
"Rumputnya masih banyak kok di tandon, Apin ngga usah bingung buat nyari rumputnya" ujar pak kades pada Javin yang juga tengah ada di sana.

"Siap pak, nanti biar Javin yang kasih makan"
"Mamas ikut aja ngga papa, kasian kak Chenlenya" tutur Javin.

"Tuh, mas ikut aja ya, nanti aku kenalin ke papa juga"
"Mau yaaaaa" pintanya yang masih tak mau melepas dekapannya.

"Hhhh...."
"Yaudah, mas ganti baju dulu"

"Yeay"

CUP

"HEH/Heeh!!" Teriak si paman dan bibi ketika keponakan cantiknya itu tiba tiba mencium pipi Jisung tanpa sungkan.

Syola dan Javin yang juga ada di sana langsung membola melihat hal itu. Tapi berbeda dengan Chenle yang malah terkikik senang karena ia juga akan diantar oleh Jisung.

Setelah menunggu Jisung untuk berganti baju, akhirnya mereka berangkat. Jisung benar benar merasa tak enak dengan pak kades yang menyetir sendirian di depan. Tapi Chenle juga sedang dalam mode manjanya yang tak ingin lepas dengan Jisung.

"Nanti pas berhenti di pom, mas duduk depan ya nemenin bapak"
"Ngga enak sama bapak" bisik Jisung.

"Nda mauuuu"
"Mau duduk sini sama mas!" Balas Chenle tanpa merendahkan suaranya.

"Heh, kok malah teriak" tegur Jisung.

"Udahlah Ji ngga papa duduk situ aja sama adek"
"Biarin lah kalau adek manja gitu, besok kalian udah ngga bareng lagi"
"Ngga papa, nanti aja pas pulang kita gantian nyetirnya" ujar pak kades yang mendengar penolakan Chenle.

Tapi tetap saja ia merasa tak enak, dan percuma juga jika ia duduk berdua dengan Chenle di belakang ia juga tak bisa leluasa karena sungkan.

Emang mau ngapain?

"Nana sama Injun bilang mereka udah di sana, lagi masak masak sama mbak"
"Pasti dah kangen aku tuh mereka" celetuknya setelah menerima kiriman gambar dari kedua sahabatnya itu.

"Oh ya?"
"Udah lama juga ya ngga ketemu mereka"

"Hm, dan aku masih belum kasih tau mereka loh"

"Kasih tau apa?" Tanya Jisung.

"Ini" ujarnya sembari menunjuk ke tangannya yang tengah di genggam oleh Jisung.

"Bakal kaget pasti mereka"

"Iya bener, tapi mas nanti harus siap dapet wawancara dadakan dari mereka ya, hihi"

"Eh, kenapa?"

"Mereka emang suka gitu kalau aku bilang ada pacar baru, mereka pasti yang langsung turun tangan buat wawancara dan mastiin orang itu kaya gimana"
"Nichol kemaren aja di wawancara dari siang sampe malem buat mastiin beneran tulus apa main main dong"
"Eh tapi endingnya masih sama" ujarnya yang langsung mendapat usapan sayang dari Jisung.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang