33

4.6K 531 100
                                    

Pukul enam pagi Jisung sudah berada di rumah pak kades, duduk di lincak belakang sebelah kandang. Mungkin terkesan tidak sopan tapi Jisung tak sabar ingin menjelaskan semuanya sebelum orang tua keduanya itu salah paham.

"Ada apa to Ji, kok kaya serius gini?" Tanya si ibu kades yang bingung karena tiba tiba dipanggil Jisung.

Jisung langsung berlutut di depan kedua orang tua keduanya itu tanpa ragu, melepas topi sawah yang ia kenakan dan langsung menggenggam tangan si ibu lurah.

"Loh loh kenapa Ji? Berdiri berdiri kotor itu loh!"

"Engga bu, ngga papa"
"Jisung mau minta maaf sama bapak sama ibu" ujar Jisung tak memperdulikan teguran yang ibu kades berikan.

"Kenapa Ji? Kamu ngga berniat berhenti bantu bantu saya kan?" Kali ini giliran pak kades yang bertanya.

"Engga pak, Jisung ngga akan berhenti bantu bantu pak kades"

"Lalu ada apa? Kenapa sampe kaya gini?"

"Pak bu, Jisung kena tuduh pak camat" ujarnya tanpa basa basi.

"Maksud kamu Ji? Kamu di tuduh apa nak?" Panik si ibu.

"Jisung di tuduh ngehamilin Isa"
"Tapi demi tuhan Jisung ngga lakuin itu bu"

"Ya tuhan Jiiiii" kejut si ibu kades dan langsung menutup mulutnya tak percaya.

"Kok bisa Ji?"

"Ini memang berawal dari kesalahan Jisung yang bantu Isa dulu"
"Dulu Jisung pernah bantu Isa buat pergi dari rumahnya karena Isa mau dijodohin sama bapaknya"
"Isa minta tolong ke Jisung buat jemput dia, dan dengan bodohnya Jisung malah bilang kalau Jisung itu pacarnya Isa biar bisa bawa Isa kabur"
"Jadi sampai sekarang pak camat mikir kalau Jisung pacarnya Isa pak"

"Trus ngga lama setelah kejadian itu, Isa kabur lagi"
"Tapi bukan karena Jisung, ini kemauan Isa sendiri"
"Tapi lagi lagi pak camat nuduh Jisung, Jisung cuma bisa bantu nyari aja"
"Tapi hari itu Isa ngehubungin Jisung dan ternyata dia ada di motel di salah satu club malam di kota"

"Ya tuhan"
"Isa di perkosa Ji?" Tanya si ibu.

"Iya bu, Jisung lihat keadaan Isa hari itu kacau banget" tuturnya.

"Trus karena hal itu kamu jadi di tuduh?"
"Tapi kamu udah jelasin kan?"
"Kamu harus ngelak itu Ji" ujar pak kades tak kalah panik.

"Belum pak, belum bisa"
"Sifat pak camat ngga semudah itu buat di kalahin"
"Bahkan dia sampe ancam tentang beasiswa yang Jisung dapetin kalau Jisung ngga beetanggung jawab"
"Jadi Jisung bakal nunggu bayinya Isa lahir trus ngasih bukti kalau itu beneran bukan anak Jisung"
"Setelahnya bakal Jisung jatuhin pak camat sejatuh jatuhnya" jelas Jisung tentang rencananya.

"Dengan itu Jisung mau minta ijin sama pak kades dan bu kades"
"Jisung ijin buat ngasih tempat tinggal Isa dulu buat sementara waktu"

"Isa tinggal sama kamu Ji?"
"Kamu ngga ada hubungan sama Isa kan?"
"Trus kakak gimana Ji?" Tanya bu kades.

"Jisung minta tolong, jangan kasih tau Chenle dulu ya pak, bu tentang masalah ini"
"Biar nanti Jisung yang jelasin ke Chenle"
"Dan tentang Isa, Jisung berani sumpah kalau Jisung ngga ada hubungan apapun dengan Isa bu"
"Percaya sama Jisung, Jisung cuma mau ngejaga salah satu bukti yang Jisung punya nantinya"

"Kamu sadar ngga sih Ji sikap kamu itu jahat?"

"Jisung sadar, Jisung tau"
"Tapi untuk kali ini Jisung mau jadi orang jahat dulu pak"

"Terserah kamu lah Ji, bapak cuma minta jangan sampe rencana kamu ini malah nyakitin keponakanku"
"Bapaknya udah percaya sama kamu, jangan kamu sekali kali nyakitin dia Ji"

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang