14

7.1K 836 146
                                    

Hari ini orang orang tengah disibukkan dengan perayaan ulang tahun Javin. Awalnya Jisung hanya berniat memberikan Javin hadiah serta membelikannya bocah itu makanan kesukaannya seperti tahun tahun sebelumnya.

Tapi berkat ulah bocah bocah kota yang beberapa hari ini menjadi tetangga baru Jisung, mereka mengusulkan untuk membuat pesta kecil kecilan untuk nanti malam.

Mereka tengah menghias area halaman rumah Jisung dengan pernak pernik ulang tahun.

Jisung bertugas memasangi lampu kerlap kerlip di antara pohon pohon.

Nana, Injun, dan Chenle menyaipkan hiasan yang akan mereka gantung gantung nantinya.

Dan sang bibi yang di bantu bu sela tentangga sebelah untuk membuatkan nasi tumpeng untuk Javin.

Sedangkan Javin sendiri tengah di ajak pak kades dan adek Lala untuk pergi berenang.

"Mas ini coba gantungin situ" pinta Chenle pada Jisung yang tengah berada di tangga memasang lampu.

"Gini?"

"Agak keatas dikit bisa nda mas?"

"Gini ya?"

"Hu.um, bagus"
"Nda sabar mau liat reaksi Javin nanti"

"Dia pasti seneng banget ulang tahunnya kali ini di rayain"
"Makasih ya udah bantu rayain ulang tahunnya Javin" ujar Jisung setelah menuruni tangga.

"Emang ulang tahun Javin belom pernah dirayain mas?"

"Belom, kalaupun dirayain ya cuma sama orang orang rumah aja, pergi makan dan kasih kue kecil ke Apin"
"Itupun juga pas keluarga kita masih utuh" jelas Jisung yang membuat Chenle menjadi tak enak ternyata hal itu merupakan hal sensitif bagi Jisung.

"Maaf ya mas, aku nda tau" cicitnya yang merasa tak enak.

"Ngga papa, itu bukan sesuatu yang harus disembunyiin kok"
"Jangan merasa bersalah ya" ujarnya sembari mengusap surai Chenle.

"Heh! kalian ayo sini minum dulu, malah mesra mesraan" celetuk Nana yang sudah membawa minum di nampan.

"Apaan sih" gerutu Chenle yang mendapat kekehan dari Jisung.

"Dek ini sepedanya ngga mau dihias juga?" Tanya Injun.

Sepeda pesanan mereka baru saja datang. Dan menurut Injun ini terlalu polos jika digunakan sebagai hadiah.

"Kalau pitanya masih sisa, kita hias aja nda papa"
"Masih sisa nda sih? Kita masih butuh pita yang banyak nda?"

"Kayanya engga, tinggal bagian itu aja kan yang dikasih pita?"
"Kalian selasaiin itu ya, biar aku yang hias sepedanya"
"Biar ngga makan waktu" jelas Injun yang langsug mendapat anggukan setuju dari Chenle.

Setelah dua jam mereka menghias halaman rumah Jisung akhirnya semua persiapan mereka selesai. Tumpeng yang dibuat bibi juga sudah jadi. Jisung hanya tinggal mengambil meja dan menata tumpeng serta kue kecil pemberian Injun di meja sana.

"Halo paman, udah mau pulang ya?" Tanya Chenle dalam sambungannya.

"...."

"Iya ini udah selesai kok, langsung pulang aja nda papa"

"...."

"Eh, paman siapin hadiah juga?"

"...."

"Mas, ini paman katanya mau ngomong" ujar Chenle sembari menyerahkan ponselnya pada Jisung.

"Halo pak?"

"...."

"Ya tuhan pak, kenapa repot repot"

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang