Hari ini sawah pak kades bakal dipanen padi padinya. Dan sebelum panen masyarakat sana bakal ngadain kenduri kecil kecilan di sawah yang akan dipanen nantinya. Chenle dan teman temannya sudah dipaksa bangun super pagi untuk membantu menyiapkan masakan untuk kenduri nanti.
Walau tidak dalam porsi yang besar tapi untuk kenduri di sawah ini memerlukan kondimen yang banyak. Ada ayam utuh yang dipanggang seperti biasanya, ada oseng pepaya muda, ada kulupan yang dikrawu dengan kelapa muda, ada sambal goreng kentang, dan juga ada mie.
Paman yang udah ahli dalam panggang memanggang ayam sudah bangun lebih awal untuk menyiapkan bara apinya.
Sedangnkan Chenle dan Nana bertugas untuk memotongi sayuran yang akan di buat kulupan, dan Injun memotongi kepaya muda yang akan di oseng.
"Ini kendurinya kenapa pagi banget sih bi?"
"Bukannya biasanya sore gitu ya?" Tanya Chenle."Kalau sore gitu kan biasanya buat kirim doa leluhur dek"
"Kalau ini memang pagi mengawali sebelum panen, biar nanti panennya lancar ngga ada halangan apa apa, dan semua tukangnya nanti selamat ngga ada yang kenapa napa""Oh gitu" jawab Chenle dengan mengangguk paham.
"Kalian nanti juga harus ikut loh"
"Ikut manen bi?" Kali ini giliran Nana yang bertanya.
"Ya engga, cuma ikut kenduri aja"
"Ya bibi ngga tega lah liat kalian yang cantik cantik ini harus ikut mbabat padi"
"Kalau urusan mbabat gitu biar Jisung aja ahlinya""Mas Ji juga ikut?" Celetuk Chenle yang antusias.
"Ya ikut dong kak, dia kan si penanggung jawan"
"Kalau ngga ikut nanti siapa yang awasin""Wiiih mas Ji keren" gumam Chenle yang membuat kedua kakaknya tersenyum.
~o0o~
Tepat pukul enam mereka semua berangkat ke sawah, Syola dan Javin juga ikut. Mereka bilang pegen sarapan di sawah bareng bareng.
Disawah sudah banyak tukang yang menunggu sambil merokok dan ada juga yang tengah bergurau. Chenle juga melihat sudah ada Jisung juga disana yang tengah mengobrol dengan salah satu tukang yang terlihat seumuran di sana.
"Ayo ayo semuanya kumpul di sini dulu, kita kenduri dulu sebelum mulai" perintah pak kades setelah mereka menata karpet serta makanan yang mereka masak tadi.
"Loh kamu ikut juga?" Tanya Jisung yang langsung mengambil duduk di sebelah Chenle.
"Ikut dong mas, ini aja aku yang masak" ujar Chenle dengan bangga.
"Oh ya?"
"Nda deng, aku cuma bantu potong potong aja hehe" cengirnya yang langsung mendapat acakan gemas dari Jisung.
"Mas ih kebiasaan, berantakan kan rambutnya" dumalnya sembari menata rambutnya yang baru saja di acak acak oleh Jisung."Salah siapa gemes kaya gitu?"
"Wih wih, kok tiba tiba ada yang bening bening juga pak?"
"Siapa ini pak?" Celetuk salah seorang pekerja yang merasa kagum dengan anggota baru di keluarga Pak kades."Keponakan saya dari kota sebelah"
"Woalah, pantesan ngga pernah lihat"
"Cantik cantik banget pak"
"Boleh kenalan ngga neng?" Ujarnya sembari mengulurkan tangan."Hus, kamu ini kalau ada yang cantik langsung sat set" ujar pak kades sembari memukul ringan tangan pekerjanya.
"Coba kerja dulu nanti"
"Kalau bisa selesai jam sembilan, boleh tuh kenalan sama anak anak saya""Wah pak kalau itu syaratnya ya pasti ngga bisa lah pak, sawahnya aja duakali lapangan bola"
"Dua hari lah pak itu normalnya"
"Kaya rorojonggrang aja" celetuknya yang langsung mendapat kekehan dari yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom - Jichen ✅
Short StoryChenle yang baru saja memergoki kekasihnya selingkuh langsung memutuskan untuk ikut pamannya untuk berlibur di desa. Ia berharap pilihan liburannya kali ini akan membuatnya lebih mudah melupakan si mantan kekasihnya itu. Dan sepertinya harapannya be...