Sesuai janjinya, Jisung mengajak Chenle untuk jalan jalan lagi hari ini. Ia akan mengajak si manis yang sangat suka makan itu ke festival makanan di kota sebelah. Awalnya Jisung pikir ia akan pergi berdua saja, tapi ternyata kedua bocah lainnya juga memaksa ikut. Melihat Chenle yang tak keberatan dan malah senang, akhirnya mau tak mau Jisung memilih mengiyakan permintaan Syola.
"Lala di belakang ya, biar Javin aja yang duduk depan" pinta Jisung pada Syola.
"Hati hati loh Ji" ujar bu kades yang tengah menunggu keberangkatan mereka.
"Iya bu, bakal saya jaga semuanya"
"Adek sama Kakak jangan bandel loh ya"
"Nurut sama Jisung""Iya buuuuk, udah ayo berangkat maaas~" celoteh Syola yang sepertinya sudah sangat tak sabar.
Jisung menyarankan untuk naik kereta saja, walau jarak ke kota sebelah hanya perlu waktu satu jam tapi karena ia pergi dengan anak anak akan lebih aman jika mereka naik kereta. Waktu yang ditempuh juga akan lebih cepat hanya duapuluh lima menitan saja.
Javin dan Syola terlihat sangat senang saat mereka sudah maniki kereta. Kedua bocah itu memang baru pertama kali naik kereta jadi rasa antusias mereka sangat tinggi.
Berbeda dengan Chenle yang sedari tadi terlihat lebih diam. Sesekali ia hanya tersenyum saat Javin berceloteh yang macam macam.
Jisung khawatir jika kekasihnya itu sakit, segingga ia tak semangat untuk perjalanan kali ini.
"Kamu sakit?" Tanya Jisung pada Chenle yang tengah duduk di depannya.
Mereka duduk berhadap hadapan Syola berhadapan dengan Javin di sebelah jendela, lalu Chenle dan Jisung duduk berhadapan di sebelah mereka.
"Nda, cuma sedikit nda mood aja" ujarnya namun tak menatap ke arah Jisung.
"Karena anak anak ikut?" Tanya Jisung lagi yang kali ini berhasil mendapat tatapan dari si manis.
"Ha? Ya nda lah mas, dengan adanya mereka ikut aku malah seneng" ujar Chenle dan di akhiri dengan kekehannya.
"Tapi kenapa cemberut gitu hm?"
"Lagi banyak pikiran aja" ujarnya singkat dan menarik tangannya yang tengah digenggam oleh Jisung.
Jisung hanya mengangguk paham dengan reaksi yang Chenle berikan. Nanti lambat laun si manis pasti akan kembali ceria lagi pikirnya.
Setelah duapuluh lima menit berada di kereta akhirnya mereka pun sampai. Mereka sampai di sana pukul sembilan, masih terlalu pagi untuk pergi ke festival jadi Jisung menyarankan untuk mengajak mereka menunggu di alun alun saja, tempatnya tak terlalu jauh dengan stasiun jadi jika berjalan kaki tak akan membuat mereka lelah.
Alun alun disana tak terdapat banyak penjual makanan seperti di tempat tinggal Jisung. Mungkin karena ada festival yang membuat pedagang disana memilih menjajakan dagangan mereka di festival nanti, jadi untuk saat ini tak terlalu banyak pedagang yang ada di alun alun.
Chenle lebih terlihat bahagia saat melihat banyak burung dara yang di lepas liarkan di sini. Ia dan kedua bocah lainnya memilih untuk memberi makan burung burung itu.
"Kalau begini kamu berani ngga La" ujar Javin yang memperlihatkan dirinya yang dengan berani meletakkan segenggam jagung pada tangannya dan diangkatnya tinggi tinggi yang membuat beberapa burung itu bertengger di tangannya.
Chenle yang penasaran, langsung ikut mencoba cara Javin. Diletakkannya segenggam jagung pada tangannya dan diangkatnya tinggi tinggi agar burung burung itu mau mendekatinya.
Memang benar burung burung itu mau mendekatinya, tapi naasnya mereka datang dengan jumlah yang banyak yang malah membuat Chenle merasa panik.
"I-ini gimana?" Tanya Chenle yang panik karena tubuhnya di hinggapi banyak burung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom - Jichen ✅
Short StoryChenle yang baru saja memergoki kekasihnya selingkuh langsung memutuskan untuk ikut pamannya untuk berlibur di desa. Ia berharap pilihan liburannya kali ini akan membuatnya lebih mudah melupakan si mantan kekasihnya itu. Dan sepertinya harapannya be...