28

5.3K 591 329
                                    

"Besok Isa mau dijodohin, Isa memang udah sering dijodohin gini, tapi dia juga sering kabur buat batalin acaranya"
"Dan kali ini dia ngga bisa lakuin hal itu lagi, dan berakhir minta tolong ke mas"

"Minta tolong apa mas?"

"Isa minta mas buat jadi pacar pura pura Isa biar bisa batalin lerjodohan itu"
"Tentu aja langsung mas tolak, mas kan udah ada kamu"
"Dia kan juga bisa minta bantuan yang lain"
"Kenapa harus mas yang jadi korbannya dia" ujar Jisung sedikit emosi karena mengingat kejadian pagi tadi.

"Kenapa mas ngga mau?"

"Ha? Maksud kamu?" Tanya Jisung yang tak paham maksud dari si manis.

~~~

"Ya, ya kenapa mas nda mau?"
"Kan kasian mbak Isa nya" ujar Chenle yang membuat Jisung tak percaya.

"Kok kasian, kan malah bagus kalau dia dijodohin kita jadi aman kan ngga ada yang ganggu"

"Tapi kasiaaaann~" rengeknya.

"Apasih ngga, biarin aja dia urusin urusannya sendiri"
"Kamu ngga usah aneh aneh main kasian kasianan sama dia"
"Udah sana tidur, udah ngelantur kamu"

"Tapi kasian maaas"

"Sayang, tidur dulu yuk"
"Udah malem, lihat kamu udah ngelantur gini"
"Mas tutup ya panggilannya"
"Selamat malam cantiknya mas"
"Bye~"

"Ma-"

PIP

Jisung langsung mengakhiri panggilannya dengan sepihak. Bagaimana bisa kekasihnya itu malah kasihan kepada Isa dan memintanya untuk membantu Isa.

"Dia tuh terlalu polos apa terlalu baik sih" rancaunya lantaran kesal karena Chenle tak menujukkan ekspresi marahnya tadi.

Tak ingin terlalu ambil pusing, Jisung langsung menaikkan selimutnya dan bergegas tidur. Ia ada jadwal untuk ngangon besok pagi.

~o0o~

Seperti jadwal ngangon biasanya, Jisung sudah terlihat bersiap disaat matahari belum menunjukkan sinarnya. Jisung membawa perlangkapannya dan mulai mengeluarkan kambing kambing pak kades.

"Ji" panggil si ibu kades yang tengah ada di dapur dan melihat kegaduhan yang Jisung buat.

"Iya buk?"

"Kamu lagi berantem ya sama kakak?" Tanya bu kades yang membuat Jisung mengernyit bingung.

"Maksudnya bu?"

"Itu dari tadi Chenle telponin ibu terus, nanyain kamu udah bangun apa belum"
"Dari jam empat loh Ji"
"Kalian ngga berantem kan?" Tanyanya lagi.

"Ha? Dari jam empat bu?"
"Ngga biasanya dia bangun jam segitu bu" ujar Jisung yang terlihat panik dan langsung merogoh ponselnya dan dilihatnya puluhan pesan masuk dari Chenle.

Apa kekasihnya itu tak tidur semalam?

Jisung langsung memeriksa pesan pesan yang Chenle kirim, tapi ia seakan menyesal saat tau apa isi dari pesan tersebut.

Isinya masih sama tentang percakapan terakhir mereka semalam. Chenle masih saja bersikeras meminta Jisung untuk membantu Varisya.

"Ada apa Ji?"
"Ngga berantem kan?" Tanya bu kades yang masih penasaran karena melihat raut tak suka Jisung saat melihat layar ponselnya.

"Ah engga bu"
"Ini cuma Chenlenya rewel katanya kemaren ngga bisa tidur"
"Trus kayanya dia ngiranya saya marah karena pesannya ngga saya bales"

"Woalah, ibu kira kenapa Ji"
"Yaudah nanti jelasin ke anaknya ya biar ngga panik gitu nyariin kamu terus" tutur si ibu.

Bloom - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang