16 || Enam Belas

10.7K 1.1K 169
                                    

________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________

Ruangan ber AC itu terasa semakin dingin ketika semua keluarga inti berkumpul. Ruang kerja Yuzar sangat senyap, nafas mereka bahkan sampai bisa di dengar.

"Kalau terus diam diaman begini kapan selesainya?"Jeffran memecah keheningan, lamunan yang lainnya buyar saat itu juga.

Rabella kini menjadi pusat atensi semuanya, menunggu wanita itu angkat bicara. Jeffran sendiri tahu jika ada suatu hal yang berhubungan dengan kejadian kemarin, atau mungkin saja Rabella meminta dirinya mengakui Hesa.

"Rabella, kapan kamu akan bicara?"tanya Yuzar.

Ibu dua anak itu menghela nafas berat, ia kemudian menyerahkan surat rumah sakit kepada ayah mertuanya itu untuk di baca sendiri. Rasanya ia tak sanggup memberi tahu yang lainnya.

Entah mengapa atmosfer di ruangan itu menjadi tegang, semuanya mulai menerka-nerka apa yang ada dalam surat rumah sakit tersebut. Hingga tanpa sadar mereka sedikit menahan nafas saat Yuzar tampak meremat ujung kertas itu. Rahangnya mengeras dan matanya memerah menandakan amarah yang mulai menguasai diri pria itu.

Jihan yang semulanya duduk di kursi dekat Yuzar berinisiatif membaca surat yang sudah terlepas dari pegangan sang ayah mertua. Tak lama wanita itu terdiam dengan tatapan kosong, cairan bening sudah menggenang di pelupuk mata.

Dengan gerakan lambat ia berdiri dan menatap Jeffran yang ada di seberang meja, ia juga menatap yang lain secara bergantian. Sehran memilih ikut berdiri dan hendak bertanya.

Plak!

Tamparan keras begitu tiba-tiba diterima Sehran, ia menatap penuh tanya pada wanita yang begitu ia cintai itu. Jihan menatap nyalang kearah Sehran, air matanya mengalir deras dengan isakan kecewa. Yang lainnya bahkan terkejut melihat kejadian itu.

"Bajingan!"umpat Jihan pada suaminya sendiri.

"Kupikir laki-laki yang katanya sangat mencintaiku ini adalah malaikat, ternyata kamu tak lebih dari iblis keji Sehran!"

"Jihan, apa yang kamu katakan? Apa yang terjadi?"Jessica masih belum paham dengan apa yang terjadi, ia kemudian mengambil surat yang di genggam namun ditahan oleh Yuzar.

"Hesa... dia adalah putra kandung Sehran,"

Bagai sebuah petir yang menyambar, pernyataan itu membuat yang lain terkejut terkecuali Rabella dan Jihan. Jeffran bahkan sampai berdiri saking kagetnya. Ucapan Yuzar membuat Sehran dengan gerakan pelan menatap Jihan yang sudah menangis tersedu-sedu.

Bagaimana bisa Hesa putra kandung nya?

Rabella mengeluarkan dua lembar foto Hanasta dan menyerahkannya pada Sehran. Pria itu semakin terkejut melihat sosok di dalam foto, jadi Hesa benar-benar putra kandungnya? Hasil kecelakaan yang bahkan hanya di lakukan satu malam?

【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang