08 || Delapan

10.3K 1K 93
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________

Keadaan Hesa mulai membaik, perawat yang berjaga juga sudah mencabut infusan yang tertancap di tangan anak itu atas perintah dokter Erza. Namun dua hari telah berlalu, anak itu tak kunjung membuka matanya. Jihan sudah gelisah takut terjadi sesuatu pada Hesa.

Siang ini rumah megah Alton hanya di isi Jihan yang masih setia menjaga Hesa, menunggu anak itu bangun dari mimpi panjang nya.

"Nyonya, tuan Sehran memanggil anda di ruang keluarga,"seorang pelayan datang dengan membawa nampan berisi mangkuk dan lap.

"Tolong bersihkan badan bagian atas nya ya, aku akan pergi menemui Sehran sebentar,"pinta Jihan yang di patuhi oleh pelayang itu.

Pelayan yang usianya hampir sama dengan Jessica itu dengan telaten membersihkan tubuh ringkih Hesa dengan lap bersih yang di celupkan ke air hangat. Wanita itu meringis pelan melihat lebam dan bekas luka yang menghiasi punggung serta dada Hesa. Entah apa yang telah di lalui anak ini, batin nya.

Setelah selesai di bersihkan, Hesa di pakaikan baju Kemeja santai yang baru saja di belikan oleh Jessica. Kemudian pelayan membenarkan posisi anak itu berbaring lalu di tutup dengan selimut tebal sebatas dada. Hesa jadi terlihat sangan lucu dan bersih berkat Jihan dan pelayannya. Setelah tugasnya selesai, pelayang itu pergi membawa baju kotor dan nampan yang ia bawa tadi. Ruangan yang luas dengan suhu sejuk itu kini senyap,  Entah kemana perginya perawat perempuan yang ditugaskan merawat Hesa.

Tak lama setelah kamar itu hanya menyisakan seorang anak kecil yang terlelap, mata bulat itu kini tebuka secara perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Hesa terdiam, matanya meliar meneliti tempat di sekitarnya tanpa bergerak. Saking sunyinya kamar itu, Hesa bahkan bisa mendengar nafasnya sendiri. Ruangan itu sangat harum dan sejuk, membuatnya nyaman ditambah selimut tebal dan halus.

Krincing.. krincing..

Suara itu datang mendekati bersamaan dengan mahluk gembul berbulu putih yang melompat ke kasur dan mengendus-endus tubuh Hesa.

【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang