67 || Enampuluh Tujuh

4.5K 685 138
                                    

Haii up lagi nihh, soalnya lagi sempet hehe

Btw, kalian gak mau ramaiin komen kah? Part sebelumnya juga sepi banget:(( sedih:(

Happy reading:)

Sorry for typo:)

•••••

Dokter Yasa bersama dengan asistennya berupaya untuk melakukan serangkaian pemeriksaan termasuk juga mengobservasi gejala yang di alami Hesa. Gejala seperti ini memang banyak dialami oleh anak kecil yang mengalami trauma tipe berat.


Selama masa pemeriksaan, Jihan dan Sehran tak pernah sedetikpun meninggalkan Hesa. Raut khawatir tercetak di wajah keduanya. Sedangkan bocah yang dikhawatirkan tak bereaksi apa apa selain mengeluh kepalanya sakit, selebihnya ia hanya menatap polos pada kesibukan orang-orang dewasa disekitarnya.

"Untuk sementara Hesa jangan dibiarkan berkegiatan yang membuat lelah dulu, itu bisa memicu sakit kepalanya datang lagi,"ucap dokter Yasa sambil mencatat beberapa hal yang ia dapatkan dari memeriksa Hesa.

"Untuk hasil diagnosa nya, saya minta waktu untuk bicara bertiga dengan bapak dan ibu,"dokter Yasa melanjutkan, ia memberi isyarat pada beberapa perawat untuk mengajak Hesa bermain sebentar selama ia berbicara dengan orang tua Hesa.

Setelah dokter Yasa membawa Jihan dan Sehran ke ruangan yang dibatasi sekat dengan ruang rawat, mereka mulai membicarakan hal serius termasuk hasil diagnosa dengan bekal pengetahuan profesional.

"Dari hasil pemeriksaan, saya dapat menyimpulkan bahwa Hesa banyak kehilangan ingatan. Ada banyak momen yang ia lupakan sehingga membuatnya kebingungan dengan ingatannya yang teracak, hal inilah yang menyebabkan sakit pada kepala Hesa,"ucap dokter Yasa, Jihan menatap Sehran dengan raut terkejutnya.

"Tapi saya memastikan sendiri bahwa hasil ct scan mengatakan tidak ada masalah di kepala Hesa, kami sudah memeriksanya dua kali,"ucap Sehran. Karena ia sudah pastikan bahwa tidak ada cedera pada kepala putra bungsunya itu.

"Benar, dok. Hesa memang punya riwayat kecelakaan, tapi itu sudah hampir satu tahun, Hasilnya juga baik, tidak ada kendala pada syaraf ingat nya,"tambah Jihan.

"Kehilangan ingatan bukan hanya karena benturan di kepala atau kecelakaan besar saja. Dalam kasus ini Hesa mengalami Amnesia Disosiatif, dimana Amnesia ini ditemukan pada individu yang mengalami gangguan psikologis karena trauma tipe berat seperti korban pemerkosaan, korban kekerasan, korban penculikan, dan lain sebagainya,"ucap dokter Yasa, sejenak ia menjeda penjelasannya untuk menampilkan layar komputer yang berisikan penjelasan singkat bagaimana definisi dari Amnesia Disositif.

"Amnesia Disositif terjadi karena unsur syaraf ingat yang ditekan oleh peristiwa mengerikan, menyedihkan dan rasa sakit, sehingga hal ini menekan ingatan untuk membuang semua kenangan buruk yang ada. Sehingga Amnesia Disositif termasuk dalam golongan Amnesia jangka pendek atau juga disebut hilang ingatan jangka pendek,"lanjut dokter Yasa.

Sehran menggenggam jemari sang istri menyalurkan kehangatan sebagai penenang agar Jihan tidak panik.

"Lalu, apakah hal ini menjadi suatu hal yang baik bagi Hesa? Apa Hesa dinyatakan sembuh dari Traumanya?"tanya Jihan membuat dokter Yasa menggelengkan kepala pelan.

"Lupa, atau kehilangan ingatan bukan berarti menyembuhkan luka yang dialami. Sehingga hal ini juga dapat disebut sebagai masalah baru bagi individu yang mengalami trauma sebelumnya. Karena Amnesia Disosiatif dapat menyebabkan masalah dalam mengelola kehidupan sehari-hari. Individu yang mengalami Amnesia disosiatif cenderung mengalami keliru identitas atau karakter, sehingga hal ini juga ada kaitan erat dengan gangguan kepribadian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang