Up dulu lah ya sebelum ngilang lagi. UAS ku masih belum kelar sampai tgl 28.
Eh iya kalian sering sering check wall ku biar tau aku ngabarin atau nggak. Biasanya kalau aku gak bisa Up aku bakal ngabarin di wall. Kalau gak ada kabar pas aku hilang berarti aku lupa hehe.
So happy reading ini this part
o(〃^▽^〃)oSorry for typo
••••
Pintu terbuka kasar membuat Hanasta yang sibuk mempercantik kuku nya di kamar itu menengok tanpa minat pada pria yang berstatus suami nya.
"Bersiaplah kita akan pergi,"titah Dimitri membuat Hanasta mendelik.
"Masih kurang?"tanya wanita itu.
"What?"
"Mengenalkan aku pada anjing-anjing mu,"sahut Hanasta membuat Dimitri menaikan sebelah alisnya.
"Itu belum cukup, jangan rusak pagiku!"
"Cih! Lo yang rusak pagi gue ya bajingan!"
"Terus umpati aku begitu jika kau ingin aku tak jadi membawa anak mu,"ancamnya membuat jihan terkekeh.
"Gitu aja terus, lagian emang bisa? Sejak dulu apa yang kau janjikan tidak ada pembuktian!"Dimitri kemudian menarik kasar pergelangan tangan Hanasta sampai terhuyung ke lantai. Setelahnya ia mencengkram dagu wanita itu lalu berbisik.
"Sure, tetaplah seperti itu. Aku akan pergi ke Indonesia sendiri,"sentaknya kemudian pergi meninggalkan keterdiaman Hanasta.
*****
"Adek belajar yang baik ya, anak pintarnya Mami. Yang akur sama Alden dan Ryuka, kalau mau apa-apa bilang Miss Nia ya. Nanti pas pulang Mami jemput, oke?"Jihan memberi pesan panjang sambil merapikan seragam Hesa dan membantu anak itu membawa tas nya.
Hesa mengangguk patuh, "Eung~ iya Mami," Sahutnya.
"Good bear.. Bekalnya di habiskan ya sayang, bye baby!"Hesa mulai berjalan masuk ke kelasnya setelah mendapat kecupan hangat dari sang ibu.
"Dor!"Hesa terlonjak kaget ketika Alden melompat ke hadapannya secara tiba-tiba.
"Ihh~ Esa kaget hihihi, Alden tok bisa tiba-tiba didepan Esa?"
"Hehe, aku tadi lihat kamu lagi ngobrol sama Mami mu. Terus pas kamu jalan ke sini aku kagetin aja deh, soalnya muka nya jelek murung gitu. Kenapa?"
"Sekalang Mami na Esa ndak tungguin sampe Esa selesai sekolah,"ucapnya sedih.
"Loh terus kenapa sedih? Aku setiap hari perginya di antar supir, nanti pulang juga di jemput supir. Bundaku di rumah, katanya harus mandiri kalau sekolah,"ucap Alden sambil merangkul Hesa yang lebih kecil darinya.
"Esa syedih, soal na nanti Mami syendilian di lumah. Biasa na Papi pulang na sole, nanti kalau Mami butuh teman bagaimana?"tanya Hesa. Kini keduanya berjalan menuju bangku mereka.
"Ah itu mah gak mungkin, di rumah kan ada pak satpam, ada bibi juga yang biasanya bantu bersihin rumah. Bundaku gak kesepian tuh, ibu ibu tuh kalau bosen pasti jalan ke mall mereka bakalan belanja dan habisin uang ayah kita,"ucapan Alden membuat Hesa kembali berpikir. Mungkin ada benarnya juga yang dikatakan Alden, di rumahnya kan ada banyak penjaga dan juga pelayan. Jihan tidak akan sendirian jika ia pergi sekolah.
"Wahh timakasyi Alden! Hihi Esa syekalang ndak syedih yagi kalauw Mami pulang duluan,"Hesa memeluk Alden dari samping membuat Alden terkekeh.
"Ealah kok aku gak diajak pelukan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】
Fanfic𝐈𝐚 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐝𝐢 𝐜𝐥𝐮𝐛 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐛𝐮𝐫. 𝐀𝐩𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐚...