Aku sampai bingung mau ngerevisi alurnya supaya pas tuh kek gimana. Makanya lama😭
Ideku menghilang:((
Dahlah, semoga part ini dan seterusnya feel dan gregetnya dapet. Aku dah bolak balik hapus part ini dan part kedepannya buat ngehasilin cerita yang gak flat. But it's f*ucking hard:((
So happy reading dan jan lupa ramein komen. Susah tau mau apdet lagii, jadi penting banget buat kalian tuh kasih feedback ke akuu dengan interaksi sama setiap paragrafnya. Kalau komen rame yakin deh mood ku bakal naik bangett, karena kalian kalau komen kan asik banget aku bacanya.🙃
Komenan ramai adalah kunci untuk aku up part selanjutnya..
Okey? So, sorry for typo.
•••••
Sedan putih memasuki pekarangan luas setelah gerbang yang menjulang tinggi terbuka lebar untuk sang pemilik. Sehran keluar dari mobilnya dan membiarkan sang supir lanjut membawa mobil menuju garasi.
Tungkai panjangnya melangkah menuju pintu utama yang sudah dibukakan oleh salah satu pelayan, tas kerjanya juga ia serahkan pada pelayan tersebut agar diletakkan di ruang kerja.
Mata elangnya menelisik ruangan utama rumah itu yang terlihat sepi, namun ada wangi lezat dari arah dapur. Mengurungkan niatnya untuk membersihkan diri, Sehran kembali melangkah menuju dapur. Disana terlihat wanita cantik dengan dres baby blue nya sedang memindahkan sesuatu dari loyang ke piring putih persegi panjang.
"Oh hai, baru sampai?"sapa Jihan setelah mendapati Sehran sedang berdiri di dekat pantry.
Sehran yang sejak tadi memperhatikan malah menjadi salah tingkah, pria itu berdehem lalu segera membuka kulkas untuk mengambil jus lemon.
"Bikinin Adek?"Jihan yang sibuk memotong kue berwarna hitam pekat itu sempat mengerutkan alis.
"Ah iya, tadi pas pulang sekolah minta bikinin Black Forest, wanna try?"tawar Jihan. Wanita itu sedang mencicipi sepotong kue yang sudah dingin.
Sehran mengangguk, Jihan baru akan menghabiskan sisa potongan kue yang telah ia gigit itu terkejut ketika Sehran malah menarik tangannya dan melahap potongan kue itu dari genggamannya. Padahal niatnya ia segera menghabiskan kue sisa yang ada di tangannya lalu memotong kue lagi untuk sang suami.
"Kaget tau!"sungut Jihan kemudian terkekeh.
"Delicious, but.. Terlalu manis,"ujar Sehran, Jihan tersenyum.
"Thank you~ aku memang semanis itu sih,"candanya dengan raut sombong.
"Ah i see... Seharusnya memakan ini tidak sambil melihatmu, penilaian dibatalkan."Jihan mendelik ketika candaannya dibalas.
"Aku bikin manis karena adek suka. Black Forest sedikit pahit pada after taste nya, adek tidak akan suka kalau ada pahitnya,"ucap Jihan, ia lalu meletakkan piring persegi panjang yang berisi Black Forest yang sudah di potong-potong.
"Coba yang ini, aku tidak menambahkan gula di sini,"ucap Jihan.
Sehran mengambil sepotong kue itu, sebelum melahapnya ia menatap pada sang istri dengan smirk. "Berbaliklah, aku tidak bisa bedakan rasanya kalau melihatmu,"ucap pria itu dengan nada datar.
Jihan mendengus lalu berbalik menaruh pisau kue ke dalam wastafel cuci piring, " Kalau mau merayu harusnya dengan nada yang menarik, tidak datar seperti itu,"cibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】
Fanfiction𝐈𝐚 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐝𝐢 𝐜𝐥𝐮𝐛 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐛𝐮𝐫. 𝐀𝐩𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐚...