06 || Enam

9.8K 984 129
                                    

___________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________

Langkah heels menggema di lobi hotel ternama di pusat kota, Hana melewati bagian resepsionis dan masuk kedalam lift bersama dengan beberapa pengunjung hotel. Hari ini wanita itu di panggil untuk menghibur seorang pengusaha bersama koleganya.

Setelah menempelkan card yang sebelumnya di berikan oleh asisten dari pengusaha tersebut, Hana langsung masuk dan mendapati kamar hotel yang mewah dengan harum mawar. Suasana sudah seperti kamar milik pengantin baru, padahal Hana hanyalah wanita panggilan yang tidak mengenal siapa pelanggan nya.

"Hai cantik ku, setelah lama aku menunggu giliran akhirnya aku bisa segera merasakan kehangatan mu,"sambut seorang pria berusia 40-an dengan kalimat agak vulgar.

"Ini yang kau ceritakan kemarin?"tanya teman pria itu.

"Yeah, you know? Dia wanita spesial yang akan menemani kita malam ini sebagai perayaan bahwa kita berhasil bergabung dengan proyek di amsterdam.

Oh iya tuan Jeffran, ini persembahan kami. Anda boleh lebih dulu bermain dengannya,"Hana tertegun mendengar nama itu, wajahnya seketika menegang.

"Silahkan saja, saya tidak suka memakai barang bekas,"ucap Jeffran yang baru muncul dari bilik toilet. Ia melepas jas nya lalu disampirkan di sudut sofa.  Pria itu duduk di sofa single dengan bossy, pandangannya lurus ke depan menatap mata kelam Hana.

Sejenak alisnya menyatu, ia seperti mengingat wanita di hadapannya. Namun setelahnya ia menggelengkan kepala pelan.

"Wah kalau gitu begini saja, tuan pakai saja wanita ini dan kami akan pesan wanita lain. Ayolah tuan, kami memesan barang mahal spesial untuk tuan Jeffran."

Hana masih berdiri dengan kaku, pelipisnya basah karena keringat dingin. Kedua tangannya mengepal, sial sekali dia harus bertemu dengan pria brengsek di depannya ini.

"Why are you looking at me like that? What's wrong?"tanya Jeffran lembut.

"Wah cara tuan memperlakukan wanita memang selalu mengesankan,"puji pria yang duduk di dekat Jeffran.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Hana berlari keluar dari ruangan tersebut menyisakan kekesalan dari pria 40-an yang sudah menanti nya sejak lama.

"Jalang sialan, berani-beraninya dia pergi tanpa menghibur kami. Uangku terbuang sia-sia,"gerutu nya.

"Aku akan kembalikan uang mu, jangan usik dia. Karena dia milikku,"ucap Jeffran penuh arti. Tanpa bicara lagi pria itu pergi keluar mengejar Hana.

°

°

°

"lu gak apa-apa beneran cil, badan lu panas banget. Ikut gua ya?"Herman berujar dengan nada panik. Wajah anak kecil di depannya ini sangat pucat, demamnya cukup tinggi. Apa ia perlu mengantarkan nya ke rumah Arya?

【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang