09 || Sembilan

11.6K 1K 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

Jemiel berjalan gontai dengan wajah datarnya, hari ini dia kesal pada sepupunya yang bermata sipit itu, Jenan. Remaja itu pulang lebih dulu, jam terakhir di kelas Jenan memang kosong, tapi bukankah itu menyebalkan jika tidak menunggunya?

Tubuhnya sedikit tergeser ketika ada beberapa pekerja berseragam masuk membawa banyak barang. Ia baru ingat kalau sebelum masuk ke Mansion tadi ada sekitar tiga truck yang parkir di pekarangan dekat teras utama. Alisnya menyatu tanda heran, kenapa para pekerja keluarga Alton jadi sibuk sekali hari ini?

Bruk

Sesuatu baru saja menabrak kaki Jenjangnya membuat putra tunggal Sehran itu menunduk. Matanya memicing ketika mendapati seonggok bocah berambut ikal dengan kemeja pendek bermotif beruang tengah terduduk bersama seekor kucing putih yang berwajah menyebalkan bagi Jemiel.

Remaja itu mundur perlahan, menghindari kontak fisik dengan bocah di bawahnya.

"Maap kakak, Esa ndak yihat hehe tadi Esa kejal Bongbong,"mata bocah itu nampak sayu, namun cengiran nya seakan meyakinkan kalau ia baik-baik saja.

Jemiel tak merespon, ia hanya menatap datar Esa, ditambah ia melihat kucing putih milik Jenan itu yang kini mendusal di kaki nya.

"Jauhkan kucing itu,"ucapnya. Hesa sempat memiringkan kepalanya menatap Jemiel, dengan cepat ia mengerti dan langsung menggendong Bongbong. Bocah itu berbalik lalu pergi meninggalkan Jemiel.

Ternyata Hesa pergi menuju dapur, di sana terdapat beberapa maid yang sedang sibuk memasak untuk makan siang. Hesa duduk lesehan di dekat kursi pantry dapur.

"Tuan kecil jangan duduk di bawah, dingin. Bibi punya kukis coklat untuk tuan kecil,"ucap seorang maid yang usianya masih terlihat muda. Wanita itu lalu meletakkan semangkuk kukis di atas pantry dapur lalu membantu Hesa duduk di atas kursi, tak lupa dengan Bongbong yang melompat ke pangkuan bos barunya.

Jemiel yang mendengar itu kembali mengernyit, "Tuan kecil?"gumamnya. Tanpa ingin tau lebih, remaja itu memutuskan untuk pergi ke kamarnya.

Ting!

【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang