38 || Tigapuluh Delapan

11.2K 1.1K 130
                                    

Sorry for typo

Tadi wifi ku trouble, jadi susah mau Up, so now enjoy your reading.

••••

Jihan masih sibuk dengan buku-buku bacaan khusus anak-anak. Keranjang belanjaan nya sudah terisi beberapa buku dalam jumlah yang cukup banyak, tak peduli jika nanti Hesa akan membaca semuanya atau tidak.

 Keranjang belanjaan nya sudah terisi beberapa buku dalam jumlah yang cukup banyak, tak peduli jika nanti Hesa akan membaca semuanya atau tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mami~"suara Hesa terdengar lirih tak jauh dari tempat wanita itu berdiri.

Mata yang berair serta hidung yang memerah menjadi perhatian pertama yang di dapati Jihan. Bocah itu masih berada di gendongan Jemiel namun kedua tangannya sudah terjulur minta di genxong Jihan.

"Adeknya kenapa kak?"tanya Jihan, kini Hesa sudah ada di gendongan Jihan.

Diam nya Jemiel membuat Jihan membawa Hesa menjauh dan duduk di kursi yang di sediakan di toko buku tersebut. Sehingga posisi Hesa di pangku dengan menghadap Jihan.

"Adek nangis? Kenapa?"

"Kakak Iel malahin Esa, Esa ndak boleh nyapa kakak yang tadi di syana,"adu Hesa dengan suara lirih, ia menenggelamkan wajahnya di leher sang ibu.

"Memangnya kenapa?"tanya Jihan sambil mengelus punggung kecil pura bungsunya.

"Kata kakak Iel kalauw Esa begitu telus nanti Esa mudah di culik. Tapi emang ada kakak cantik yang syuka culik culik?"tanya Hesa dengan bibir mengerucut, tatapannya memelas membuat Jihan iba sekaligus gemas.

"Ada sayang, contohnya saja tante online kamu. Setiap Mami post foto kamu di sosial media, mereka pasti komen kalau mau culik kamu.."ucap Jihan, bibir wanita itu bergetar menahan tawa melihat putra bungsunya tampak percaya.

"Esa ndak mauw muncul yagi kalauw gitu Mami~ hiks... Esa ndak mauw di culik hiks... hiks... Huwaaaa ndak mauw hiks..."tangisan Hesa pecah di pelukan Jihan membuat wanita itu gelagapan, niat hati ingin menjahili sang anak tapi malah jadi menangis.

"Eh... Syuttt udah udah ya nggak kok, tadi Mami bercanda. Gak ada yang culik adek, tanye online kamu juga mana berani, nanti yang ada mereka di eksekusi sama Papi. Syuttt jangan nangis, cup cup anak Mami pinterrr,"Jihan menenangkan bocah itu sampai berdiri dan berayun-ayun.

"Ndak mauw hiks... huwaaaa hiks... hiks... Nanti di makan buaya telus ndak bisa temu Mami syama Papi yagi hiks... huwaaa hiks..."Jihan jadi bingung ketika Hesa semakin kuat menangis.

"Ada apa?"

Jihan bernafas lega ketika melihat Sehran yang datang, pria dengan kemeja putih di gulung sampai ke lengan itu tampak khawatir.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang