47 || Empat Puluh Tujuh

9.9K 1K 166
                                    

Hay hay!! Long time no see hehew:)

Sorry for typo

[ Happy brojol day, ayanggg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Happy brojol day, ayanggg. My Diazepam, my love, my sun, my heart and ma mine. Hehew. Terima kasih telah hadir ke dunia ini :) 🐻💚🤍 ]

And enjoy your reading (•﹏<)

••••

Seorang pelayan terlihat membawa sepiring nasi dengan lauk nugget serta sayur soup tahu di atasnya. Ia kembali setelah cukup lama membujuk anak majikannya makan, namun seperti nya tetap tidak membuahkan hasil.

"Loh? Kenapa makanannya dibawa kembali?" Jihan baru saja selesai membuat puding cokelat untuk Hesa. Wanita itu menatap heran pelayan yang kembali dengan bawaan yang utuh saat ia menyuruhnya menyuapi Hesa.

"Maaf nyonya, tuan kecil tetap belum mau makan. Ia bilang ingin puas puas main sepeda dulu, nanti tuan kecil sendiri yang akan meminta nyonya menyuapi,"ucap pelayan tersebut dengan wajah merasa bersalah.

Jihan menghela nafas pelan, "Yasudah, kemarikan biar saya yang suapi Hesa. Oh iya tolong nanti puding yang saya taruh di atas pantry di masukan ke kulkas ya kalau sudah mencapai suhu ruangan,"

"Baik nyonya,"

Jihan kemudian membawa piring berbentuk beruang itu menuju tempat Hesa bermain sepeda yakni di rerumputan dekat air mancur yang menghiasi area depan rumah mereka.

Benar saja, bocah itu terlihat asik bermain sepeda mengelilingi air mancur tak peduli meski tubuhnya basah penuh keringat. Wajahnya pun tampak merah akibat terlalu lama dibawah sinar matahari.

Tadinya bocah itu sempat bermain dengan Jenan dan Jemiel, tapi kedua remaja itu sedang ikut Jessica dan Rabella ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa barang.

"Adek! Udah dulu mainnya nak, sini makan dulu!"seru Jihan yang masih berdiri di teras, sungguh hari ini cuaca sangat panas.

"Nanti Mami, Adek mauw mayin sebental yagi!"sahutnya masih dengan semangat menggoes sepeda.

Jihan akhirnya menghampiri anak itu dengan wajah resah, ia saja sudah merasa kepanasan berada di bawah terik matahari. Bagaimana bisa putranya itu masih semangat bermain.

"Yaudah sambil makan ya? Mami suapin,"

Hesa sempat berhenti menggoes, ia menatap ceria wajah sang ibu yang meringis kepanasan, belum lagi wanita itu memakai dres yang memamerkan lengan mulusnya.

Hesa sempat berhenti menggoes, ia menatap ceria wajah sang ibu yang meringis kepanasan, belum lagi wanita itu memakai dres yang memamerkan lengan mulusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang