Haloo
Maaf ya aku ingkar janji, aku kangen banget sama komen kaliann. Jadi part ini komen nya ramein yaa.
Dari pas aku janji sama kalian itu aku udah mau Up, tapi ada kendala. Aku sakit-sakitan sekarang jadi susah buat nulis, ditambah tugas ku juga pasti nambah karena ini awal semester baru.
Jadi aku gak bisa seaktif dulu buat up cerita😭
Aku harap kalian gak bosen nunggu ceritaku, dan gak muak sama kalimat minta maafku karena sering hilang.
So gak usah panjang-panjang deh ya cuap cuapku.
Enjoy your reading
Sorry for typo
•••••
Pesta pelelangan berjalan dengan lancar, namun masih ada acara lain yang membuat pagelaran acara tersebut masih belum berakhir. Dari banyaknya keluarga terhormat dan terpandang yang hadir, kini tersisa beberapa tamu undangan yang berada di jajaran 10 teratas sehingga suasana sedikit lenggang dan santai.
Hesa sudah jengah karena bosan, bermula dari bermain game di pangkuan Jenan, lalu beralih di pangkuan Jemiel bosan dengan game bocah itu beralih menonton kartun di i-pad nya dengan telinga yang tertutup headphone bando. Awalnya bocah itu duduk tenang di pangkuan Yuzar namun setelah beberapa kartun, bocah itu beralih melihat jalannya acara pelelangan di pangkuan Jeffran. Kini bocah itu berakhir di pangkuan Sehran sambil menyesap susu kotak yang di bawa dari rumah.
"Papi~"rengek Hesa dengan suara lirih, matanya yang sayu dan memerah menatap netra tajam sang ayah dengan wajah memelas.
"Hm?"sahut Sehran menunggu putanya mengutarakan apa yang bocah itu inginkan.
"Adek mauw pipis,"ucapnya.
"Ayo,"Sehran melepas jas yang di kenakan Hesa lalu membawa bocah itu ke toilet setelah memberikan jas luar putranya pada Jihan.
Selesai dengan Hesa, Sehran mendudukkan bocah itu di wastafel untuk membantu bocah itu mencuci tangan.
"Adek tunggu di sana sebentar, Papi juga mau ke toilet,"Hesa mengangguk dan berjongkok di dekat pintu keluar.
"Baby?"
Hesa menatap sepatu kulit yang tepat didepannya, bocah itu mendongak menatao seorang pria asing berahang tegas dan tatapan angkuhnya.
"Eung?"Hesa memandangi pria itu sambil memiringkan kepalanya.
"Finally i found you..."suara berat itu membuat Hesa gentar seakan bahaya mengancam. Bocah itu berdiri kemudian memperhatikan postur tubuh pria berambut blonde itu.
"Om kenal Esa? Oh! Om temannya Papi?"ucapan Hesa dibalaa tatapan datar oleh Dimitri.
"I hate you calling me like that,"desisinya. Pria itu menhela nafas pelan kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan Hesa.
"We'll meet again baby. So, wait for that day to come,"Dimitri mengelus intens leher belakang Hesa dan mencubit pelan pipi gembil anak tirinya itu.
Cetik!
Hesa tersentak pelan ketika benda berbentuk pulpen menyengat ibu jarinya, tak lama darah berwarna merah terang keluar dari ibu jarinya. Bocah itu meringis pelan lalu menatap bingung saat Dimitri menyesap darahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/301258257-288-k487865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】
Fanfiction𝐈𝐚 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐝𝐢 𝐜𝐥𝐮𝐛 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐛𝐮𝐫. 𝐀𝐩𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐚...