Chapter XC (Peak)

1K 90 19
                                    

October 23, 2022
Update Two Chapters!
Enjoy!

-

-

-

"Aku sedikit kesal."

"Kenapa?"

"Benar-benar antiklimaks sekali situasi ini."

"Maksudmu?"

Tepat di sebuah jembatan yang menghiasi danau kecil di halaman depan Kediaman Jung, Haechan sengaja menghentikan langkahnya tanpa aba-aba. Sebuah perilaku, yang tentunya membuat Azure secara refleks turut menghentikan langkahnya, sebelum tubuhnya bertabrakan dengan punggung Haechan.

"Kau pastinya pernah bermain game kan?" tanya Haechan.

"Game?"

Haechan mendengus.

"Iya game. Game RPG?" balas Haechan dengan nada malas sembari memyandarkan pinggangnya di pagar jembatan, "PS4, PS5, atau mungkin Nitendo Switch?"

"Crimson, omong kosong macam apa yang sedang kau bicarakan ini?" ujar Azure seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada; merasa iritasi.

Haechan lantas terbahak.

"Brengsek," umpat Haechan setelahnya, "Kau bisa melihatnya sendiri, kan?" lanjutnya sambil menggerakan kedua tangannya untuk menunjuk ke segala arah, "Semua ulahmu ini benar-benar membuatku mengalami antiklimaks," keluhnya, "Sama sekali tidak seru."

Bukan tanpa alasan ketika pada akhirnya Haechan menumpahkan seluruh uneg-unegnya kepada Azure yang masih saja tidak memahami perkataan sang pemilik alias Crimson tersebut. Bagaimana pun, pemandangan dari banyaknya tubuh yang bergelimpangan di sekeliling mereka, bahkan sejak Haechan menginjakan kakinya di pintu gerbang itu pun, adalah sumber masalah terbesar dari suasana hati Haechan, yang mendadak turun drastis akan gairahnya yang ingin sekali membantai para agen rahasia elit jebolan SSIA, sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk melindungi Kediaman Jung berserta penghuninya dari marabahaya.

Haechan bahkan sempat membayangkan, betapa mendebarkannya segala aksi yang akan Ia lakukan untuk menumbangkan satu-persatu para agen SSIA, andaikan Azure tidak mencuri start terlebih dahulu untuk membantai mereka semua sebelum kedatangan Haechan bersama timnya.

Gara-gara itu, Haechan bahkan sama sekali tidak menyesali perilakunya yang sempat menendang salah satu tubuh agen SSIA yang entah hanya pingsan atau dibuat mati oleh Azure tersebut, lantaran sangat menghalangi langkahnya untuk menemui "musuh utama" dari segala kekacauan di hidupnya itu.

Yah.

Niat awalnya, Haechan benar-benar ingin bergegas untuk segera menemui calon ayah mertuanya, yang menurut informasi dari Hendery telah berhasil mereka lumpuhkan dan terikat manis di kursi ruang kerjanya.

Hanya saja.

Melihat begitu banyaknya Agen SSIA yang tumbang dan berserakan bagaikan ceceran sampah itu pun, Haechan bahkan sangsi bila calon ayah mertuanya tersebut masih memiliki kaki tangan lain yang sekiranya bisa menggaransi nyawanya agar tetap utuh berada di raganya sendiri, mengingat tidak ada satupun dari tubuh bergelimpang di sekitarnya ini yang menunjukan tanda-tanda pergerakan untuk bangkit.

Sial.

Haechan lantas mencuri pandang pada Azure yang kini malah memandangi langit luas.

Sumpah.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang