"Apa ini yang disebut berkencan?"
"Err... mungkin?"
Haechan tidak paham apakah Chenle yang kini sedang terduduk di sampingnya itu, benar-benar bertanya sebagai perwakilan dari keluguannya, atau semuanya merupakan sebuah sarkasme atas apa yang tengah mereka saksikan bersama-sama saat ini.
Bisa saja Chenle merasa tidak habis pikir, sebab hal serupa sedang melanda Haechan saat ini.
Bagaimana tidak?
Haechan tahu, sebelum berkencan dengan Mark di taman belakang Kediaman Seo, Hendery memang sempat mengutarakan niatnya untuk mengajak Haechan sekalian bertemu dengan kekasihnya di Underground pada tengah malam di hari itu. Lantaran tidak mau menghadapi momen bersejarah tersebut seorang diri, Haechan mengingatnya begitu jelas bagaimana setelah kencan manisnya bersama Mark penuh dengan dialog berisi pernikahan dan masa masa depan itu, Haechan langsung menghubungi Chenle agar bersiap sebelum Ia menjemputnya menuju Underground.
Dan di sinilah mereka berdua sekarang.
Sama-sama terduduk di bangku memanjang secara berdampingan, dengan wajah setengah syok saat melihat kencan macam apa yang sedang terjadi di atas Ring.
Bagaimana tidak?
"Kau menikmatinya, Sayang?!"
"Tentu saja, Cintaku! Biarkan aku menghajarmu dan memerah darahmu, Kekasihku!"
"Oh! Ide bagus! Darahku akan terlihat indah sekali saat menghiasi tubuh seksimu, Sayang!"
"Benarkah?! Apakah akan lebih indah jika kau melihatnya saat menggoyangku di atas ranjang?!"
"Lebih sempurna lagi jika kau menunggangiku, Sayang! Aku bersumpah lubang sempitmu akan termanjakan oleh milikku yang besar dan panjang!"
"Aw! Kalau begitu kita harus memesan kamar hotel setelah ini!"
Bangsat.
Percakapan biadab macam apa yang baru saja terjadi di antara Hendery dan kekasihnya itu?!
Di tengah-tengah kedua tangannya yang masih senantiasa berusaha menutupi telinga Chenle, Haechan tahu bahwa kisah di hidupnya kali ini memang dilabeli sebagai "dewasa". Tapi Ia yakin sekali kalau gore bukanlah salah satunya. Apalagi bau-bau nyaris BDSM yang dengan santainya dibicarakan oleh Hendery dan calon kakak iparnya di atas Ring itu.
Iya.
Jangan salah.
Percakapan tadi benar-benar diserukan secara gamblang oleh Hendery dan kekasihnya yang sedang berduel di atas Ring. Bahkan percikan darah yang bersumber pada bagian tubuh mereka yang lebam pun, seakan semakin meningkatkan intensitas kegilaan mereka yang terbias begitu nyata dari suara tawa maupun senyum bahagia yang menghiasi wajah keduanya.
Gila.
Jenis percintaan macam apa ini?!
"Physical attack?"
Tak hanya Haechan yang secara refleks menolehkan wajahnya ke belakang, Chenle pun juga melakukan hal yang sama, hanya untuk segera menarik Haechan menjauh, andaikan tahanan di tangannya tidak membuatnya terpaksa jatuh terduduk kembali di bangku.
"Orca!" seru Haechan panik.
Tentu saja.
Haechan tidak mengerti mengapa bisa sebuah borgol secara mendadak terlingkar di pergelangan tangan Chenle dan sisi bangku. Hal yang membuat kemurkaan Haechan memuncak, hingga secara refleks memandang nyalang pada sosok tak diundang, yang kini malah duduk santai dengan sebuah senyum tipis yang menghiasi bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse
Fanfiction"Bisakah kau berhenti membuatku semakin jatuh padamu?" "Tidak akan. Bahkan semesta telah menuntunmu agar terjatuh padaku. Untuk apa aku melawan takdir?" *** Berawal dari kesalahpahaman "panas" yang tidak sengaja tercipta di salah satu ranjang ruang...