Mark memang mempercayai Haechan sepenuhnya.
Tapi tidak seharusnya kepercayaan itu membuatnya membiarkan sang tunangan berkeliaran bersama perkumpulan orang lain yang tak begitu dekat dengan mereka.
Setidaknya itulah penyesalan terbesarnya saat ini. Ketika dengan emosi meluap yang nyaris tidak terbendung, Mark kukuh untuk mencengkram kerah baju yang dikenakan oleh Yangyang, di sela kepanikan maupun kekhawatiran dari Lucas dan Jungwoo yang berusaha melerai keduanya.
"Apa maksudmu semua ini keinginan Crimson?!"
Iya.
Mark tahu bila Sang Master tidak pernah mengajarkan dirinya untuk menumpahkan amarah yang begitu menggebu dalam situasi apapun. Sebab emosi tak terkendali itu sebagian besar hanya akan semakin memperunyam sebuah masalah yang sedang dihadapi saat ini.
Tapi mau bagaimana lagi?
Mark benar-benar tidak kuasa membabat habis Yangyang dengan segala ledakan intimidasi yang Ia miliki, usai telinganya mendengar sebuah informasi yang sangat membahayakan nyawa tunangannya saat ini.
Iya.
Haechan menyelinap ke SSIA.
Sendirian.
Demi mencari bukti kuat tentang Project X.
Maupun mencari tahu dalang yang mengotaki segala kisah mengenaskan ini.
Untuk kebahagiannya; untuk Mark, katanya.
"Ka-Kami sudah berusaha mencegahnya!" ungkap Yangyang seraya masih berusaha melepaskan cengkraman Mark padanya, "Tapi Crimson tetap bersikukuh untuk pergi!"
"Bedebah!" umpat Mark sambil mempererat cengkramannya pada Yangyang yang mulai kesusahan bernapas, "Aku tahu tunanganku memang keras kepala, tapi tidak seharusnya kalian membiarkannya pergi!" seru Mark lagi masih dengan emosi yang sama, "Kalian bahkan kau, Kim Jungwoo! Seharusnya tahu seberapa berbahayanya SSIA!"
"Brengsek!" seru Lucas yang tak lagi mampu menahan amarahnya, lantaran merasa tidak suka saat kekasihnya dipojokkan oleh Mark seperti itu, "Kau pikir menahan tunanganmu yang sangat keras kepala itu hal yang mudah, hah?!" ungkapnya sambil balik mencengkram pergelangan tangan Mark; berniat melepasnya dari Jungwoo, "Lagipula semua ini tidak akan terjadi jika kau menghentikan kegilaannya sejak awal!"
"Kau—"
"Apa?!" tantang Lucas sambil menghempas lengan Mark, "Kalau saja kau menyeretnya pulang, sandiwara sialan ini tidak perlu terjadi!" lanjutnya tidak mau kalah, "Crimson juga tidak akan memiliki kesempatan untuk bertindak sesuka hatinya demi melampiaskan kebucinannya padamu!"
Brengsek!
Brengsek!
Brengsek!
Saking tertohoknya dengan perkataan Lucas yang tidak sepenuhnya salah tersebut, serta-merta Mark langsung memisahkan diri dari mereka bertiga, hanya untuk membalikan badan seraya mencengkram surai gelapnya dengan begitu frustasi.
Sial.
Sial.
Sial.
Mark tahu bila semua ini turut melibatkan pertanggungjawaban dirinya yang memahami keinginan Haechan sejak awal, hingga memilih tidak menginterupsi apapun rencana yang begitu gencar ingin dieksekusi oleh sang tunangan. Tapi sumpah Mark sama sekali tidak menyangka bila belahan jiwanya akan berkorban sampai sejauh ini demi dirinya, hingga tidak mempedulikan keselamatan nyawa sendiri.
Sumpah.
Mark begitu menyesali bagaimana seminggu belakangan ini Ia terlalu sibuk memerankan alter ego-nya sebagai Minhyung, sehingga Ia sangat terlambat untuk memantau segala perilaku Haechan yang membuatnya kecolongan sampai sefatal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse
Fanfiction"Bisakah kau berhenti membuatku semakin jatuh padamu?" "Tidak akan. Bahkan semesta telah menuntunmu agar terjatuh padaku. Untuk apa aku melawan takdir?" *** Berawal dari kesalahpahaman "panas" yang tidak sengaja tercipta di salah satu ranjang ruang...