"Kau... tahu, bahwa sebenarnya bukan hal semacam inilah yang aku harapkan?"
Seminggu telah berlalu sejak detik-detik menegangkan yang terjadi di Kediaman Jung.
Seraya berdiri saling berdampingan di sebuah beranda, bersandarkan pagar pembatas yang sekiranya mampu menjadi saksi dari memukaunya gulungan ombak yang bergantian menyentuh pasir pantai, berhiaskan semburat merah keunguan dari langit sore yang membentang ke segala penjuru. Jeno tak mampu menahan senyumnya agar tidak membias canggung, dengan ekor mata yang melirik penuh sirat gugup pada Mark yang masih senantiasa memandangi lautan lepas.
Meski demikian, Jeno tetap memberanikan diri untuk membalas.
"Apa aku mengecewakanmu, Hyung?"
Sebuah balasan terakhiri tanda tanya tersebut, seketika berhasil membuat Mark mengalihkan pandangannya kepada Jeno, berbekal senyum kecil yang menghiasi sudut bibirnya.
"Tidak, bukan seperti itu maksudku," ucap Mark usai menyadari bila Jeno masih saja merasa sungkan kepadanya, "Sebagai mantan pewaris, sahabat, sekaligus saudara kandungmu, aku sama sekali tidak bercanda saat mengatakan kalau aku sangat mengawatirkan nasibmu dan Nana ke depannya."
"..."
"Bukan maksudku juga untuk meremehkan kemampuanmu."
"..."
"Tapi, setahun untuk memperbaiki segalanya itu... rasanya, Harabeoji terlalu niat sekali ingin menghancurkan keluarga kecil kita dengan siksaan tak berujung."
"Hyung..."
"Segalanya tidak akan mudah setelah ini, Nono. Karena itu..."
Kali ini senyum telah meninggalkan bibir Mark, oleh karena manik obsidiannya yang membias dengan seriusnya kepada Jeno.
"...apa kau benar-benar yakin ingin mengemban tanggung jawab seberat ini?"
"..."
"Kau tahu? Aku bisa memaklumi keputusanmu saat itu, karena segalanya seakan mendesakmu untuk mengambil tindakan."
"..."
"Tapi... sungguh, aku rasa masih belum sangat terlambat untuk mengakhiri lingkaran setan ini."
"Hyung..."
"Seluruh kutukan yang mengalir di darah Keluarga Jung, di nadi kita. Jika itu hanya akan membuatmu tersiksa sebagai pewaris, aku rasa aku bisa memutusnya, Nono."
"..."
"Kau tahu... Nono?"
"..."
"Sebenarnya aku telah merencanakannya, sejak dulu. Kalau setelah semua masalah ini selesai, setelah Hyuckie kembali meraih ingatannya, setelah keluarga kecil kita utuh akan kehadiranmu dan Sungchan..."
Mark lantas meremat pagar pembatas di hadapannya.
"...aku membayangkan kita akan terlepas dari kuasa Keluarga Jung, terbebas, menjadi keluarga bahagia yang bisa menentukan sendiri apa yang ingin kita lakukan."
"..."
"Aku juga sudah mempersiapkan segalanya, termasuk merencanakan keluarga kita yang akan membuka sebuah restoran mengingat betapa gemarnya Appa kita memasak."
Seketika Mark terkekeh kecil.
"Aku juga membayangkan kau akan hidup bahagia dengan Nana. Menjalani bangku perkuliahan layaknya orang normal pada umumnya, menjalin romansa manis dengan Nana layaknya pasangan mesra di drama-drama."
"..."
"Sungchan juga, akan bahagia menjadi siswa sekolah yang normal tanpa rasa ketakutan untuk diburu, sekaligus mendapat limpahan kasih sayang dari kita layaknya adik paling bungsu yang manja dan haus perhatian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse
Fanfiction"Bisakah kau berhenti membuatku semakin jatuh padamu?" "Tidak akan. Bahkan semesta telah menuntunmu agar terjatuh padaku. Untuk apa aku melawan takdir?" *** Berawal dari kesalahpahaman "panas" yang tidak sengaja tercipta di salah satu ranjang ruang...