"BIARKAN AKU BERTEMU PARK JISUNG!"
"Tuan Muda Zhong, Saya mohon agar Anda—"
"APA KAU TULI?! AKU INGIN MENEMUI JISUNG!"
Chenle benar-benar tidak peduli lagi dengan segala macam bualan dari sesosok pria berjas hitam dan bertopeng putih polos di hadapannya. Chenle tidak peduli jikalau kenyataannya Ia terdampar di salah satu ruangan dari "apartemen" milik Mark yang pernah Ia kunjungi bagaikan tahanan internasional. Chenle tidak peduli bila tiga sosok "bodyguard" bertubuh besar di hadapannya itu dengan gamblang berusaha untuk terus mencegahnya agar tetap berada di ruangan ini.
Chenle tidak peduli semua itu.
Karena yang Chenle pedulikan adalah kondisi Jisung saat ini pasca terkena luka tembak di lengannya.
Di tengah kemurkaannya yang masih menatap nyalang pada para bodyguard itu, kedua tangan Chenle tampak terkepal erat usai ingatannya kembali tertarik pada situasi beberapa jam yang lalu. Situasi yang menjadi saksi bisu bagaimana Jisung terus memeluknya sepanjang perjalanan setelah mereka berhasil selamat dari serangan yang ada. Situasi yang menggambarkan betapa Jisung sama sekali tidak menanggapi kata-katanya oleh karena fokus Jisung yang selalu waspada sepanjang melindunginya. Situasi dimana pada akhirnya Jisung langsung menyerahkan diri Chenle kepada para bodyguard yang berjaga sesampainya mereka di "zona aman" ini. Situasi yang juga pada akhirnya membuat mereka harus terpisah pada ruang yang berbeda dengan dalih demi memberi garansi keamanan pada dirinya sebagai satu-satunya pewaris Keluarga Zhong.
Sungguh.
Persetan dengan semua itu!
Chenle ingin bertemu Jisung!
"Tuan Muda Zhong, kami sangat menyesal karena tidak bisa mengabulkan permintaan Anda. Setelah semua persiapan selesai, kami akan mengawal Anda secara ketat untuk pulang ke Kediaman Zhong demi keamanan Anda."
Sial!
Apa para bodyguard ini benar-benar tuli?!
Chenle tidak akan pergi kemanapun selain bertemu dengan Jisung!
Chenle lantas menggertakan giginya.
"Apa kalian benar-benar tidak memberiku pilihan lain?" ucap Chenle sembari menundukan kepalanya.
"Bukan kuasa kami untuk melanggar peri—"
BRAK!
Kejadian itu begitu cepat. Bahkan dua bodyguard lainnya yang dengan jelas terbekali oleh masing-masing pistol di saku jasnya tidak mampu berkutik saat tubuh Chenle yang berukuran lebih kecil dari mereka mampu merobohkan salah satu rekannya dalam kuncian mematikan. Tidak hanya itu, refleks Chenle yang langsung mengambil pistol milik sang bodyguard dan mengarahkan moncongnya tepat di hadapan dua bodyguard yang tersisa sungguh membuat suasana ruangan tersebut menjadi sangat tegang.
Chenle benar-benar tak mampu menahan seringai sinisnya ketika pada akhirnya Ia terpaksa menggunakan kemampuan BJJ* miliknya yang selama ini Ia sembunyikan. Chenle yakin keluarganya terutama Baba-nya tidak akan segegabah itu membeberkan informasi mengenai kemampuan bertarungnya kepada siapapun, meski kepada bawahan mereka sekalipun. Sebagai satu-satunya pewaris Keluarga Zhong, Chenle sungguh memahami betapa penting kemampuan beladiri ini demi menyelamatkan nyawanya disaat kejadian genting terjadi.
Hanya saja yang tidak Chenle sangka, untuk pertama kali dalam hidupnya Ia malah menggunakan kemampuannya itu untuk memenuhi hasrat egonya yang sangat ingin bertemu dengan Jisung.
Chenle terkekeh dalam hati saat membayangkan akan semurka apa Baba-nya terhadap dirinya nanti saat mengetahui perilaku impulsif miliknya ini.
Peduli setan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse
Fanfic"Bisakah kau berhenti membuatku semakin jatuh padamu?" "Tidak akan. Bahkan semesta telah menuntunmu agar terjatuh padaku. Untuk apa aku melawan takdir?" *** Berawal dari kesalahpahaman "panas" yang tidak sengaja tercipta di salah satu ranjang ruang...