lisa pov
"ada apa denganmu?" tanyaku pada alice.
anak ini,dia membuatku mengikutinya sampai keruang basketnya.
dan tibalah disini,hanya ada aku dan alice yg jelas terlihat sedang dalam mood yg tidak baik.
"aku tau kau mendengarnya dy,aku sudah bilang aku butuh waktu untuk sendiri" ucapnya tanpa menoleh ke arahku.
dia membereskan barang barangnya,melepas sepatu dan kaos kakinya.
"tidakkah kau mau menonton pertandingan jin seo dan yg lain?" tanyaku.
"ani,aku ingin pergi" jawabnya.
"jangan membuat mommymu khawatir al"
"ayolah dy,tidakkah kau mengerti bahwa aku butuh ruang dan waktu untuk sendiri?" ucapnya kesal dengan suara yg bergetar.
aku berjalan mendekat kearahnya,menarik tubuhnya,memaksanya masuk dalam pelukku.
dan kini aku berhasil memeluknya,meskipun aku memeluknya dari belakang.
"menangislah jika kau membutuhkannya al" ucapku membuatnya menggeleng.
"apa yg kau rasakam hmm?" tanyaku membuat tangannya bergerak menggenggam erat tanganku yg tengah memeluknya.
"apa yg sakit?" tanyaku,dan kini tangannya bergerak menuntun tanganku untuk mengarah ke arah dadanya.
"sangat sakit disini dy,dan entah kenpa aku merasa sangt sesak" jawabnya dengan nada bergetar.
aku merasakannya,airmata al mulai menetes keluar.
"aku merasa kepalaku penuh,dan terlalu bising" ucapnya lagi.
"al,mulai sekarang berhentilah untuk menjadi sempurna dihadapan orang lain" ujarku.
"aniyo dy,kau adalah orngtuaku. aku tidak boleh membuatmu malu,aku tidak boleh .."
"didy tidak marah jika kau ingin terlihat sempurna,tapi sempurnalah untuk dirimu sendiri al dan bukan untuk oranglain. karna,itu adalah kehidupanmu bukan kehidupan oranglain" ucapku memotong ucapannya. "level kesempurnaan setiap orng itu berbeda,jika kau melakukannya untuk ornglain dan itu tidak membuatmu nyaman? maka itu tidak akan ada artinya al" sambungku.
"apa yg harus aku lakukan dy?" tanyanya dan kini ia berbalik menatap kearahku.
tanganku bergerak memegang kedua sisi bahunya,menatap mata nanarnya,dan tersenyum kearahnya.
"tenangkan dirimu,lakukan apapun yg membuatmu nyaman dan bahagia. didy tidak perduli dengan segala hal yg menghasilkan nilai,karna pada dasarnya didy percaya kau adalah anak yg sangat pandai" ucapku. "menangis,bersedih,marah,kecewa ataupun stres itu adalah hal yg wajar al,itu adalah hal yg normal. tapi,jangan biarkan hal itu menguasaimu secara berlarut larut ok? terlebih lagi kau memiliki didy yg akan selalu siap dan selalu ada untukmu" sambungku.
dia menghempas tanganku,dan memeluk tubuhku erat.
"mau kah didy berjanji satu hal?" tanyanya.
"apa yg ingin kau dengar hmm?"
"berjanjilah untuk tidak akan pernah bosan menuntun dan mengarahkan ku saat aku mulai ke luar jalur dan kehilangan arah dy"
aku kembali memundurkan tubuhnya dengan memegang kedua sisi bahunya.
"didy berjanji tidak akan pernah bosan untuk melakukan itu,dan didy akan selalu berada bersamamu apapun keadaannya"
"gomawo dy" ucapnya dan kini aku kembali melihatnya tersenyum meski itu benar benar sangat tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
sejauh mana (jenlisa) s2
Randomafter marriage jenlisa~ apakah kehidupan rumah tangga mereka menyenangkan? atau bahkan sebaliknya?