jennie pov
aku menyusul alice yg langsung menuju ke kamarnya begitu ia selesai menyantap makan malamnya.
*tookkkk
*tttokkk"siapa?" tanya alice dari dalam kamarnya.
dan tanpa menjawabnya,aku langsung membuka pintu kamarnya dan masuk tanpa menutup kembali pintunya.
"mom? ada apa?" tanyanya.
entahlah,aku ingin sekali memeluknya,memberitaunya untuk tidak lagi membuatku khawatir.
tapi,aku yakin lisa sudah melakukan hal yg sama. dan lihat?
"pergi kemana kau tadi?" tanyaku.
"a-aku.." jawabnya terbata dan berjeda.
"mommy baru tau bahwa kau memiliki ego yg besar seperti itu" potongku membuatnya menengguk kasar salivanya.
"al,keluar" sahut lisa tibatiba dengan senyumnya. "temui teman temanmu dilapangan,karna sepertinya beberapa dari mereka ingin pulang" sambungnya.
"t-tapi.." ucap alice.
"aku ingin berbicara dengannya lisa" ucapku dengan nada sedikit tegas.
"aku tau. tapi,dia harus menghampiri teman temannya yg sudah ingin pulang,dan dia juga harus berlatih" jawabnya tenang. "dan aku,aku juga ingin berbicara denganmu jennie" sambungnya dengan nada yg sama denganku.
lisa melirik kearah alice,tersenyum dan mengangguk kearahnya.
"aku permisi" ucap alice yg kemudian berjalan dengan setengah berlari.
..
"kenapa kau memarahinya hmm?" tanya lisa begitu ia menyadari suara langkah kaki alice yg sudah tidak terdengar.
"aku tidak memarahinya,aku hanya ingin berbicara dan bertanya padanya" jawabku.
tidak melanjutkan pembicaraan,lisa membalik tubuhnya dan ingin melangkah keluar dari kamar ini.
"apa salah jika aku mengkhawatirkan anakku?" ucapku membuat lisa memberhentikan langkahnya dan kembali menoleh kearahku.
"kau berlebihan" jawabnya.
"aku mommynya,dia anakku. sesuatu terjadi padanya dan dia tidak menceritakannya padaku?" ujarku. "ini kenapa aku tidak menyukai keputusanmu yg menyuruh anak anak memasuki sekolah umum seperti sekarang" sambungku.
"apa maksudmu?" tanyanya.
"mereka tidak siap,tidakkah kau lihat mereka jadi merasa terbebani?" jawabku. "semua baikbaik saja sejak awal,kau mementingkan egomu dengan memaksa mereka untuk menghadapi hal hal yg seharusnya tidak perlu mereka hadapi" sambungku membuat lisa menampilkan smirknya.
"listen kim jennie" ucapnya membuatku menelan kasar salivaku. "ini adalah pertama kalinya bagi mereka,jadi wajar jika mereka sedikit terbebani dengan apa yg sedang mereka hadapi" sambungnya.
"dan mereka tidak siap dengan itu lisa"
"bisakah kau diam dan mendengarkan ku terlebih dahulu? aku tidak memotong kalimatmu sejak tadi,kini saatnya kau diam dan dengarkan aku berbicara sampai selesai"
aku sedikit gugup dan takut,tapi aku berhasil menyembunyikan rasa itu dengan tetap mengangkat daguku dan menatapnya.
"siap atau tidak,mereka harus menghadapinya. dan terserah denganmu,yg jelas aku tidak diam dan aku akan membantu mereka menghadapi serta melewati perjalanan mereka" ujar lisa. "masalah ego,itu bukan egoku. aku justru memikirkan mereka dan masa depan mereka" sambungnya membuatku menatapnya kini dengan mengangkat sebelah alisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
sejauh mana (jenlisa) s2
Randomafter marriage jenlisa~ apakah kehidupan rumah tangga mereka menyenangkan? atau bahkan sebaliknya?