khawatir

12 1 0
                                    

Selamat membaca

Semoga suka

_love me too_

Berulang kali giur berjalan mondar mandir karena gelisah, sudah sejak setengah jam yang lalu pria tampan itu berdiri di depan kelas dengan raut wajah yang terbilang khawaatir, tidak, ia memang sangat khawatir, lebih tepatnya mengkhawatirkan gadis nya.

Perasaan inilah yang membuat giur rela berdiri kebingungan di depan kelas thea, ia sudah mencoba menelfon nomor gadis itu berulang kali, hasilnya nihil, tidak ada jawaban sama sekali. Kenyataan bahwa sampai pukul tujuh, thea tidak kunjung datang membuat giur semakin tidak enak hati.

Semalam,semenjak kejadian di rumah tania ia menjadi tidak tenang, bahkan semenjak ia masuk kedalam kamar bersama tania meninggalkan thea bersama dengan keluarganya, dia tidak lagi bertemu dengan thea. Biasanya, setelah mengalami hari sulit, gadis itu pasti akan menellfonya, membuat nya sedikit muak karena selalu menganggunya hanya untuk mendengarkan kisah sedihnya.

"kenapa lo"tanya dinda mengernyit heran, menatap giur dengan malas.

Giur menoleh "lo tau keadaan thea?" tanya giur to the point

"cinta lo sama thea?" sarkas dinda

"thea cewek gue, ya pasti gue sayang dan cinta sama dia anjing"umpat giur

Dinda tertawa, tawa yang bermaksud mengejek "lawakan lo lucu hahaha"

Giur geram, dia bahkan sudah mengepalkan tanganya kuat, bagaimana dia tidak tersinggung, gadis ini baru saja mempertanyakan perasaanya kepada thea, theanya, pacarnya,

"kalau lo emang cinta, lo gak akan pernah nyakitin thea" lanjut dinda,

Kalimat sederhana namun mampu membuat giur membeku, bagaikan anak panah, ucapan dinda satu detik yang lalu berhasil melukai giur.

Giur memalingkan wajahnya, berusaha untuk menyangkal kenyataan pahit di hadapannya "lo sendiri ngakunya sahabat, tapi malah bersikap seolah dia musuh lo sendiri"balas giur

"gue gak pernah mengumumkan diri gue sebagai sahabat thea"jawab dinda santai

Keduanya saling menatap tajam, melayangkan ketidak sukaanya satu sama lain, bagaimanapun keduanya adalah salah satu sumber penderitaan thea, mereka mengakui nya di dalam hati masing masing, hanya tidak ada niat untuk merubahnya.

Bunyi bel berbunyi, membuat keduanya tersentak, segera giur kembali melangkah menuju kelasnya, meninggalkan dinda di sana begitu saja.

"thea adalah milik gue, bagaimana cara gue mempertahankanya itu hak gue, gue bener, apa yang gue lakuin gak salah."gumam giur dalam hati

Entah perasaan apa yang ia hadapi saat ini, rasanya begitu sesak, ia benci ketika dirinya harus mengkhawatirkan keadaan seseorang, bagaimana keadaanya di sana, apakah gadis itu sudah makan, atau justru tengah menangis.

Kepada siapa giur harus mencari tau, kepada siapa giur harus percaya, ia ingin memeluk thea nya, seperti yang biasanya dia lakukan. Harus nya thea mendatanginya, bukankah gadis itu butuh sandaran dari nya? Tapi kenapa kali ini dia tidak datang.

Tania menghampiri giur di depan kelas, pria itu sendiri masih belum sadar dari lamunanya, memikirkan thea benar benar membuatnya gila. Hingga giur tersentak, saat tangan dingin milik seseorang mengenggam jari jari tanganya.

"giur dari mana, tania nyaraiin dari tadi"tanya nya lembut

"nyari thea"

"giur tau kan, tania gak suka giur perhatian sama thea, tapi kenapa giur tetap perhatian sama dia"ucap tania sedikit berteriak.

Giur menatap tania lekat, "thea pacar gue tan"ucapnya geram.

"Tapi tania prioritas giur kan, ah, tania jadi benci sama thea kalau giur kayak gini"rujuk tania

Giur menghela nafasnya, "iya lo prioritas gue, lebih dari apapun, lo yang terpenting"jawab giur selanjutnya mengelus lembut surai rambut tania
.
.
.
.
Terimakasi telah membaca

_love me too_

ATHEASTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang