Thea berjalan lesu di tengah keramaian kota jakarta, penampilan nya begitu buruk dengan rambut yang acak acakan serta noda darah di baju yang tidak kunjung hilang meski sudah di bersihkan dengan air, ditambah dengan memar di sekitar dahi dan juga pipi nya
Kaki kecil nya terus melangkah tanpa menghiraukan tatapan semua orang yang menatap nya prihatin, mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuhnya, gadis itu pergi menuju rumahnya, ah tidak, itu bukan rumah untuk nya, itu hanyalah rumah untuk tania.
Satu jam lamanya ia berjalan, selangkah lagi didepanya, terdapat rumah istana yang begitu mewahnya, lengkap dengan para pegawainya, setelah menyapa satpam yang membukakannya gerbang, kaki nya kembali melangkah memasuki kediamannya,
"assalamualaikum thea pulang"seru thea
Plak
Suara tamparan yang begitu keras menggema keseluruh ruangan menyambut kedatangan thea, gadis itu menoleh kesamping, ia kembali merasakan panas nya sebuah tamparan, yang beda hanyalah kali ini orang yang menamparnya adalah ayahnya sendiri, ayah kandung nya,
"APA YANG KAMU LAKUKAN TERHADAP ANAK SAYA HUH" teriak nya nyalang
Thea mendongak, menatap sendu pria paruh baya di depan nya,
"Thea gak--"
"hanya karena dia bully kamu, kamu ngadu ke giur iya, dasar pengadu"ucap thesa erland raheja, (thesa/esa)
Laki laki berperawakan blesteran dengan kulit putih mulusnya, jika dilihat sekilas wajah pria itu memang sedikit mirip dengan nya, dia adalah kakak nya, saudara kembar dari thea berlyn raheja. Ia tidak yakin untuk status itu, selayaknya bagaimana biasanya saudara kembar akan melindungi kembaranya, thesa justru lebih memilih melindungi tania dan mengasingkan thea
Ucapan thesa untuknya beberapa detik lalu kembali menyadarkan thea, betapa tidak berharganya dirinya dimata pria itu, berulang kali thea berpikir, adakah sedikit rasa sayang untuknya di hati thesa?, bukankah mereka kembar?
"JAWAB THEA"bentak raheja ayah dari ketiga anak tersebut
Thea kembali mendongak, mengeleng lemah "tania mukul thea,giur datang cuma bantuin thea"jawab nya bergetar
Plak
Dapat thea rasakan rasa darah di dalam mulutnya, sungguh, lukanya belum sembuh, tapi kenapa ia harus mendapatkan luka lagi,
"LALU KENAPA GIUR BENTAK PUTRI SAYA,"bentak raheja,amarahnya semakin membara, terlihat dari bagaimana cara pria itu menampar thea untuk kedua kali,
Srek, thesa menjambak rambut saudarinya dengan kasar, membuat gadis itu mendongak keatas secara pasrah, "kamu pasti yang mengadu kan"geram thesa
Bruk, dengan mudahnya pria itu melempar tubuh kecil saudarinya ke lantai dengan kasar, kemudian menyeretnya menuju kamar thea, layaknya memperlakukan seekor binatang, mereka memperlakukan thea, menyeretnya secara paksa hingga sampai kedalam kamar gadis itu,
"a abang, ka kapan kalian sayang thea"lirih gadis itu, pertanyaan yang bahkan sudah ribuan kali ia ucapkan,
Thesa menatap thea dengan seksama, kembali menghampiri adiknya di bawah lantai, "gak akan thea"ucap nya tegas
Tangisan pilu mulai terdengar dari ruangan thea, gadis itu meringkuk merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya, air matanya kian merembes keluar tanpa henti menunjukan betapa sakitnya gadis itu, dengan tangan gemetar thea mengambil ponselnya, memencet nomer seseorang, berharap kali ini pria itu mau mengangkat telfon darinya.
"halo"suara serak di seberang sana membuat thea mati matian menahan suara tangisnya.
"apa thea, gak penting gue matiin"ucap nya lagi
"g giur"lirih nya serak
"gue udah tau, lo mau bilang habis dipukul kan?"tanya giur malas
Thea mengangguk lemah, "i iya"
"itu salah lo sendiri, udah ya, gue capek, jangan ganggu gue" ucap giur tegas, mematikan sambungan telfon nya sepihak.
Begitulah malam ini kembali thea lalui, bersama rasa sakit, baik itu di fisik maupun batin nya, kapan semua orang akan sadar, thea juga butuh di sayangi, Gadis itu juga ingin bahagia, bersama dengan orang orang yang ia sayang, kapan, kapan mereka berhenti memperlakukan thea seperti ini, tidakah satu saja dari mereka mengerti bagaimana sakitnya menjadi thea.
.........................
Pagi yang cerah di kediaman raheja, setelah semalam, pagi ini thea kembali seperti semula, tersenyum ceria seolah tidak pernah mengalami hal buruk sedikitpun, setelah memoleskan salep di bagian tubuh nya yang memar, thea turun menuju dapur untuk mengambil sarapanya,
Di ujung tangga, dapat ia lihat keluarganya duduk bersampingan melakukan sarapan bersama, sesekali melemparkan candaan untuk memecahkan keheningan, saudara kembarnya yang terlihat mengelus lembut surai rambut tania penuh kasih sayang, dan tania yang bisa tertawa lepas tanpa beban,
"ma pa"seru thea menghampiri meja makan.
Raheja menoleh, mengernyit kan dahinya "ganggu"umpat raheja.
Thea tersenyum tipis,"boleh thea makan disini" tanya nya lembut
"Pergi"jawab hilda(ibu dari ketiga anak raheja)
"tapi thea juga pengen makan sama kalian,"ucap nya
"DASAR ANAK GAK TAU DIRI, PERGI KAU"bentak raheja.
"sekali aja, boleh ya pa"
Brruk, thesa menggebrak meja dengan keras, menatap nyalang adik nya di depan sana "LO TULI HUH, SANA PERGI" teriak nya kesal.
"i iya" . . . Semoga suka
Baybay loveyou
_love me too_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.