Satya menunduk menatap beberapa lembaran kertas di atas meja, ayahnya sekarang sedang tersenyum manis menatapnya di kursi kebangaanya itu.
"Kenapa terkejut?"tanya nya melihat raut terkejut dari wajah anak semata wayangnya itu
Satya menghela nafasnya berat "bagaimana dengan thea?"tanya nya khawatir
"Gadis mu akan selalu aman dibawah perlindungan saya satya, kamu fokus saja terhadap kewajiban kamu terhadap saya, ingat janji mu kan hm?"ucap antony xie serius
Satya mengangguk, ujian akan segera tiba, sudah sepantasnya antony maupun satya memikirkan hal ini, tempat terbaik untuk satya pergi menempuh pendidikanya dan kembali lagi sebagai penerus sah keluarga xie.
Dia sudah dibebaskan selama berada di indonesia, masa remaja dan masa sekolahnya antony tidak pernah menuntut apapun, satya dibebaskan, tapi, setelah lulus, barulah satya harus meninggalkan kebebasanya untuk kewajibanya. Seorang penerus keluarga yang sempurna
"Gue akan pergi, tapi jaga thea dengan benar, ayah harus janji"ucapnya tegas menatap ayahnya itu tajam
Antony terkekeh, lalu mengangguk sebagai balasan "ujian akan dimulai sebentar lagi, hasilkan nilai bagus, dan pergilah, lalu kembalilah sebagai penerusku"ucapnya mengakhiri pertemuan nya dengan anak nya itu
Satya mengangguk puas, menandatangi kertas di meja itu lalu segera keluar dari ruang kerja ayahnya untuk menemui thea.
Thea sendiri masih berdiam diri memikirkan ucapan dinda tadi padanya, melihat hal itu membuat satya menggeram marah, padahal satya sudah memperingatkan kedua orang itu untuk tidak membuat thea bersedih
"Sayang, ada apa hm?"tanya nya menghampiri thea
Thea menoleh lalu memeluk satya erat "dinda gak salah hiks, dinda gak salah, dinda baik, thea yang salah hiks"isaknya mengadu
"Aku tahu, sekarang lupain masalalu ya, kita hidup untuk masa depan sayang, gak baik kalau terus mikirin masalalu"ucap satya menepuk nepuk pelan punggung thea agar tenang
Entah pelet apa yang diberikan thea kepada satya, hingga membuat satya begitu menganggap istimewa gadis itu, melindunginya, lalu membawanya ditengah keluarganya, jika ditanya alasan mengapa satya mencintai thea, maka satya tidak tahu
Baginya ini terlalu mendadak, perasaan nya sangat sulit untuk dijabarkan, melihat tatapan polos thea, kebaikan hati thea, dan kebodohan thea membuat satya muak tapi juga tergila gila
"Sayang, mau jalan jalan?"tanya nya segera diangguki thea sesuai dengan rencana mereka sebelumnya tadi
Pukul 16.00 WIB satya membawa thea ke sebuah pasar malam yang dibuka mulai sore hari, membiarkan gadis itu terus menariknya kesana kemari mencicipi semua makanan yang dijual.
Bukan hanya mereka berdua, tapi juga ada dinda dan juga arka, sepertinya thea memang sudah memilih untuk mengerti alasan dinda, dia memaafkan semua sikap dinda, toh dinda tidak terlalu menyakitinya selama ini. Bedanya adalah, dinda selalu saja menempel bersama arka, mereka seperti seorang remaja yang sedang dimabuk cinta saja
"Mau apa lagi hm?"tanya satya mengusap lembut pipi gembul itu
Thea menatap satya berpikir, pipinya yang mengembung karena penuh makanan membuat satya semakin gemas, dia mengigit kecil pipi thea menyalurkan kegemasanya "gemesin banget pacar aku ini"ucap satya tidak peduli dengan tatapan protes dari thea
"Satya ganteng"puji thea tersenyum manis sambil merapikan rambut pria itu
"Lo cantik, gak gak cantik banget"jawab satya tidak berbohong
Mata jernih dan indah thea selalu menjadi favorit satya apalagi jika sedang bahagia, tidak tidak, satya selalu mengagumi kecantikan thea. Apalagi sekarang, usahanya membuat thea bersih dari luka telah terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHEASTORY
Romance. . . "apa aku juga tidak berhak bahagia?" . . . "im thea not tania" . . .