_love me too_
Giur menggengam erat tangan tania menuju kelas mereka, sesekali pria itu terlihat menjawab lelucon yang dilontarkan tania untuknya,
Memang tadi pagi giur menjemput gadis itu untuk berangkat sekolah bersama, lagi pula, tania memang sudah merengek sejak semalam untuk hal ini, setelah memastikan tania duduk di bangkunya, giur ikut duduk di samping gadis itu, menatapnya lekat.
"Sampai kapan kamu membenci thea?" tanya giur tiba tiba
Pertanyaan yang mendadak membuat tania dengan cepat menatap balik manik mata giur, menghela nafasnya ringan "thea terlalu sempurna untuk gak dibenci giur"ucap nya tanpa beban.
"Tania, semua milik thea juga milik kamu, gak baik kalau kamu membenci orang secara terus terusan,"ucap giur mengelus surai gadis itu lembut
"aku gak suka giur perhatian sama thea"ucap tania tegas
Giur menghela nafasnya lelah, kemudian mengangguk, melangkah keluar kelas untuk mencari udara segar, berada di samping tania membuatnya sesak.
Hingga jam sudah menunjukan hampir pukul tujuh, lima menit lagi bel masuk akan berbunyi, giur mengernyit, di ujung koridor terlihat thea berlari cepat, penampilannya begitu berantakan, keringat membasahi wajah gadis itu.
"kenapa baru datang"tanya giur mencekal lengan thea yang hendak melewatinya.
Thea diam, berusaha untuk tetap terlihat baik baik saja, menampilkan senyuman yang semanis mungkin di depan pria itu,
"jawab thea, kenapa telat"geram giur
Thea menggeleng, menatap giur dengan lekat "seseorang meminta thea menunggu, dan thea menunggu itu, meski kenyataanya thea hanya berharap sesuatu yang mustahil terjadi"ucap thea sarkas
Giur menegang, "maaf, aku--"
"lupa"sela thea cepat
"maaf thea, tania dia-"
Thea mengangguk, mengelus pipi pacarnya lembut kemudian tersenyum manis "thea tau, tania lebih segalanya buat giur kan, thea tau, tapi tolong, jangan sakiti thea dengan mengucapkan janji yang bahkan tidak bisa giur tepati"ucap nya kemudian melenggang pergi.
"maaf thea," gumamnya pelan
Setelah berjuang dengan keras, berlari dari rumah hingga kesekolah, akhirnya thea bisa duduk di kursi nya sebelum bel di bunyikan, nafasnya tersenggal senggal, bagaimana tidak, dia tadi berlari seperti orang kesetanan, mengabaikan tatapan aneh dari orang yang ia temui di jalan.
Brak
Thea berjengit kaget, baru saja dia menetralkan nafasnya setelah berlarian, menatap laura jengkel,hanya satu detik, setelah itu ia kembali menormalkan ekspresinya, menatap sahabatnya dengan lembut,
"la--"
"dari mana aja sih lo, tuh tugas gue kerjain, sebelum guru masuk,gue gak mau tau ya,tugas gue harus selesai"ucap laura menyela
Thea menatap buku di hadapannya dengan nanar, matematika, oh ayolah, pelajaran ini sangat memusingkan, apalagi waktu yang ia punya hanya sedikit,
"thea juga belum ngerjain tugas itu"jawab thea
Laura mengernyit "dan lo berharap gue peduli huh?"ucap nya pedas, duduk di samping thea sembari kembali menyodorkan bukunya mendekat kearah thea.
Thea menghela nafasnya sabar, ia mengangguk pasrah,meraih buku itu mulai menjawab soal soal rumit di dalamnya,
Bel sudah berbunyi sekitar dua menit yang lalu, memang bu wahidah selaku guru matematika di jam pertama belum datang, lagipula thea masih sibuk menghitung sejumlah angka yang tertera di atas kertas, jangan lupakan segudang rumus yang harus ia pakai untuk mempertemukan X dan Y yang terpisah
"akhirnya selesai"girang thea menatap bahagia buku di hadapannya
Rekor tercepat di dalam hidupnya, dalam lima menit ia mampu mengerjakan sepuluh soal matematika itu, sungguh, thea sangat mensyukuri otak kecilnya,
Laura menatapnya sekilas, merebut bukunya dari tangan thea kasar "lama"ketusnya
"laura, ini cepet banget tau,"balas thea tersenyum manis
Laura memutar bola matanya malas "ck, buruan kerjain tugas lo, dihukum mampus"decak nya
Thea mengangguk, segera dia mengambil buku bersampul coklat itu mencoba secepat mungkin untuk mengerjakan soal, lagipula ini akan mudah, dia sudah mengerjakanya tadi, sudah pasti otak nua masih menyimpan apa jawabanya.
Sial, baru saja satu menit dia menulis, bu wahidah sudah memasuki kelas, membuat thea dengan segera kembali menutup bukunya, pasrah jika memang dia akan dihukum nanti.
"bu ada tugas kan ya kemarin"seru laura nyaring, tersenyum sinis melirik thea
Wanita berumur empat puluhan itu mengangguk, menyuruh siswa nya untuk segera mengumpulkan buku tugas masing masing, sebelum dilanjut dengan materi berikut nya.
Semua orang sudah kembali ke tempatnya, tapi thea bahkan belum beranjak berdiri dari bangku nya,bisa dibilang dia hanya menatap takut guru di hadapanya saat ini, keringat mengucur dengan deras, wajah cantik itu pun juga sudah pucat, bu wahidah mengernyit menatap gadis itu balik
"kenapa thea"tanya nya lembut
Thea meremas kedua roknya gugup"sa saya, saya belum ngerjain tugas bu"ucapnya bergetar
Lain dari dugaanya, dia menatap thea lembut, tersenyum begitu manis "oh ya, tapi ini buku kamu, buku nya masih baru, lain kali disambung aja ya sama buku lama"jawabnya
Thea melotot, pandanganya beralih menatap buku yang di sodorkan guru itu, itu buku milik nya, tertulis jelas di sampul buku coklat itu tertera namanya, "tapi bu"
"banyak omong lo, ganggu aja sih"seru dinda kesal.
Thea menunduk, tidak tahu apa yang ingin dilakukan, siapa?siapa yang membantunya,
"sial,"gumam laura kesal
.......................
Ruangan vvip rumah sakit tugu saat ini kembali ramai berkat para laki laki yang tiba tiba saja datang sebanyak sekitar dua puluh orang, membuat ruangan itu merasa sedikit sesak. Jangan lupakan seseorang yang terbaring di brangkar rumah sakit, menatap kedatangan mereka dengan kesal.
Tempat yang semula bersih tanpa noda, saat ini penuh dengan sampah chiki dan tumpahan makanan.
"maung kapan lo sembuh,kita udah lama gak main nih" keluh edo terhadap pria yang ia panggil dengan sebutan maung atau macan
Pria itu memutar bola matanya malas,enggan untuk menanggapi, kata main yang di maksud edo bukan main seperti biasanya, yang jalan jalan,nongkrong atau melakukan hal seru lainya mengingat mereka masih remaja.
Kata yang dimaksud adalah mencari target untuk mereka siksa kemudian lenyapkan, tentu untuk mendapatkan uang. Membunuh atau menyingkirkan seseorang adalah suatu hal keseruan yang paling seru menurut pandangan edo.
Satya, leader dari mereka menoleh, menatap arka orang kepercayaan nya di samping "tugas lo"tanya nya to the point
Arka mengangguk, sedikit lebih maju "athea berlyn raheja, putri kedua dari keluarga raheja. Memiliki satu kakak laki laki, dan satu adik perempuan. Kekasih dari giur raxa princebale,kelas dua belas siswa dari SMA swadaya,target bullying, lemah, dan menyedihkan" ucapnya menjelaskan, sembari memberikan beberapa foto
edo menyentuh dagunya seolah berpikir keras "gue penasaran, thea itu siapa,cewek lo ya maung" tebak nya
"cinta segilima ini mah"balas fian
"segitiga goblok"sarkas edo tidak terima.
Satya menatap mereka tajam, memastikan mereka sudah diam, satya kembali menatap foto ditanganya, satu detik berikut nya, tanganya mengepal kuat, suasana ceria yang tadinya tercipta berubah suram, ya itu menandakan leader mereka tengah tidak baik baik saja.
"secepatnya, kita pindah"final nya
Arka tersenyum bangga, menepuk pundak satya beberapa kali. Siapa yang akan menyangka ini, moment yang sudah sejak lama arka tunggu,sahabatnya pada akhirnya menemukan pujaan hati nya sendiri.
"menarik" gumam nya
.
.
.
.
._love me too_

KAMU SEDANG MEMBACA
ATHEASTORY
Любовные романы. . . "apa aku juga tidak berhak bahagia?" . . . "im thea not tania" . . .