_selamat membaca_
antony xie melemparkan dokumen di tangan nya ke sembarangan arah, seolah menjelaskan kepada asisten nya bahwa dokumen itu sangatlah tidak penting di kondisi dirinya yang sangat lelah sekarang.
Apa yang bisa sang asisten lakukan selain menatap nanar kertas yang berserakan itu, apalagi pelakunya adalah atasan nya sendiri. Terlihat antony duduk bersandar di kursi kebesaranya sambil menatapnya datar.
"Maaf tuan ta---"
"Dengar, dimana satya?"tanya antony xie mengalihkan pembicaraan
"Masih di rumah sakit tuan"jawab asisten pribadi tuan antony
Antony mengernyit, lalu tersenyum tipis "dia benar benar sepertiku"gumam nya
"Saya dengar tuan muda satya di tolak tuan"
"Hahahhahaha ditolak ya"tawa antony menggema ke dalam ruangan, bedanya bukanya membuat suasana menjadi ceria dan cerah justru tawa antony mengundang ketakutan bagi siapapun yang mendengarnya
Antony tersenyum smirk, "tidak ada yang bisa menolak putraku, dia keturunan ku, akan kuhancurkan keluarganya jika dia masih keras kepala menolak anak ku" ucap nya dengan bangga
---------------------
Siang ini, di rumah sakit yang sama satya sedang membereskan barang barang thea ke dalam tas, tidak banyak hanya beberapa baju ganti yang baru saja dibeli selama thea disini, obat dari dokter, dan juga surat jadwal kontrol kesehatan thea.
Sementara satya yang sibuk, thea justru memperhatikan laki laki itu dengan lekat, kemanapun satya pergi thea terus saja memandang nya.
"Dengar, obat ini harus diminum, ada tulisan nya disini berapa kali lo minum nya, vitamin nya juga jangan sampai lupa"ucap satya menunjukan obat di tangan nya lalu memasukan nya ke dalam tas
"Ini kertas, isinya jadwal kapan lo harus balik ke sini buat cek kesehatan ngerti"ucap satya lagi menunjukan kertas ditangan nya dan memasukanya ke dalam tas
"Kata dokter, kurangi stres dan jangan berpikir hal yang negatif, lakukan kegiatan yang buat lo bahagia. Lo paham kan"jelas satya lagi
"Dan satu lagi,---gue udah nelfon thesa, lo tenang aja, selama lo ada dirumah, raheja atau siapapun gak akan ada yang berani ganggu lo lagi"
Satya menatap thea yang juga menatap nya "gue tau lo mau gue pergi dari hidup lo, gue juga setuju,tapi bukan berarti lo bisa bertindak bodoh seperti kemarin"ucap nya tegas.
Satya berjalan mengambil kursi roda thea, berniat membatu thea untuk duduk di kursi roda itu dan pulang. Tapi gadis itu menggeleng.
"Kenapa"
"Thea mau ikut satya hiks thea gak mau hiks sama giur---satya hiks jangan tinggalin thea"
Setelah lama akhirnya gadis itu kembali bersuara kepadanya, bahkan, satu hal yang mengejutkan bagi satya, thea nya, menangis untuk nya, meminta nya bersama.
"Satya maafin thea hiks, thea salah hiks, maaf----"isak thea lagi
"Thea hiks kemarin kemarin hiks nangis di kamar, thea hiks takut, thea gak mau satya pergi juga"
Seperti orang bodoh, satya justru mematung di tempatnya, memandang thea dengan penuh arti. Membuat gadis itu semakin meneteskan air mata.
"Satya--------hiks maafin thea"isak thea semakin kencang
Greb
Tanpa banyak bicara satya memeluk gadis itu dengan erat, mencium i surai rambut thea dengan penuh sayang, mengusap punggung gadis itu lembut agar dia kembali tenang.
Tanpa sadar saat thea balik memeluk nya, satya juga ikut meneteskan air mata, bukan sedih, dia terlalu senang, anggaplah satya seperti bocah yang baru saja mendapatkan permen. Dia begitu bahagia,
"Satya maafin thea hiks"
Satya tersenyum lalu melepaskan pelukan keduanya, mengapit pipi thea dengan kedua tanganya, keduanya saling memandang dengan tulus
"Thea gak mau sama giur?"tanya satya memastikan
Thea menggeleng dengan cepat, hidung gadis itu yang memerah karena menangis membuat satya gemas
"T---thea mau melepaskan giur?"tanya satya
Thea mengangguk "thea pikir, thea bisa bahagia kalau sama giur, tapi enggak, thea sadar, bukan giur tapi kehadiran satya yang membuat thea bahagia, thea juga sadar, cuma satya, cuma satya yang mau melindungi dan menjaga thea dengan tulus, satya menganggap thea karena thea adalah thea dan bukan tania,"
"Walaupun baru sebentar, tapi thea bisa merasakan kalau satya tulus sama thea, thea yang bodoh hiks maafin thea"
Sekali lagi satya tersenyum mendengarkan ucapan thea, dia mengusap air mata yang jatuh ke pipi thea dengan lembut, lalu mencium kening gadis itu selama beberapa detik.
"Mau putusin giur untuk satya?"tanya satya to the point
Thea mengangguk tanpa berpikir panjang. "Mau, thea mau"
Keduanya kembali berpelukan selama beberapa saat, tidak tau bagaimana perasaan satya sekarang, yang jelas dia sangat bahagia, apapun itu satya bahagia.
"Ayo pulang"ucap satya membantu thea ke kursi roda
"Kita pulang ke rumah gue dulu,"ucap satya sembari mendorong kursi roda gadis itu
Setelah thea ada di genggaman nya, percayalah, mulai hari ini jangan harap gadis itu bisa lepas dengan begitu mudahnya lagi.
Anggap saja, seperti dark knight mulai hari ini thea adalah milik satya yang tidak boleh di ganggu atau diambil sesuka hati
Setidaknya untuk mengambil thea dari sisinya harus ada pertempuran dulu melawan satya.
_terimakasih_
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHEASTORY
Romansa. . . "apa aku juga tidak berhak bahagia?" . . . "im thea not tania" . . .