_selamat membaca_
.
.
.Sekali lagi satya menghela nafasnya dengan berat, bagian mana dari perlakuan satya yang membuat thea harus lebih memilih giur dibanding dirinya, apa kelebihan giur yang tidak dimiliki satya, egonya sedikit tergores saat mendapatkan penolakan thea tadi,
Seumur hidupnya, satya selalu mendapatkan apapun yang dia mau, sebagai leader dark knight sekaligus pewaris tunggal keluarganya tidak ada yang berani membantah ataupun menolak keinginannya. Baru kali ini dia dijadikan sebuah pilihan, bahkan dia tidak dipilih.
Oh ayolah, bagian mana dari perlakuaan satya yang tidak membuat thea nyaman bersama, lihatlah disana, thea justru terlihat menerima perlakuaan laura yang menyeretnya dengan kasar.
Sudah dua hari lamanya satya dan thea saling diam, tidak, lebih tepatnya gadis itu yang mendiaminya bahkan lari saat berpapasan dengan nya.
Seolah menolak keras kehadiranya, dengan matanya sendiri satya menyaksikan bagaimana giur dan juga antek anteknya memperlakukan thea dengan kasar, bahkan kemarin giur berani menampar thea di hadapanya hanya karena tania, tapi saat satya datang ingin membela, thea justru menyuruhnya menjauh
Puk
"Oi, kenapa lo sat"tanya edo penasaran melihat satya yang terus melamun sejak tadi
Satya menoleh, sekali lagi dia menghembuskan nafasnya lelah "apa yang giur miliki yang enggak gue miliki?"tanya nya serius menatap edo.
Sementara itu, edo yang diberikan pertanyaan konyol dari satya justru berdecak kesal "konyol anjing"umpatnya
Satya tersenyum tipis, reaksi edo membuatnya geli, secara logika, seharusnya tidak ada yang salah dengan satya, dari segi manapun satya lebih unggul dari giur.
Satya kaya, ganteng, pintar dan juga dihormati karena memegang posisi tertinggi di dark knight sekaligus putra semata wayang dari antoni xie
Hanya saja, cara thea yang memandang giur dengan tulus, menganggapnya sebagai cahaya, membuat giur seolah lebih unggul dari nya.
"Sat, gak mau lo coba pikirin lagi soal perasaan lo?, Siapa tahu lo cuma tertarik tapi enggak cinta, thea itu..."
Satya mengernyit menunggu edo kembali bersuara "thea apa?"tanya nya tidak sabar
"Thea terlalu buta soal giur, gue rasa masih banyak gadis yang lebih baik buat lo kan, yang lebih bisa mengimbangi status lo"jelas edo hati hati
Satya tersenyum smirk, tidak dia sangka, akhirnya edo mengutarakan ketidaksetujuanya "gue memandang dia seperti dia memandang giur. Lo gak perlu mikir keras soal layak atau gak layak, karena itu urusan gue, tugas lo, adalah membuat thea memandang gue sama seperti gue memandang thea"jelas satya santai namun terkesan menekan
....
Thea mengikuti giur dan juga tania dengan senyuman yang terus merekah, baginya meskipun tidak di gandeng seperti giur yang menggandeng tangan tania erat, thea tetap bahagia, karena bisa berada di dekat pacar nya itu. Apalagi disini juga ada dinda dan juga laura yang ikut berbelanja, ya memang hanya dirinya yang tidak ikut membeli sesuatu
Sudah hampir tiga jam lamanya, thea menemani mereka berkeliling mall, membawakan semua belanjaan tania, saat makan pun thea berada di meja lain, sengaja tidak ingin thea berada di mejanya, agar gadis itu terlihat semakin meyedihkan.
Laura terkekeh sinis "cocok lo jadi babu"komentarnya memandang thea dengan rendah.
Begitupun dengan tania yang semakin berbangga diri karena merendahkan thea, dia akan terus menunjukan kehadapan dunia, bahwa posisinya jauh lebih unggul dibanding putri raheja itu. Dengan sombong tania bersandar di lengan giur manja, dibalas elusan lembut oleh pria itu, "kenapa hm?"tanya nya
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHEASTORY
Roman d'amour. . . "apa aku juga tidak berhak bahagia?" . . . "im thea not tania" . . .