prioritas

17 1 0
                                    

Selamat membaca

Semoga suka

_love me too_

"tuan putri baru pulang, astaga, apa jalanan pulang kesekolah macet kak thea"seru tania sedikit berteriak, menekankan kata terakhir nya,

Raheja bangkit dari kursinya, menghampiri thea yang saat ini menunduk takut padanya "dari mana kamu"

Suara rendah milik raheja mengalun di pendengaran thea, membuat nya semakin menunduk takut

"heh, kalau ditanya itu jawab, gak sopan banget sama papa gue lo" komentar tania lagi, menatap sinis saudarinya itu

Thea sudah berkeringat dingin, menatap perlahan wajah pria di hadapanya ini. "maaf, thea telat pulang"lirih nya

"saya tanya kamu habis dari mana"tekan raheja

Thea kembali menunduk "ke pantai bersama Giur" ucapnya jujur

Plak

Thea tertoleh kesamping, memegang pipinya yang mulai terasa panas akibat tamparan keras yang ia dapatkan dari tania, gadis itu memandang marah kearahnya

"berani nya lo" geram tania mengepalkan kedua tangan nya

"udahlah, gue capek baru pulang setelah seharian mikir ulangan di sekolah" sela thesa saat raheja hendak membuka mulutnya untuk memarahi putrinya

"tapi dia baru aja jalan sama giur bang"bantah tania tidak terima

Thea menatap tania, mengernyit bingung "giur pacar aku tan,"bela nya membela diri.

Thesa menatap saudari kembar nya jengah, mengusap wajah nya frustasi "udahlah, disini lo prioritas nya tania" ucap thesa untuk tania

"abang udah pulang, mau mama siapin makanan sayang"ucap hilda menghampiri putranya dan mengelus surai rambut nya lembut

Thesa menggeleng, "gak mom, nanti aja thesa ambil sendiri"

Thea menatap keduanya iri, kenapa ia tidak pernah merasakan apa yang saudara kembar nya rasakan, menatap lekat punggung thesa yang mulai melangkah menjauh, kemudian menatap hilda ibunya dengan sendu

"apa thea juga gak boleh di sayang seperti thesa ma" ucapnya menatap hilda

"gak, gak usah mimpi, sana kekamar"bantah hilda meninggalkan putrinya bersama dengan tania dan juga suaminya.

..............

Apartemen mewah milik satya semakin berantakan berkat kedatangan semua anak buah nya, baru saja dua hari yang lalu dia keluar dari rumah sakit, hidup tenang tanpa gangguan, kini kukembali dibuat pusing oleh mereka.

"enak ya bos"ucap dirga memakan camilan yang ia ambil dari dalam kulkas laki laki itu

"iyalah enak,  GRATIS" saut fajar

Satya memutar bola matanya malas,melemparkan bantal tepat mengenai wajah keduanya. Keduanya justru tersenyum canggung memperlihatkan gigi gigi mereka.

Edo berlari tergopoh gopoh menghampiri satya, melihat wajah panik bercampur syok dari pria itu, arka yang duduk disamping satya mengernyit "kenapa lo"tanya nya

"kulkas kosong, beli sayuran atau buah kek, lapar nih" keluh nya menunjuk kulkas yang terbuka

"go food aja lah do" saut ilham

Edo menggeleng ribut, "gak, gak sehat, gue mau bikin sendiri lebih terjamin"

"itu di bawah ada penjual sayur do," beritau cakra menunjuk bawah, jelas ia tau, cakra duduk tepat do samping jendela yang mengarah keluar

Edo menoleh cepat, menatap cakra dengan berbinar, segera dia menodongkan tanganya kearah satya "apa" tanya satya

"uang lah sat, buat beli sayur sama bahan makanan"

"gak tau diri, udah ngabisin stok cemilan orang masih minta uang"komentar arka

"sewot aja lo njing"balas edo tidak terima

Satya yang sudah lelah menghadapi semua sahabatnya, langsung menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah untuk edo.

Setelah sedikit berlari menuju penjual sayur keliling, edo dan edward berdiri memilih sayuran dan beberapa keperluan untuk bahan masakan mereka nantinya, melihat kedua remaja di depan nya, ibu penjual sayuran keliling ini lantas tersenyum

"belanja ya nak"ucap ibu itu ramah

Edo menoleh, "gak bu, ini saya cuma lagi liatin sayuran"balas edo sedikit pedas

"jangan dong mas, masa cuma diliatin doang gak belanja sih" jawab ibu itu lagi

"ya kalau gitu ngapain nanya bu,"saut edo geram.

"gila kali si ibu,udah tau kesini mau belanja masih nanya," gerutu edo kesal.

Edward diam, menahan tawa nya susah payah, menurut nya tidak ada yang lebih menghibur dari melihat wajah kesal dari edo.

Puas memilih edo segera mengeluarkan uang dari satya kepada penjual nya, menunggu beberapa saat untuk dia mengambil kembalian

Edo mengernyit,menatap penjual sayur itu tidak sabar "lama banget sih Bu"

Ibu itu mendongan "kembalianya dua ribu mas, ini dua ribu saya cuma satu, kalau saya kasih mas nya nanti saya gak punya dua ribu lagi"ucap ibu itu..

"ya terus kenapa bu?" tanya edward angkat bicara

"kembalian nya kecap aja ya mas,"tawar nya

Edo semakin jengah "gak, saya mau uang"

"tambah garam deh, lumayan kan ada diskon" tawar ibu itu lagi mencoba membujuk

Edo menggeleng "gak, gue tetep mau kembalian itu"

"ay--"

"buruan lah bu, bacot banget jadi ibu ibu"umpat edo semakin tidak sabaran

Pada akhirnya edo tetap menerima kembalian nya, sedangkan ibu penjual sayur itu menyerahkan uang dua ribu satu satunya dengan terpaksa.

"sabar do, orang sabar jodohnya bohay"ucap edward menepuk pundak edo pelan seraya terkekeh geli

"bacot"
.
.
.
.

_love me too_

ATHEASTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang