17

22.1K 1.9K 18
                                    

Di lapangan latihan kesatria...

Terlihat seorang gadis cantik yang memakai pakaian khusus latihan,para kesatria terkejut melihat gadis itu karena baru kali ini putri Everette datang ke sini. Tidak lupa juga Garbella mengikuti Everette dari belakang sambil membawa bakul berisi kue kering untuk cemilan Everette.

"Salam tuan putri, semoga Dewi Athena melindungi anda." Ucap para kesatria berlutut melihat kedatangan Everette.

"Berdirilah dan lanjutkan latihan kalian." Ucap Everette.

Para kesatria pun berdiri dan mereka melanjutkan latihannya,Axel dan Axiel berhenti berbicara dan menata ke arah Everette yang menghampiri mereka berdua.

"Di mana pedang kak Everette?" Tanya Axiel karena dia tidak melihat Everette membawa sebuah pedang.

"Serang aku." Ucap Everette.

"Maksud kakak?" Tanya Axiel tidak paham maksud perkataan Everette.

"Pokoknya Serang aku, karena aku ingin melihat kemampuan mu sudah sampai mana." Ucap Everette.

"Tapi kakak tidak membawa pedang." Ucap Axiel.

"Jangan khawatir." Ucap Everette.

"Baiklah aku akan menyerang kakak." Ucap Axiel.

Axiel langsung menyerang Everette namun gadis itu menghindar dengan mudah,Axel sangat terkejut melihat kakak perempuannya menghindar dengan sangat mudah bahkan para kesatria di sana juga terkejut. Karena jurus pedang di pakai Axel untuk menyerang Everette tidak mudah di hindari.

"Ilmu pedang mu cukup lumayan juga, Axiel. Namun sayangnya jurus pedang mu belum seberapa." Ucap Everette.

"Apakah aku boleh meminjam pedang mu sebentar, Axel." Lanjutnya menatap kearah Axel.

"Ini." Ucap Axel memberikan pedangnya kepada Everette.

Everette mengambil pedang Axel,gadis itu langsung mengeluarkan semua jurus pedangnya di hadapan Axel dan Axiel. Para kesatria di sana takjub melihat sang putri pandai memainkan pedangnya.

'baru kali ini aku melihat jurus pedang seperti itu.' batin Axel dan Axiel.

25 menit kemudian...

Everette pun selesai menampilkan jurus pedangnya di hadapan Axel dan Axiel, Garbella langsung memberikan sapu tangan kepada sang putri.

"Terima kasih, Garbella." Ucap Everette sambil mengelap keringat nya.

"Sama-sama,tuan putri." Ucap Garbella.

"Woah jurus pedang kakak sangat hebat sekali." Ucap Axiel.

"Siapa yang mengajari kakak?" Tanya Axel.

"Aku belajar sendiri." Ucap Everette.

"Woah kakak hebat sekali,kalau begitu kakak ajarkan aku sekarang." Ucap Axiel.

"Aku juga mau,kak Everette." Ucap Axel.

"Tidak bisa, karena kalau kau belajar bersama ku. Nanti kita tidak bisa bertarung." Ucap Axiel.

"Soal itu,kakak hanya bercanda saja. Kakak tidak mau kedua adik kakak bertarung satu sama lain,tapi sebenarnya kakak suka melihat kalian berdua bertarung sih." Ucap Everette.

"Dan kakak tidak suka dengan kedamaian." Lanjutnya.

"Kakak,aku minta maaf karena sudah membenci kakak selama ini. Sebenarnya aku iri melihat Axiel begitu dekat dengan kakak." Ucap Axel.

"Baiklah kakak akan memaafkan mu,jadi sudah saatnya kalian berdua berlatih seperti jurus yang aku ajarkan tadi. Apakah kalian berdua masih ingat?" Ucap Everette.

"Masih,kak Everette." Ucap Axel dan Axiel.

"Kalau begitu kalian berdua berlatihlah,aku akan melihat latihan dengan jurus pedang ku tadi." Ucap Everette.

"Baik,kak Everette." Ucap Axel dan Axiel.

Everette dan Garbella menuju ke sebuah pohon yang tidak jauh dari Axel dan Axiel,kedua gadis itu berteduh di bawah pohon dan duduk di rerumputan.

"Tuan putri,tadi anda sangat hebat sekali." Ucap Garbella.

"Jangan memuji ku seperti itu, Garbella. Itu belum seberapa kok, apalagi aku masih kalah jauh dari om Duke." Ucap Everette.

"Tuan putri,semua orang tidak lah sama. Anda itu sangat hebat bahkan jarang sekali gadis bangsawan bisa memainkan pedang seperti anda." Ucap Garbella.

"Dan mereka hanya tahu cara berdandan dan menarik perhatian para pria." Ucap Everette.

"Iya,tuan putri." Ucap Garbella.

"Ooo iya Garbella,aku ingin membuat sapu tangan untuk om Duke dan aku memberikannya pada saat pesta perburuan di gelar." Ucap Everette.

"Tapi biasanya setiap pesta perburuan,anda pasti membuat sapu tangan untuk Yang Mulia Kaisar dan pangeran mahkota?tapi kenapa tuan putri ingin membuat sapu tangan untuk Duke Leovarnost?" Ucap Garbella.

"Dengarkan aku, Garbella. Kalau aku itu menyukai om Duke dan kau pasti sudah tahu." Ucap Everette.

"Saya tahu,tuan putri." Ucap Garbella.

"Tapi sayangnya aku tidak membuat sapu tangan dengan baik seperti biasanya, karena aku sudah lupa cara membuatnya seperti mana." Ucap Everette sambil menghela nafasnya.

"Mungkin ini efek dari racun yang anda minum,tuan putri. Makanya anda lupa." Ucap Garbella.

"Mulutmu itu, Garbella. Ini bukan efek samping dari racun yang ku minum,aku ini benar-benar lupa." Ucap Everette sambil memutar bola mata malasnya.

"Maafkan saya,tuan putri." Ucap Garbella.

"Iya." Ucap Everette.

"Bagaimana saya ajarkan tuan putri cara membuat sapu tangan?" Ucap Garbella.

"Baiklah,aku mau. Malam nanti ajarkan ku cara membuat sapu tangan." Ucap Everette.

"Baik,tuan putri." Ucap Garbella.

Everette langsung terbayang saat dia memberikan sapu tangan kepada Harold di hadapan semua orang.

"Om Duke,ini sapu tangan untuk mu." Ucap Everette menyodorkan sapu tangan merah kepada Harold sambil menundukkan kepalanya.

"Kalau begitu ikatkan sapu tangan anda di lengan kanan saya, putri Everette." Ucap Harold.

Everette dengan gugup mengikat sapu tangan merah di lengan kanan Harold, bahkan jantungnya terus berdegup kencang.

"Terima kasih, putri Everette." Ucap Harold sambil tersenyum tipis melihat Everette.

"Sama-sama,om Duke." Ucap Everette.

Garbella bingung melihat Everette yang sedari tadi senyam-senyum sendiri bahkan gadis itu memegang dadanya, karena takut sang putri kenapa-kenapa. Dia pun menepuk pundak Everette.

Puk

Everette pun kembali sadar dan menatap kearah Garbella dengan tatapan datar karena sudah mengganggu khayalan nya.

"Kenapa kau menepuk ku, Garbella?" Tanya Everette.

"Saya khawatir dengan anda,tuan putri." Ucap Garbella.

"Gara-gara mu khayalanku jadi sirna." Ucap Everette.

"Saya minta maaf,tuan putri." Ucap Garbella.

"Hm." Gumam Everette.

Everette mengambil kue kering ke dalam bakul dan memakannya untuk menghilangkan rasa kesalnya kepada Garbella karena sudah mengganggu khayalan nya bersama om Duke atau Harold. Sedangkan Garbella hanya menggeleng kepalanya melihat sang putri makan kue kering seperti anak kecil.

'sepertinya saya harus banyak bersabar dengan sifat tuan putri yang sekarang.' batin Garbella.

TBC...

MENGEJAR CINTA OM DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang