43

15.5K 1.4K 19
                                    

Keesokan harinya...

Terlihat Garbella sibuk menyusun barang-barang milik Everette, sedangkan Everette sedang berbincang-bincang dengan Harold dan Ariane.

"Everette, kapan-kapan berkunjunglah ke sini. Dan sesekali menginaplah di sini." Ucap Ariane.

"Iya, Ariane." Ucap Everette.

"Berhati-hati lah saat dalam perjalanan pulang ke istana." Ucap Harold.

"Iya,om Duke. Aku juga bisa menjaga diri ku dengan baik kok." Ucap Everette.

Garbella menghampiri sang putri karena barang-barangnya sudah di simpan dengan baik.

"Tuan putri,semua barang anda sudah di simpan. Dan saatnya kita berangkat." Ucap Garbella.

"Kalau begitu aku pamit pulang." Ucap Everette sambil tersenyum lembut.

"Hati-hati di jalan." Ucap Ariane.

"Iya." Ucap Everette.

"Tundukkan kepala kalian kecuali Everette." Ucap Harold.

Semua orang di sana menundukkan kepalanya tanpa kecuali Ariane, sedangkan Everette penasaran apa yang ingin di lakukan oleh Harold.

Harold menunduk kepalanya untuk menyamakan tinggi Everette, sedangkan Everette mundur beberapa langkah dari Harold.

"Kenapa mundur?" Tanya Harold.

"Apa yang ingin om Duke lakukan?" Ucap  Everette gugup.

"Aku ingin mencium mu." Ucap Harold mendekati Everette.

Cup

Harold mencium dahi Everette sedangkan Everette terkejut melihat pria itu mencium dahi nya. Ariane mengintip sedikit melihat ayahnya mencium dahi Everette sahabatnya.

"Om Duke." Ucap Everette.

"Aku mencintaimu, berhati-hati lah saat dalam perjalanan. Aku tidak bisa mengantar mu karena ada pekerjaan penting yang harus aku kerjakan." Ucap Harold sambil memasang wajah bersalahnya.

"Om Duke tidak perlu memasang wajah bersalah seperti itu, karena aku mengerti pekerjaan seorang Duke itu sangatlah penting." Ucap Everette sambil tersenyum lembut melihat Harold.

"Aku harus segera berangkat." Ucap Everette.

Everette mengelus rahang tegas Harold dan setelah itu dia menaiki kereta kuda, lalu di susul Garbella dari belakang.

Kereta tersebut pun berangkat dan meninggalkan kediaman Duke Leovarnost, sedangkan Harold menuju ke ruang kerjanya dan Ariane hanya menatap kearah kereta kuda Everette yang semakin menjauh.

"Entah kenapa tiba-tiba aku memikirkan akan terjadi hal sesuatu ke depannya?" Gumam Ariane.

"Semoga saja tidak terjadi sesuatu pada Everette." Lanjutnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

Tidak lama kemudian kereta kuda yang membawa Everette dan Garbella tiba di Istana Utama, Barbara menyambut kedatangan anak perempuannya.

Everette turun dari kereta kudanya,lalu di susul Garbella dari belakang. Barbara langsung menghampiri anak perempuannya.

"Ibu sangat merindukan mu, Everette. Ooo iya apakah Duke Harold dan Ariane sehat?" Ucap Barbara.

"Mereka sehat,ibu Barbara. Ooo iya kemarin lusa aku menyuruh om Duke mendatangkan pelukis terkenal ke kediaman Duke Leovarnost,lalu kami di lukis." Ucap Everette.

"Benarkah?" Ucap Barbara.

"Iya,ibu Barbara. Aku juga membawa lukisan yang sudah di lukis sir Robert." Ucap Everette.

"Tapi aku hanya membawa lukisan Ariane saja, sedangkan lukisan kami bertiga ada di kediaman Duke Leovarnost." Lanjutnya.

"Kalau begitu ibu akan mengajak ayah mu untuk berkunjung ke kediaman Duke Leovarnost untuk melihat lukisan kalian bertiga." Ucap Barbara.

"Silahkan saja,tapi aku tidak yakin om Duke memajang di ruang keluarga. Kemungkinan dia memajang nya di ruang kerjanya." Ucap Everette.

"Darimana kamu tahu, Everette?" Tanya Barbara.

"Aku hanya menebak-nebak saja,ibu Barbara." Ucap Everette.

"Kau ini ya, sebaiknya kamu kembali ke istana Pearl. Beristirahatlah, karena ibu yakin kamu pasti kelelahan saat dalam perjalanan menuju ke istana." Ucap Barbara.

"Baik,ibu Barbara." Ucap Everette.

Garbella dan para pelayan istana Pearl sudah ada di Istana Pearl, karena mereka membawa semua barang milik Everette.

Everette menuju ke istana Pearl,tapi saat di persimpangan jalan menuju ke istana Pearl dan ke taman Lavender. Dia berjumpa dengan Casper yang sepertinya baru selesai berlatih pedang.

"Kak Everette." Ucap Casper.

"Iya, Casper. Ada apa?" Ucap Everette.

"Kakak baru datang?" Tanya Casper.

"Iya, seperti yang kau lihat." Ucap Everette sambil bersedekap dada menatap Casper.

"Ooo iya apakah kau baru selesai latihan?" Lanjutnya.

"Iya,kak Everette." Ucap Casper.

"Ooo iya Casper,ada yang ingin ku pinta dari mu." Ucap Everette.

"Apa yang ingin kakak pinta dari ku?" Tanya Casper.

"Lukisan mu." Ucap Everette.

"Memangnya kenapa kakak ingin meminta lukisan ku? Apakah kakak berniat ingin mengguna-guna diri ku agar menjadi boneka kakak?" Ucap Casper.

"Iya,aku ingin mengguna-guna diri mu untuk menjadi boneka ku dan aku yang akan menjadi penguasa di kekaisaran ini. Ck,kau ini mudah sekali berpikir tidak-tidak kepada kakak mu ini. Aku memerlukan lukisan mu agar aku mudah mendapatkan calon istri untuk mu." Ucap Everette sambil memutar bola mata malasnya.

"Baiklah, nanti aku akan memberikan lukisan ku kepada kakak." Ucap Casper.

"Baiklah,aku akan menunggu nya." Ucap Everette.

"Ooo iya kakak tolong cari calon istri ku yang memiliki sifat baik,ramah,dan bijaksana. Dia juga harus tegas." Ucap Casper.

"Baiklah,tapi kau jangan terlalu berharap kalau aku mendapatkan calon istri seperti kriteria mu." Ucap Everette.

"Tidak apa-apa,kalau dia tidak sesuai dengan kriteria ku. Aku hanya berharap dia memiliki sifat yang ramah dan bijaksana saja." Ucap Casper.

"Hm,kalau begitu aku permisi. Karena aku harus beristirahat." Ucap Everette.

"Hm." Gumam Casper.

Everette meninggalkan Casper begitu saja, sedangkan Casper menuju ke kamarnya.

TBC ...

MENGEJAR CINTA OM DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang